4.

1.1K 192 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Sajangnim?" 




Hening.




Sejak kejadian dimana si manis menangis keras dimarahin Jimin dan mereka keluar dari bar tadi, Jimin belum lagi bicara dengan Yoongi ia takut terselut emosi. Karena dia masih badmood gara gara rekan bisnisnya itu makanya Jimin memilih untuk berdiam sebentar dari ia membentak pemuda cantik itu. 



Yoongi salah faham ia kira Jimin marah dengannya hingga lelaki tampan itu tidak ingin bicara lagi dengannya. " Pak , maaf... selama ini saya belum pernah mengunjungi tempat tempat seperti itu. "



Lelaki lebih tua menghela nafas berat. Tidak berniat membuat si mungil bersedih dan trauma begini. "Bukan salah kamu. Saya yang mengajak kamu ke tempat sial seperti itu. Seharusnya saya tidak mengajak kamu. Mereka itu pria brengsek yang pantang lihat orang cantik. Saya minta maaf dan akan lebih berhati hati. Kamu jangan takut saya akan selalu melindungi kamu. " Jimin berjanji pada dirinya dan pemuda cantik itu.





Si manis menggelengkan kepala heboh." Tidak, bukan salah bapak."





"Dengar dulu Yoongi, mulai sekarang saya akan jemput dan antar kamu pulang. Saya takut kalau ada yang menganggu kamu lagi. Kamu tidak keberatan kan?" Jimin melirik sekilas kearah Yoongi. "Saya tidak suka ditolak jadi saya ingin kamu turuti keinginan saya. Ini demi keamanan kamu. Sejauh mana tadi?"





"Cuma di sini." Cicit Yoongi sambil nunjukin paha hingga lututnya. Jimin menganggukkan kepala mengerti dengan wajah datar siap membunuh musuh. Sebelah tangannya masih stay di stir mobil dan satu lagi bergerak menyentuh tempat yang di sentuh oleh pria di bar itu. Yoongi membulatkan mata kaget tapi berakhir ia biarkan Jimin meletakkan tangannya disana.



"Bisa tunjukkan jalan ke rumahmu." Tanya Jimin. Pemuda manis itu menganggukkan kepala dan mulai mengoceh.






.

.







Pagi, 


Si manis baru saja siap berdandan dan mengenakan seragam kerja lalu turun ke lantai bawah. Dimana bundanya sibuk menyediakan sarapan. " Selamat pagi bunda." Sapanya cerah.



"Selamat pagi juga miska." Bunda Chaerin terkekeh menggoda. " Coba kamu lihat didepan sana. Tadi bunda kira dia salah rumah. Sudah sekitar 10 menit cowo kaya itu menunggumu. Gila kamu ya! bunda bangga punya anak kayak kamu pinter milih calon suami." 




Kening si manis mengerut heran dan berjalan ke ruang tengah melihat dari jendela diluar mobil Jimin terparkir didepan pagar. Pemuda manis itu berlari kecil ke dapur untuk pamitan dengan bundanya. " Kamu tidak sarapan dulu sayang?" 




Havana [Minyoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang