Terlambat Pulang Sekolah

11 1 0
                                    

Genre: Riddle

Namaku Tiara, berusia 18 Tahun dan masih duduk di bangku SMA Negeri yang berada di kotaku. Aku anak pertama dari kedua orangtuaku, memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Kemana pun aku pergi, aku selalu memakai gelang berwarna merah kesayanganku yang diberikan oleh Ibu ketika ulang tahunku yang ke 17.

Hari ini aku terlambat pulang sekolah, dikarenakan ada pelajaran tambahan untuk mempersiapkan UNBK, ditambah aku yang biasa pulang pergi hanya berjalan kaki. Setiap hari selalu pulang sendirian karena berbeda arah dengan teman-temanku.

Tiba-tiba sore itu turun hujan begitu deras, jadi aku memutuskan untuk berteduh terlebih dahulu di depan tokok yang berada di pinggir jalan.
Lama aku berteduh dan waktu sudah sangat sore. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, meski pun hujan tidak kunjung reda.

Dalam derasnya air hujan, aku terus berlari sekencang mungkin agar cepat sampai ke rumah. Namum, tiba-tiba sebuah truk bermuatan berat melaju ke arahku dengan kecepatan tinggi, membuatku terlempar jauh hingga kepalaku terbentur aspal. Tapi untung lah, aku tidak kenapa-kenapa, hanya saja kepalaku terasa sakit karena terbentur aspal yang sangat keras.

Kulihat truk itu kabur meninggalkanku.
karena waktu itu jalanan sedang sepi, tidak ada orang yang melihat kejadian itu.

"Menyebalkan!" umpatku pada supir truk yang tengah berlalu meninggalkanku.

Kemudian, dengan lemah aku berdiri kembali sambil terus memegangi kepalaku yang terasa sangat sakit, lalu melanjutkan perjalanan pulang dengan gontai. Saat tiba di rumah, badanku menggigil kedinginan karena tertimpa air hujan sepanjang perjalanan, baju seragamku sudah sangat basah dan lusuh karena terjatuh tadi.

Karena dingin, aku segera masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru, sampai-sampai lupa mengucapkan salam. Kulihat ke dalam rumah tidak ada seorang pun di sana. Ayah, Ibu dan juga Adikku mereka semua tidak ada di rumah, entah kemana mereka pergi. Ah, sudah lah! yang jelas seluruh kepalaku terasa sakit sekali. Tanpa menunggu lama, aku langsung mandi dan mengganti bajuku lalu tertidur pulas.

Entah berapa lama aku tertidur, tapi suara sirine Ambulans membangunkanku. Dengan samar kudengar sepertinya suara itu dari halaman rumahku.

Aku langsung melihatnya dari balik jendela kamarku, di sana terlihat Ayah, Ibu, dan juga Adiku keluar dari Ambulans tersebut sambil menangis. Sembari mengikuti keranda yang mengangkut jenazah remaja berseragam SMA yang sangat basah dan lusuh. Kulihat kepalanya terbungkus perban yang dipenuhi noda darah dan di tangannya melingkar gelang merah yang sama dengan yang aku pakai sekarang ini.

Ciamis, 14 November 2020
@srirhyngh_

CREEPYPASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang