3(+)

681 53 15
                                    

Mina mengerjapkan matanya berusaha mengumpulkan kesadaran akibat kepalanya yang masih terasa pening.

Melihat ke sekitar, kamar dengan cat putih bersih serta barang-barang mewah dan mahal. Saat manik indahnya tertuju pada sebuah foto besar menempel di dinding kamar tersebut ia terperanjat sadar jika ini bukan kamarnya

"Akh!" rintih mina ketika hendak bangun namun kedua tangannya terikat kuat di kedua sisi ranjang kingsize itu

Gadis itu dengan takut lalu meronta berusaha melepas ikatan tersebut. Tak perduli lagi rasa sakitnya, dia harus segera meninggalkan tempat ini

"Hajima, tangan mulusmu bisa terluka nanti" ucap pria bersuara bariton tersebut sembari mendekati mina dengan segelas wine di tangannya

Mina semakin diliputi ketakutan kala pria tersebut sedikit lagi sampai padanya.

"Lepaskan aku! Atau tidak aku akan teriak agar orang-orang datang ke sini" ancam mina yang sama sekali tak di indahkan oleh pria itu

"Lepass!!"

"Teriak lah sayang. Ini mansionku tak ada yang bisa membantumu sekalipun suaramu habis karna berteriak"

Mina semakin kuat meronta

"Jangan galak seperti itu, atau kau akan terluka anak manis"

Degg

Mina menatap nanar wajah pria di depannya yang nampak jelas. Pria itu tersenyum sebelum kembali berbicara

"Kenapa terkejut seperti itu, eum? Merindukanku?" ucapnya duduk disisi kanan mina mengusap kepala lalu menyingkap anak rambut mina ke belakang telinganya

Tubuh mina bergetar, mulutnya tiba-tiba bisu untuk meminta dilepaskan. Memori 10 tahun yang lalu kembali menghantuinya disaat ia di sekap dan kakaknya menyelamatkannya dari pria ini

"Jangan takut sayang. Aku tak akan melukaimu dengan syarat ikuti semua perkataanku. Arrachi?" ucap pria tersebut dengan lembut namun terdengar menjijikan ditelinga mina

"Mau apa kau? Apa tidak cukup kau merenggut nyawa ayah dan kakakku ha?" dengan nyali yang berani mina berucap menahan kegugupan serta ketakutannya

"Kata siapa aku yang merenggutnya, itu sudah jadi takdir mereka harus mati ditanganku" balas pria itu santai

Mata mina semakin menyorotkan kebenciannya.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku tak suka tatapan kebencian"

"Bagaimana sebelum kita bermain aku akan mendengar dua permintaanmu, katakan apa saja aku akan mewujudkannya"

Mina menatap tajam pria di depannya. Sungguh ia benar-benar ingin menampar wajah yang kini sedang menampilkan senyuman mengerikan itu

"Hidupkan kembali ayah dan kakakku"

Taehyung yang mendengar itu tersenyum remeh tapi tak menanggapi perkataan mina

"Kau tidak bisa, kan? Ckk setidaknya jika kau tak bisa mewujudkannya maka jangan berkata dengan mudahnya kau bisa mewujudkan apa saja permintaanku"

Kini mina benar-benar telah tersulut emosi. Ia sejenak melupakan rasa takutnya sebab mengingat kematian sang ayah dan sang kakak

Tak ingin kalah. Taehyung mengikis jarak antara wajahnya dan wajah mina kemudian ia membisikan sesuatu

"Lagipula jika aku bisa menghidupkan mereka berdua maka tak akan kulakukan, kedua brengsek itu memang pantas mati"

Setelah mengucapkan itu taehyung kembali menjauh dari wajah mina ingin melihat ekspresi gadis itu

Hate To Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang