kesepuluh

78 5 0
                                    

jam menunjukan pukul 12.56 sedangkan pesawat orang tua evana landing pukul 15.00 evana sudah rapih dengan baju setelan senada dengan tas pemberian Karina.

Elang sampai di apartemen evana pukul 14.02 lalu mereka berangkat ke bandara Sukarno Hatta, untuk menjemput keluarga evana, setelah 20 menit menunggu, yang di tunggu terlihat, Mella berlari memeluk anak semata wayangnya.

"Evaa, mama kangen sekali." Pelukan hangat yang erat, dirindukan evana dua tahun ini, belum lagi wangi khas yang membuat evana tenang.

"Pa, ma, nek ini elang pacar ku." Elang menganggukkan kepala, tangan evana berada di punggung elang, memaksanya untuk bersalaman dengan kedua orangtuanya.

Mereka berlima pergi ke hotel, suasana dimobil hening tidak banyak obrolan yang keluar selain Mella menanyakan bagaimana pekerjaan evana.

Mata evana tidak berhenti mencuri pandang ke arah papanya, evana mencoba berpikir positif mungkin karena jetlag.

"Oh iya va, katanya mau bicara sama mama papa? Ada apa?" Evana yang sedang memotong daging steak didepannya terdiam, masih memproses kata kata yang sekiranya tidak terdengar mengecewakan di telinga kedua orang tuanya.

"Aku sebenernya lagi ha-"

"Saya dan evana ingin meminta izin menikah tante, kami sudah bertunangan." Suara tegas elang membuat semua orang dimeja terdiam, terlebih lagi Charles yang cuma berdeham setelah mendengar perkataan elang.

"Kamu punya apa?" Charles menatap elang tajam.

"Saya punya bisnis pakaian dan tempat makan, rumah di daerah kemang dan currently saya bekerja sebagai aktor dan producer om."

"Anak saya ini baru 21 tahun, engga perlu di buru buru, kalau ingin menikah karena kalian sedang masa berbunga bunga lebih baik tidak usah."

Evana menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, kakinya terus bergerak naik turun, napasnya memburu.

"I have to pa, I'm pregnant."

Mendengar kalimat itu elang tertunduk, tangannya terlalu lemas untuk sekedar mengangkat sendok, tatapan tajam yang sejak tadi tertuju padanya kini berpindah kearah evana.

"Orang tua mu tau?" Tanya Charles tertuju pada elang, dia cuma bisa menggelengkan kepala, sebab hubungan dengan papanya saja tidak baik. "Suruh orang tua mu bertemu dengan saya besok."

"Mas kamu terlalu nekat tau ga?" Evana menahan rasa marah dan kaget yang bercampur karena elang yang tiba tiba meminta izin untuk menikah. "Sama aja kayak kamu yang bilang kalo kamu hamil."

"ya emang tujuan ku dari awal cuma jujur ke orang tuaku! aku engga pernah memaksa kamu untuk nikah sama aku."

"We'll talk about it later, pikiran ku terlalu banyak na." Evana keluar dari mobil merah merek kuda milik elang, dia menancapkan gas dalam dalam berusaha menjauh dari segala hiruk pikuk masalah hidupnya.

 

in a messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang