#2 Keadaan Kakak

495 57 0
                                    


Entah sudah ke berapa harinya ini aku kembali ke rumah sakit. Mengunjungi kakakku sang pengidap leukemia atau sering di sebut sebagai kanker darah.

Aku membawa sebuket buah buahan kesukaan kakakku. Aku ingin mengupaskan buah buahan supaya kakakku bisa makan. Karena tubuhnya semakin hari semakin kurus.

Ayah dan ibuku sudah bercerai dari aku dan kakakku masih kecil. Kami ikut Ayah karena hak asuh telah sepenuhnya jatuh ke tangan ayahku.

Tapi sayang, ayah terlalu sibuk sehingga kami tumbuh bersama tanpa di dampingi ayah seratus persen.

Bahkan di saat ayah mengetahui kakakku terkena kanker darah, ayahku masih tetap bekerja di luar kota.

Andaikan ayah tau bahwa penyesalannya berawal dari sini, dia pasti akan menemani kami, setidaknya seharian penuh sebelum kakakku pergi.

Keadaan kakakku memang cukup memprihatinkan. Tubuhnya yang semakin kurus itu di tempelkan banyak infusan.

Sebenarnya aku tidak tega, tapi kakakku selalu tersenyum tatkala melihat eksistensiku di ruang inapnya.

Senyumannya masih sama seperti dulu, hangat. Sangat hangat.

Aku selalu menatap manik matanya, dia selalu berkata dia baik baik saja tapi warna obsidian gelap matanya menunjukkan bahwa dia kesakitan.

Kakakku sudah menginjak umur 20 tahun. Penyakitnya baru terdeteksi beberapa bulan belakangan.

Kami semua terkejut dan tidak menyangka tapi kami tidak bisa apa apa selain berdoa pada Tuhan untuk menyembuhkan kakakku.

Tapi sekuat apapun ku berdoa, Tuhan jauh lebih sayang kakakku, ketimbang diriku sendiri.

Kakak || K. JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang