16.

37 8 2
                                    

"DEJUN, YANGYANG, DERY! BANGUN, KATANYA TEMEN NYA MAU DATENG!"

"MASIH NGANTUK KAK." Jawab Yangyang

"Bangun dulu sarapan!"

Untung tetangga gaada yg komplen. Ya bayangin aja jam 6 pagi udah penuh dengan teriakan. Untung Hendery belum bangun, jadi Gibran ga darah tinggi pagi pagi--

"HENDERY ITU SELIMUT KENAPA DI BAWA KE KAMAR MANDI?!" Tarik omongan yg tadi, Gibran udah naik darah duluan.

.

.

.

.

.

"Dery lu ngompol?"

"Kagak anjing."

"Lah terus ngapain bawa selimut ke kamar mandi?"

"Dingin bego, yaudah gua selimutan."

"Ge, lele tau goblok tuh gratis. Tapi gausah di borong atuhlah."

"Lagian tidur pake kaos oblong doang sianying." Omel Dejun.

"Kayak gatau aheng aja sih." Celetuk Yangyang yg lagi jalan sambil bawa kacang.

"Bocah cicing wae." Kata Dery.

"Bahasa mana?" Tanya Yangyang.

"Bahasa alien! Ya bahasa sunda lah kasep." Jawab Hendery.

"Kebanyakan bergaul sama Renjun sih." Kata Yangyang.

"Renjun cina lampung bego." Ucap Dejun.

"Eh emang ya? Tapi kakak nya gada cina cina nya."

"Mungkin salah satu dari mereka dipungut." Celetuk Hendery.

"Bisa jadi." Mereka ber4 pun memikirkan Renjun anak pungut atau bukan.

TOK

TOK

TOK

TOK

TOK

TOK

TOK

TOK

"ANJIR SABAR BEGO! NAPSU AMAT" Teriak Dejun.

Tapi bukannya berenti ketukan di pintu nya, malah tambah kenceng.

DOK

DOK

DOK

DOK

DOK

DOK

"ITU SIAPA BUKAIN?" Teriak Hendery.

𝐈𝐆𝐍𝐎𝐑𝐀𝐍𝐂𝐄 𝟗𝟗'𝟎𝟎 𝐥𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang