#12. Peralatan Lenong

266 54 6
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
.

"Wen, kamu mau kemana kok make up an segala?"

Chandra yang baru masuk ke kamar sang pacar langsung terkejut terheran-heran dengan pacarnya yang sibuk make up tapi bajunya masih piyamaan. Padahal dia gak ngasih tahu kalo mau dateng. Terus kenapa si Wendy dandan? Mau ketemu siapa?

Gak bohong, Chandra curiga sekarang.

Objek yang ditanya akhirnya menoleh ke arah pintu kamar dimana sang pacar masih berdiri dengan kresek JCO di tangannya. Sambil tersenyum dia bertanya, "Kamu kok gabilang-bilang mau kesini? Itu pasti chocomint buat aku kan?" kemudian terkekeh.

Wendy tak menyadari wajah Chandra yang penuh curiga dan dalam mode was-was, dia malah fokus ke tentengan yang di bawa si mas tampan.

Chandra kemudian duduk di sisi ranjang, tak jauh dari pacarnya yang melanjutkan kegiatannya di depan kaca rias. Tangannya masih memegang kresek JCO.

Dia masih bertanya-tanya ada apa gerangan pacarnya dandan malam minggu begini, padahal mereka tidak ada janji temu.

"Aku mau kasih kejutan buat kamu. Tapi malah aku yang kaget liat kamu siap-siap gitu" Ucapnya datar, tapi terkesan seperti sedang merajuk.

Wendy tak menjawab pertanyaan itu dan malah berdiri dari duduknya, mendekat ke samping Chandra sambil tertawa pelan. Dia menatap wajah Chandra yang masih bingung dan heran karena ulahnya. Tangannya bergerak dan mencoba mengambil alih kantung plastik bening berisikan dua cup sedang minuman favorit mereka.

Tapi baru saja akan menyentuhnya, Chandra malah menjauhkannya.

"Bukannya itu buat aku?" tanyanya sambil merengut sebal.

"Gak sebelum kamu kasih tahu kamu mau ketemu siapa"

Wendy sih sudah tidak heran kalau pacarnya cerewet dan curigaan seperti ini. Tapi berhubung dia memang gak kepengen ketemu siapa-siapa ya dia jawab jujur deh.

"Aku gak kemana-mana, dari tadi di apart aja"

"Trus ngapain sih dandan-dandan kaya gitu?"

Wendy merengut lagi. Nada Chandra barusan terkesan menuntut dan......posesif(?)

"Aku lagi nyobain peralatan lenong yang baru dianter kurir. Kamu gak liat tuh sampahan paket aku di samping pintu kamar?"

Chandra langsung menegakkan tubuhnya dan melongok ke tempat sampah kecil yang dekat dengan pintu kamar. Dan benar saja, banyak kardus-kardus bekas paket disana.

Mas pacar tidak jadi nyaris cemburu.

"Yaudah ini buat kamu, diabisin ya sayang" kata Chandra setelah memberikan minuman kesukaan Wendy dan menyesap minumannya. Walaupun sebenarnya jawaban Wendy belum sepenuhnya menyenangkannya.

Dia berdiri sambil melihat ke meja rias Wendy dan menemukan banyak kotak-kotak berbagai kosmetik yang tentunya Chandra tak paham itu apa. Kini Chandra duduk di atas kursi di depan meja rias sambil menatap Wendy yang asik menikmati chocomintnya. Dia menggelengkan kepalanya tanda tak habis pikir akan betapa addicted wanitanya terhadap make up.

"Wendy, coba sini dulu sayang" suara baritonnya terdengar lagi sambil menunjuk sebelah pahanya.

Menurut, gadis itu mendekat dan duduk di pangkuan Chandra masih dengan menyesap chocomint kesukaannya.

Tangan Chandra memeluk pinggang ramping pacarnya sedang tangan lainnya digunakan untuk membawa wajah cantik itu mendekat ke wajahnya.

"Aku pernah bilang apa soal make up sayang?"

Wenderies [ Wendy Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang