Havana [Minyoon]

1.

Tap.

Tap.

Tap.

Jimin baru pulang dari kantor disuguhi oleh pemandang dimana ibu dan neneknya duduk diatas sofa ruang tengah sambil menonton drama. Sang nenek menyeruput Teh hangat dicangkirnya sembari menatap Jimin dengan mata berbinar. Jarang sekali cucunya ini pulang ke rumah dan hari ini tidak ada ribut angin taupan melanda tiba tiba Jimin memijakkan kakinya dirumah besar ini. 

"Park Jimin! Putraku akhirnya kau pulang. Eomma merinduimu brengsek! Kau mau jadi anak durhaka hampir sebulan kau tidak pulang. Ke mana saja kau? pasti tidur dengan….."

"Eomma aku tidak sebajingan itu." Potong Jimin dan memutar mata jengah ia duduk disofa yang kosong. Terlalu malas sebenarnya pulang ke rumah otaknya langsung kacau. Sang nenek tersenyum sangat lebar kearah Jimin.

"Eomma tahu anak eomma tidak akan sebajingan itu. Anak eomma tentu saja masih perjaka. Ya kan Jimin? " Sungguh ini memalukan Jimin tidak berniat menjawab soalan sial macam apa ini dari eommanya .

Kini sang nenek pindah duduk disamping Jimin. Dan ini lagi satu setan yang selalu Jimin hindari. "Cucu ku ganteng sekali." Pujinya pasti ada maunya ini. Jimin melirik sang nenek dan paksa senyum. "Jimin sudah punya calon isteri belum?" 

Nah kan apa juga bilang Jimin barusan. " Belum nek mungkin nanti."

"What? Jimin belum punya calon? " Sang nenek buat buat kaget.

Jimin memutar mata malas dengan sandiwara wanita tua keriput itu. " Mungkin tahun ini Jimin sudah ada calon tenang saja." 

"Tahun lalu kau bilang begitu juga dengan eomma. Apa bisa kami percaya?" Celetuk Ibu Park. Soalnya tahun lalu Jimin juga menjanjikan hal yang sama tapi hujung hujungnya sampai ke tahun ini anaknya itu masih jomblo. Kasian ~