Sunghoon setengah berlari dari kamarnya yang ada di lantai dua ke arah pintu keluar, sampai-sampai mengabaikan panggilan lumayan nyaring dari Yeji, adiknya. Dia hanya memakai kaos polos merah, celana pendek selutut dan slip on hitam kesayangannyaㅡhadiah dari Jongseong.
Sedikit celingukan saat akan menyeberang, karena ini hari minggu, jadi suasana komplek tempat tinggalnya benar-benar sepi. Sunghoon tersenyum saat melihat gerbang rumah yang menjadi tujuannya tidak ditutup, dia mempercepat larinya.
"Pagi, mama." Sapanya pada seseorang yang sedang menyemprotkan air pada bonsai yang ada di meja ruang tamu, kemudian menyalami tangan wanita itu, mamanya Jongseong.
"Pagi, sayang. Kenapa pagi-pagi ke sini?" Tanya mamanya Jongseong, sambil mengelus rambut anak sahabatnya, juga tetangganya dan kebetulan pacar anak pertamanya.
"Mau ngajak Seong nyari sarapan, nih, lagi pengen makan bubur." Senyum di wajah Sunghoon tidak memudar sedikitpun.
"Masih tidur tuh anaknya, bangunin aja." Mamanya Jongseong menunjuk ke atas, kode untuk menyuruh Sunghoon langsung saja masuk. "Cipratin air aja kalau gak bangun-bangun."
Sunghoon yang mendengarnya tertawa, mamanya Jongseong ini memang orangnya lucu dan suka bercanda, anaknya sendiripun dijadikan bahan ledekan. Makanya mereka berdua akrab sekali, karena sama-sama iseng.
Di tangga, Sunghoon berpapasan dengan adiknya Jongseong yang walaupun masih SMP kelas satu badannya sudah lebih besar dari dia dan Jongseong, wajahnya kucel sekali karena baru bangun. "Melek dulu bocah, baru jalan."
Dongkyuㅡadiknya Jongseongㅡ cuma mengangguk, kemudian memeluk Sunghoon sekilas saat mereka benar-benar papasan di tangga. "Pagi kak, abangnya masih ileran di kamar."
Lagi-lagi Sunghoon tertawa, mengelus rambut si bongsor sekilas. Dongkyu ini badannya saja yang besar, tapi kelakuannya tetap sama seperti anak SMP lainnya, manja, polos sekali.
Sunghoon menutup pintu kamar Jongseong dengan pelan, kemudian berjalan ke kasur cowok itu, diperhatikannya cara tidur Jongseong yang berantakan sekali. Kemudian dia tersenyum, mengusak gemas rambut pacarnya. "Seong, bangun." Ucapnya pelan.
Saat dirasa tidak ada pergerakan yang berarti, Sunghoon lalu menepuk-nepuk lengan Jongseong, dengan seruan untuk menyuruhnya bangun. Tapi sudah lebih dari lima menit, Jongseong tidak bangun juga, dan malah mengeratkan pelukannya pada guling yang dari tadi dia tindih.
Sunghoon tidak kesal, sih. Dia malah senang memerhatikan wajah tidur Jongseong yang menurutnya lucu. Tidak hanya saat tidur sebenarnya, tapi bagi Sunghoon, Jongseong dengan segala ekspresinya itu yang terlucu, dan dia sangat suka. Jadi daripada capek membangunkan Jongseong yang tidak ada tanda-tanda akan bangun, dia lebih baik baca komik sambil goleran di kasur. Urusan mencari bubur bisa nanti, lagi pula ini masih pagi sekali.
Setelah mengambil beberapa komik attack on titan milik Jongseonh ㅡyang sebenarnya sudah dia baca berkali-kaliㅡ, Sunghoon menaiki sisi kanan kasur yang kosong, dia sandarkan punggungnya pada kepala tempat tidur, kemudian ikut memasukkan kakinya ke dalam selimut dan mulai membaca.
Sudah agak lama Sunghoon fokus dengan bacaannya, sampai tiba-tiba ada kepala yang bersandar di pundaknya, dengan lengan lain yang melingkari lengannya. Sunghoon menoleh, melihat Jongseong yang posisi duduknya agak miring menghadap dia dengan mata masih sepenuhnya terpejam dan bibir yang mengerucut karena pipi yang tertekan bahu Sunghoon.
Agak lama Sunghoon cuma memerhatikan, kemudian tangan kanannya terangkat untuk mengelus pucuk kepala Jongseong dan menempelkan pipinya di sana. Sedangkan Jongseong juga ikut-ikutan mengelus lengan Sunghoon pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
where the sea sleeps • jayhoon
Fanfiction"Kapan jadiannya, sih?" Tanya seseorang dengan raut wajah penasaran. "Gue sama Jongseong?" Sunghoon menunjuk wajahnya sendiri. Anggukan dia terima. "Oh, dari pertama kali ketemu juga udah jadian, kata bunda sih pas gue umur 3 bulan." Cerita random t...