Chapter 4 - Try Tracing

5 1 0
                                    


Chapter 4 || Try Tracing

Pukul 22:30 malam.

Aldrich termenung di balkon kamarnya, hembusan angin di malam hari terasa di kulitnya, entah kenapa malam ini suhu sangat dingin. Tapi, aldrich tidak permasalah kan itu. Diakini tampak memikirkan ajakan Jack yang kemarin untuk menyelidiki para mantannya yang hilang itu.

Apa sebaiknya ia mencoba untuk menyelidikinya saja? Atau tidak perlu? Tapi, dirinya juga penasaran dengan hilangnya para gadis gadis itu. Apa hilangnya mereka ini sudah di rencanakan? Tidak mungkin kan kalau ini hanya sebuah kebetulan semata. Siapapun perempuan yang mendekat dengannya pasti menghilang, ini sudah pasti ulah dari seseorang. Tapi, kenapa? Dia saja tidak ada masalah dengan siapapun atau memiliki seorang musuh.

“Sepertinya gua harus cari tau,” gumamnya.

Aldrich meraih sebuah benda dari kantong celananya, mengaktifkan benda itu, mencari kontak seseorang, ketika dia sudah mendapatkan segera ia kirimkan sebuah pesan.

Jack
Hurry to my house.
Okay.

_______

Zwetta kini berada di Rofftoop rumahnya, melihat orang orang berlalu lalang dengan sepeda terbang, gemerlap lampu menerangi sepanjang jalan kota ini.

Ia mengembuskan nafas lelahnya. “Ku rasa mulai hari ini dan seterusnya akan ada yang berbeda dari hidupku,” gumamnya.

Hidupnya akan lebih berwarna atau akan lebih banyak bencana menerpa, tak ada yang tahu kedepannya akan seperti apa, dia tidak mau menerawang lebih jauh, ada baiknya jika ia ikuti saja alur cerita ini.

Dia mengosok telapak tangan beberapa kali untuk menciptakan sebuah kehangatan, dingin sekali rasanya, meski Sweater yang ia gunakan sudah cukup tebal, hawa dingin tetap menembusnya.

“Aku harus persiapkan hati yang kuat untuk menghadapi sebuah rintangan yang besar yang akan datang kelak.”

________

‘’ jadi lu berniat untuk mencarinya?’’
Aldrich mengangguk. Jack berada dirumahnya sudah sekitar 30 menit yang lalu. Aldrich sudah bicara padanya perihal ia yang berniat mencari beberapa mantan kekasihnya yang hilang, Jack menyetujuinya. Jack juga akan membantunya sebisa mungkin.

Mereka sudah mulai berbincang tentang langkah pertama yang akan mereka lakukan untuk menelusuri kasus ini, Aldrich yang tampak serius berbicara dengan jack mebuat seseorang yang menatap mereka dari kejuhan penasaran.  Wanita paruh baya melangkah mendekat kepada kedua pemuda itu.

‘’Al, jack,’’

‘’Eh momy,’’ ujar Aldrick.

‘’Selamat malam tante,’’ salam Jack sambil menundukan kepalanya sedikit.

Lauresl membalasnya dengan senyuman.

‘’ Kalian tampak serius, sedang membahas apa?’’ Laurels mendudukan bokongnya di sebuah sofa di samping putranya.

‘’Tentang mantan Aldrich yang menghilang mom,’’ jawab Aldrich.

‘’Oh.’’

‘’ Kami bertujuan untuk menyelidikinya, Tante.’’

Laulers mengerutkan keningnya. ‘’ Alangkah baiknya tidak usah di cari.’’

Aldrich dan Jack terkejut, mereka saling menoleh.

Mereka bertanya dengan kompak.
‘’Why?’’

‘’Momy takut Aldrich kenapa – napa jika mencoba untuk mencarinya. Momy takut para penjahat yang menculik mantan mantanmu itu akan mencelakaimu karena mencoba untuk mencari tau,’’ jelas Laurels.

‘’Mom, tenanglah tidak akan ada terjadi sesuatu padaku.’’

‘’Mommy berfirasat sesuatu buruk akan terjadi padamu jika kau mencoba untuk meneyelidiki kasus ini.’’ Laulers menatap sendu bola mata milik Aldrich. Pria itu bisa melihat rasa kekhawatiran di mata ibunya.

‘’Huftt … baiklah mom.’’

‘’So?’’ tanya Jack.

‘’Plans canceled.’’

‘’Sorry Al, mommy melarang mu bukan bermaksud untuk ---‘’ Laurels mencoba untuk menjelaskan namun, dipotong oleh Aldrich.

‘’Sudalah Mom tak mengapa,’’ Aldrich tersenyum simpul.

Aldrich menggambil remot pengontrol Rescueboth  menekan sebuah tombol, kemudian datanglah robot itu membawakan kunci Spoedfiets padanya.

Aldrich menoleh kepada sang ibunda. ‘’Mom, Aldrich and Jack akan keluar sebentar ya. Momy baik baik di rumah," ucap Aldrich hangat.

Laurels membalasnya dengan senyuman. Setelah pamit mereka berdua pun berlalu pergi.
________

Grad's Caffe.

"Jadi, gimana lu yakin ngak bakalan selidiki ini?" tanya Jack.

"No, males. Udah hilang mood gua."

Mereka kini berada di sebuah Caffe ternama di kota ini, Grad's Caffe. Penduduk Bokerstone mereka mengetahui Caffe ini milik Davidson, ayahanda Aldrich. Caffe ini memang bisa di bilang sangatlah mewah, dan bisa membuat pikiran tenang jika berada di dalamnya.

"By the way, ada yang ingin gua tanya," ujar Jack.

Aldrick menyeruput sedikit Kopi lalu dia menatap sahabatnya. "What do you want to ask?"

"Sebenarnya --"

"Hallo babe." Seorang gadis dengan dress hitam pendek datang menyapa mereka, gadis itu langsung saja  bercipika- cipiki dengan kedua pria itu, dimulai dari Aldrich.
Aldrich dan Jack sempat terkejut dengan kedatangan Jazlyn tiba tiba. Mungkin ini hanya kebetulan.

"Sedang apa kalian?" tanya Jazlyn sembari mendudukan bokongnya di samping jack.

"Tidak melakukan sesuatu, hanya mengobrol ringan saja," jawab Jack.

Jazlyn hanya ber-oh ria.

Sedangkan Aldrich menatap Jazlyn dengan tatapan yang bergairah, ia rasanya ingin merasakan bibir ranum itu, terlihat menggoda. Jazlyn terlihat berbeda dengan penampilannya malam ini, terlihat lebih sexy dengan dress hitam miliknya.

Jazlyn asik mengobrol dengan Jack tak sengaja netranya bertemu dengan mata milik Aldrich, dia menyadari sedari tadi Aldrich menatapnya. Anehnya Aldrich bukannya terkejut karena tertangkap basah sedang menatap Jazlyn diam diam, dia malahan mengedipkan mata sebelah, dasar buaya.

Jazlyn yang terpanah tatapan Aldrich, dia pun tersenyum menggoda. Ah sial, Aldrich benar benar ingin sekali mengecup bibir itu.

"Ekhem … Jack, gua ada perlu sebentar dengan Jazlyn," ujar Aldrich sesekali menatap gadis itu.

"Oh, silahkan."

"Come on." Aldrich mengulurkan tangannya pada Jazlyn. Jazlyn pun menerima itu, dan mereka pun berjalan berdampingan keluar dari Caffe.

' Tring …'
Jack yang sibuk menatap kepergian kedua temannya tiba tiba saja dikagetkan dengan notifikasi dari handpone. Dia mengambil handphone di saku celana, tapi bukan handphonenya yang berdering. Oh ternyata dari sebuah handphone yang terletak di atas meja, di gapainya benda pipih itu. Ternyata handphone milik Aldrich.
Ia melihat pesan masuk yang tertera di layar handpone.

_Anonymous_
Bos, mission complit_

Jack mengernyit heran, misi? Misi apa yang dimaksud? Membingungkan sekali. Ah sudahlah, dia tidak usah memikirkan ini. Dia harus memikirkan gadis gadis yang hilang, alias para mantan Aldrich yang menghilang.

Dia akan mencari tau dalang dari semua ini, meskipun Aldrich tidak akan menyelidikinya biarkan Jack sendiri yang akan menelusuri kasus ini.

Tepukan bahu dari belakangnya membuat ia terkejut. Ternyata Aldrich kembali. Munkin dia akan menggambil handphonenya yang tertinggal.

Jack berdiri membalikan badanya, ia hendak memberikan benda itu, baru saja Aldrich akan menggapainya Jack menariknya kembali.

"Misi apa yang sedang kau jalani?"

Aldrich menyeringai. "Biasalah mangsa."
__________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang