※02※

2 7 9
                                    

"Gila bosen banget gue! Ni mata sepet liat cabe bertebaran disekolah ini! Coba kek ada siswi baru, cantik gak kayak cabe!" Keluh seorang remaja yang bernama Farid. Farid Ramdan

"Emangnya kalo ada siswi baru  lo mau apa?" Tanya Geo. Geo Arafi

"Ya mau gue gebet lah tolol!"

"Dih pede sok kecakepan lo! Yang ada tu cewek lari liat makhluk kayak lo!"

"SETAN!"

"Hahaha. Parit parit, halu aja lo!" Saut Aris. Aris Mahendra. Yang sedari tadi sudah mengetawakan Farid.

"Woi nama gue FARID ANJINGG. PAKEK F!"

"Farid apa anjing sih?!"

"BANGSAT!"

Semua tertawa melihat Farid yang kesal lantaran namanya di pelesetkan. Sebenarnya biasa saja. Toh lidah orang awam memang seperti itu. Tapi ya tetap saja Farid kesal mendengar itu.

"Woi lo kalo mau ketawa ya silahkan Dam gak usah di tahan gitu lah gue ikhlas kok kalo lo yang manggil gue parit" ujar Farid dengan senyuman manis yang terlihat jijik di mata para sahabatnya itu.

Semua menatap orang yang Farid maksud itu.

"Ya" balas Sadam seadanya. Sadam Arshaka.

"Ngomong bayar ya woi?"

"Buat Sadam iya!"

"Oh pantes banyak diem!"

Sadam hanya tersenyum tipis mendengar perkataan sahabatnya itu. Kenapa memangnya? Sadam bukan orang yang dingin kok. Cuman males ngomong aja sih.

"Sayang"

Dari arah belakang Sadam terdengar suara cewek. Tanpa Sadam lihat pun dia sudah tau siapa pemilik suara itu.

Nabila Aubrie. Orang yang notabenya akan dijodohkan dengan Sadam. Baru akan lho ya. Bukan sudah!

"Pait pait pait pait"

"TAKOTTTT"

"Anjir seremm"

Ketiga sahabat Sadam kompak melakukan gerakan seperti takut terhadap sesuatu. Sadam mengerti kenapa mereka bersikap seperti itu.

Nabila sebenarnya sudah paham juga alasan mereka seperti itu. Ini sudah sering terjadi setiap Nabila menghampiri Sadam.

Tidak mau mencari ribut sama tiga curut, Nabila segera mendudukan bokongnya di samping Sadam. Dan menggeser kasar Aris yang duduk disamping Sadam

"Sialan" Aris terpakasa pindah dan duduj bertiga dengan Darid dan Geo.

Nabil tak peduli dengan umpatan Aris.

"Sayang tadi aku nyamperin kamu ke kelas lho, tapi kamu nya malah udah disini" adu Nabil ke Sadam dengan mengerucutkan bibirnya.

Melihat itu, Farid, Geo, dan Aris memeragakan ekspresi seperti ingin muntah.

"Lepas"

"Ha?"

"Lepasin tangan lo"

"Ih aku suka nya kayak gini yang"

"Gue gak"

"Bilang aja malu. Yakann?"

Sadam mepaskan kasar tangan Nabil yang sedari tadi bergelanyut manja di lengan Sadam.

"Ih kok kamu kasar sih"

"Aku kurang apa sih Dam sampe kamu gak suka sama aku?"

"Lo bener mau tau?"

CERITA NADIENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang