Jika kebohonganku membawa pada kehancuranku, harusnya dari awal aku tidak berbohong.
─❀:ཻུ۪۪─
"Kamu masih bersama dia Nicholas?"
Tap
Langkah itu terhenti ketika suara sinis dari sosok yang melahirkannya menghampiri gendang telinga. Tanpa berbalik dia juga paham, pembahasan sang ibu kali ini.
"Jika ku jawab iya, apa ibu masih akan terus bertanya?"
"Nicholas!"
"Ibu cukup," Dia berbalik, tangannya yang sempat terkepal di hadapkan kedepan muka ibunya dengan telapak tangan terbuka lebar. "Cukup ibu, ini hidupku. Jangan mengaturku lagi,"
"Dia laki-laki nak, sadarlah!"
"Aku tau ibu, aku tau! Tapi aku mencintainya. Ibu demi Tuhan, tolong jangan melarangku untuk tidak mencintainya. Aku sudah terlanjur jatuh cinta pada sosoknya bu, jangan ikut campur dalam urusan hati anakmu,"
"Ibu tidak akan ikut campur kalau kamu mencintai seorang wanita nak, bukan seorang lelaki hina yang menjerumuskanmu ke hal yang salah!"
"Ibu!" Bentakan itu terdengar, dan lonjakkan terkejut tak dapat dihindari. Sang ibu itu terlonjak ketika anaknya menaikkan nada oktafnya, untuknya.
"Jangan menghina dia bu, yang jatuh cinta disini aku. Dia tidak ada sangkut pautnya soal aku yang terjebak dengan perasaan gilaku untuknya. Aku pergi"
"Nicholas, tunggu! Nak–Hei!"
Blam.
Dan sang ibu cuman bisa terduduk sambil menangis pelan ketika pintu dibanting oleh sang anak, menjambak sedikit rambutnya yang terasa berdenyut hanya karena Nicholas.
─❀:ཻུ۪۪─
"Muka kamu kenapa kusut gitu, hum?"
"Kusut? Muka aku?"
"Um. Muka kamu kusut banget kayak baju yang belum di gosok,"
"Mana ada kusut, muka ku kan emang gini. Ada-ada aja,"
"Ih ada tau, itu buktinya! Kamu kalau ada apa-apa bilang sama aku," Nada lembut itu membuat Nicholas tersenyum. Diraihnya surai si manis yang duduk disebelahnya.
"Aku nggak apa sayang, cuman lagi ada masalah aja dikantor," Ucap Nicholas mengulum senyum.
"Bener? Atau ... ini berhubungan sama keluarga kamu..?" Nicholas berhentikan sejenak elusannya, ditatap lekat sosok manis yang sudah merenggut hatinya, yang mampu mencuri hatinya hanya karena pesona darinya.
Ya, pesona dari seorang K. Tapi apa dia mampu bilang kalau hubungan mereka sangat ditentang oleh keluarganya? Apa dia sanggup kalau pujaannya lebih memilih melepas setelah mengetahui hal itu?
Dia tidak mengerti, kenapa ibunya sangat menentang hubungannya. Padahal dulu dirinya pernah berhubungan dengan seorang laki-laki dan sang ibu tidak pernah protes meski awalnya dia sangat tidak suka. Tapi kali ini?
"Bukan, apanya yang berkaitan. Mereka bahkan setuju sama hubungan kita kok," Tidak, Nicholas tidak akan pernah mau menerima resiko terburuknya. Dia tidak akan mau kehilangan sosok yang dia cintai itu. Tidak akan pernah.
K mencebikkan bibir, memainkan jari di ujung kaos Nicholas..
"Aku, kenapa punya firasat, kalau orang tua kamu nggak mau kita berhubungan ..." Lirih K, suaranya mencicit pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harem K
FanfictionWARNING B X B Sekumpulan Kei aka K pihak Bottom~ ♪ Request : OPEN ♪ Pairing Request : ♕︎ ILAND ♕︎ ENHYPEN ♕︎ BTS ♕︎ SKZ ♕︎ HYBE LABELS JAPAN ♕︎ PIWON ♕︎ SEVENTEEN ♕︎ NCT ♕︎ ETC Nggak suka? Nggak usah di baca 😗 👉👈