Axelicia 02

20 7 16
                                    

HI AGAIN!

Happy Reading! :)

Bel pulang sekolah berbunyi semua murid berhamburan keluar, Ticia sendiri memilih menunggu semua teman kelasnya keluar karena tidak ingin berdesakan keluar. Didepan, Axel sudah menunggunya keluar kelas sembari menyandarkan tubuhnya di tembok.

Setelah semua teman kelasnya keluar Ticia mulai melangkahkan kakinya ke arah Axel berada "Langsung ke markas" katanya tiba di depan Axel.

"Ada masalah apa sampe lo perlu ke markas?"

"Ada yang ngga beres sama uang kas dari bazar kemaren" Jawab Ticia sembari melangkah mendahului Axel.

Axel mensejajarkan langkahnya dengan Ticia lalu merangkulnya dari samping. Setelah tiba di parkiran tempat Axel memarkirkan mobilnya, Ticia masuk telebih dahulu disusul Axel. Di Perjalanan Ticia memperhatikan Axel dari samping.

"Abis dari markas mampir ke makam Qia dulu" yang diiyakan Axel.

Dua puluh menit perjalanan keduanya sampai di markas yang Ticia sebut yang ternyata sudah ramai lalu memasuk kedalam markas, di dalam markas Ticia Melihat Deon yang sedang duduk sembari Melihat kearahnya lalu ia berdiri.

"Gue minta maaf banget sampe buat lo dating turun langsung ngurus masalah yang seharusnya bisa gue cegah" ujarnya.

"Ikut gue ke dalem" Balas Ticia memasuki ruangannya, lalu berhenti dan menatap Axel yang sudah duduk di sofa tempat Dion tadi duduk "Lo ikut masuk".

Didalam Ticia dan Axel duduk di kursi sementara Deon bediri di depannya.

"Gue tau ada yang ngga beres sama temen lo yang lo bawa waktu bazar kemarin, gue ngga mau tau urusan lo sama dia apa yang jelas gue curiga sama dia dan gue harap lo ngga halangin gue buat cari tau tentang dia." Ujar Ticia memulai obrolan mereka.

"Tapi ngga mungkin dia yang ambil-"

"Kenapa ngga mungkin? Semua bisa jadi mungkin kalo soal uang." Ticia memotong ucapan Deon.

"Tapi buat apa cewe gue ambil uang yang ngga seberapa itu-"

"Ngga seberapa kata lo?" lagi-lagi Ticia memotong ucapan Deon, "Uang yang kata lo ngga seberapa itu bikin salah satu anak rumah sakit jadi nunda oprasi, lo tau." Jelasnya dengan nada meninggi.

"Iya gue tau, gue salah gue minta maaf buat itu. Tapi kenapa Karin yang lu curigain, kenapa cewe gue?"

"Tanya sama cewe lo, yang jelas gue yakin dia orangnya."

"Tapi-"

"Cia ngga mungkin nuduh orang tanpa bukti kalo lo lupa." kali ini Axel menyela ucapan Deon.

"Terus mana buktinya kalo cewe gue yang ambil?"

"Tunggu, bentar lagi Leon dateng bawa bukti. Sekarang lo keluar dulu bawa cewe lo kesini, gue tunggu dua puluh menit lagi." Perintah Ticia pada Deon.

Setelah Deon keluar Axel menatap Ticia yang sedang menatapnya juga.

"Gue ambil makan dulu didapur, kita belum makan siang, lo tiduran dulu aja." Lalu Axel melangkah keluar untuk mengambil makanan.

Dimarkas memang selalu ada makanan karena setiap pagi ada koki yang membuat makanan untuk siapa saja anggota yang datang ke markas dan perlu makan.

Sepuluh menit kemudia Axel datang membawa nampan yang berisi makanan untuk mereka berdua, Ticia bangun dari posisinya dan duduk di sebelah Axel yang sedang memindahkan makanan ke meja.

"Ternyata kokinya masak daging kambing, jadi gue buat mie dulu tadi" For your information Ticia memang sangat anti dengan daging kambing karena aromanya yang menyengat.

"Terus kenapa lo juga makan mie, kan lo ngga ada masalah sama daging kambing."

Axel mencabikan lidah "Yakan lo ngga suka bau kambing."

"Whatever" ujar Ticia memakan makananya.

^^

Sepuluh menit berlalu tapi baru leon yang datang membawa bukti sementara Deon tak kunjung kembali ke markas, Leon sudah menghubunginya tapi tidak di angkat.

Pintu ruangan Ticia dibuka kasar lalu Deon datang dengan menyeret Karin yang ada dibelakangya.

"Udah ngga perlu ada bukti lagi, dia udah ngaku. Dan yang ngga gue sangka lagi uangnya udah abis buat dia belanja seneng-seneng sendiri." Mata Deon menyorot kecewa pada Karin yang sedari tadi menundukan kepala dengan badan bergetar.

"Leon lo urus tu cewe, buat masalah uang oprasi biar gue yang urus." Kata Ticia memerintah,"Dan buat lo Deon, mending lo pulang dulu, tadi malem lu yang jaga markas kan" lalu melangkah keluar, ia sudah muak dengan perempuan macam Karin.

Karin menahannya "Plis jangan gini, gue minta maaf buat masalah uang."

Axel menepis tangan Karin karena ia tau Ticia tak cukup sabar lebih dari ini, ia hanya tak suka Ticia meluapkan emosinya di depan banyak orang.

Ticia memasuki mobil Axel setelah keluar dari markas, dari kursi kemudi Axel menatap Ticia lalu bertanya "Jadi buat kemakam Qia?"

"Jadi, gue kangen sama Qia"

Axel menghela nafas lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

^^

Sepulang dari pemakaman Qia mereka langsung pulang ke apartemen Ticia, Axel yang memang biasa menemani Ticia yang sendiri di apartemen hingga tengah malam sedang menonton acara televise yang menayangkan olahraga boxing, sedangkan Ticia sedang mandi di kamarnya.

Axel mendongakan kepala saat pintu kamar Ticia terbuka, lalu menepuk sebelahnya mengajak Ticia bergabung tiduran di sofa yang memang sedikit luas.

"Bunda nyariin lo, katanya kangen udah satu minggu lo ngga kesana buat nginep."

"Yaudah nanti gue kesana sekalian lo pulang, gue nginep."

Ticia menatap Axel dari samping, sebelah tangannya mengusap rambut Axel yang sedikit kusut lalu mengcup sebelah pipi Axel membuat Axel memiringkan badan lalu memeluk Ticia dari sampinng.

"Mau pesen pizza ngga sebelum pulang ke rumah gue? Atau mau mampir dulu ke rumah sakit?" Tawar Axel pada Ticia.

"Ngga usah, langsung ke rumah lo aja, gue kangen bunda lusa aja kerumah sakit."

"Ya udah gih siapin baju sekolah buat besok, di rumah udah ngga ada baju sekolah lo." Membuat Ticia kembali kekamar untuk mengambil seragam sekolahnya.

Melihat Ticia yang sudah membawa tas, Axel bangun "Kita berangkat sekarang aja gue mau mampir beli celana boxing."

"Iya, gue juga mau sekalian beli topi tenis."

..TO BE CONTINUE..

Dont forgot to vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dont forgot to vote.

See u.

AXELICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang