Keadaan Ethan begitu kacau sekarang, semua tugas sekolahnya terbengkalai begitu saja. Program-program Osis yang harusnya ia selesaikan juga sama sekali tak ia urus. Ia menjadi sangat membenci jabatan yang membuat gadisnya pergi meninggalkannya.
Ia sudah mengetahui semuanya dari rekaman CCTV, Rose berada di sana. Di tempat ia mengatakan hal yang seharusnya tidak gadis itu dengar.
Gadis itu tidak salah, ia memang egois. Ia melakukan apa saja agar jabatannya tidak diambil, namun ia tidak sebodoh itu untuk merelakan gadis yang sudah lebih dari satu semester menemaninya.
Rose adalah satu-satunya perempuan yang pernah bersinggah di hatinya. Awalnya ia memang merasa terbebani dan menolak kehadiran gadis itu di hidupnya. Namun ternyata cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu.
Ia merasa bodoh karena terlalu terlambat menyadari perasaannya yang sebenarnya. Bahkan sehari setelah Rose meninggalkannya ia masih menanamkan pemikiran 'akhirnya hidupnya bebas' tapi ia sama sekali tidak merasa bahagia. Ia baru menyadari setelah kehampaan menyerangnya karena gadis itu tak pernah menampakan dirinya lagi.
"Rose, gue kangen sama lu."
"Gak usah sok sedih lo brengsek. Gue aja jijik ngeliat lu apalagi Rose yang alamin." Ethan menoleh, ternyata orang yang mencibirnya tadi adalah Bintang.
"Hm. Gue emang brengsek." ucap Ethan membenarkan ucapan sahabatnya.
Bintang duduk di sampingnya, manatap sinis sahabatnya yang sudah ia anggap brother itu. Sebelum akhirnya menghela napas kasar, "Terus, lu mau dicap brengsek terus?"
"Ya enggak lah!" balas Ethan cepat
"Tapi lu gak menunjukan minat sama sekali tu."
"Gue harus apa Bin? Udah seminggu gue cari keberadaan Rose, tapi hasilnya nihil."
Bintang menatap kasihan kepada Ethan, ia tau sahabatnya ini sudah terjebak dalam permainannya sendiri. "Sebenernya gue pengen banget nonjok muka lu, tapi kayaknya lu udah cukup menyesal sama perbuatan lo."
"Bin! Kalo lu gak bisa bantuin gue mendingan pergi deh. Lu gak puas ni liat muka bonyok gue?"
Bintang tertawa, memang setelah Rose yang menghilang tanpa kabar sama sekali Ethan dikeroyok oleh jajaran lelaki penjaga gadis itu. Apalagi Teo, lelaki itu bahkan rela meninggalkan try out'nya hanya untuk menghajar Ethan, beruntung sahabatnya ini tidak mati.
"Ok, kali ini gue bantuin lu. Tapi ini yang terakhir kalinya gue bantuin lu. Sampe lu sakitin Rose lagi gue yang bakal jadi orang pertama jatohin lu dari rooftop!" ucap Bintang sambil merangkulkan lengannya di leher Ethan.
"Thanks Bin! Cuma lo yang bisa bantuin gue."
"Masih ada satu orang lagi."
"Hm? Siapa?"
+×+
"Lis plis bantuin gue. Gue beneran sayang sama Rose, Lis!"
Lisa menatap jengah Ethan, lelaki ini udah hampir dua jam mohon-mohon kayak gini. Bahkan di sepanjang koridor Ethan tetap membujuk Lisa agar mau membantunya bertemu dengan Rose.
"Percuma lo ketemu dia. Gak bakal ada yang berubah. Minggir! Gue alergi cowok brengsek!" Lisa mendorong Ethan pelan agar lelaki itu menyingkir dari jalannya.
"Eits mau kemana? Plis lah Lis sekali aja lu bantuin Ethan. Dia udah nyesel banget itu. Lo gak liat tampangnya?" kali ini Bintang yang menahan kepergian gadis berponi itu.
Lisa memijit pangkal hidungnya, ini kenapa kadal-kadal pada keras kepala banget sih. "Masalahnya gue yang bukan korbannya aja kesel apalagi Rose. Udah ah gak usah ganggu hidup sahabat gue lagi!"
"Lisa!"
"Arghhh! Terus gimana sekarang Bin?"
"Udahlah, emang udah takdir lo kali putus sama Rose." "Anjing sakit Than!"
+×+
"Muka lo gak meyakinkan Than. Udah ah gue males, lagian Rose juga udah mau move on."
Ethan langsung melotot, satu jam dia bujuk Lisa dan jelasin semua kejadiannya tapi sekalinya cewek itu komentar malah buat dia down.
"Jangan dong Lis, nanti gue gimana?" melas Ethan sambil memanyunkan bibirnya, sifatnya jauh sekali dari Ethan Aldebaran sang Ketua Osis SMA Fanwaiji.
"Jaga martabat lo Than! Jangan buat gue malu." bisik Bintang sambil menyenggol kasar lengan Ethan. Namun lelaki itu masih tetap memasang wajah melasnya.
"Ck! Ok fine, kali ini gue bantuin lo. Tapi ini yang pertama dan terakhir kalinya. Sampe lu buat Rose nangis tujuh hari tujuh malam lagi masa depan lo ilang sama gue." ucap Lisa, kasian juga dia lama-lama ngelihat muka Ethan. Udah bonyok, manyun lagi.
"Thanks Lis. Gue janji setelah ini gue bakal jagain Rose dengan tulus. Sepenuh hati gue." Ethan berucap dengan menggebu-gebu, akhirnya ia mendapatkan harapan lagi.
Bintang hanya menggelengkan kepalanya kecil, Ethan ini emang pinter tapi kalau masalah perasaan emang nol besar. Bisa-bisanya dia jadi orang goblok yang nurutin kemauannya bu Yanti dan ngorbanin perasaan cewek yang disayanginnya.
"Jadi kapan kita mulai ekspedisi celebek?" tanya Bintang.
"Emang gue bilang mau bikin mereka balikan?" tanya Lisa remeh, membuat kedua orang lelaki di sana membelalakan matanya.
"Lis maksud lo?!"
"Tergantung sih apa bayarannya, jasa Melisa itu mahal loh."
Bintang memutar bola matanya malas, sudah ia duga akan seperti ini. "Than kasih."
"Nyoh! Ambil semua!" Ethan melemparkan album-album NCT 2020 yang sengaja ia beli tadi. Ia tau dari Bintang, bahwa untuk membujuk Lisa itu membutuhkan budget yang lumayan. Tapi itu tak masalah asalkan Rosenya bisa kembali padanya.
"Anjir kaya juga lo! Ok Deal!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbc
Hola!
Tangan chippy gemes pengen up 😶 Kalian ngerasa geli gak sih baca cerita ini?😭 Udah terlanjur gas ajalah sampe end wkwk See you in ending!