CHAPTER 2

210 38 51
                                    

*
*
*

"Buat apa gue ceria? Dengan ulang tahun berarti berkurangnya jatah umur kita di dunia bukan?"
~Theana Levanely Olivia

***

2. Happy birthday

Sang purnama telah menghiasi langit yang gelap.  Cahayanya yang terang, sampai kepada bintang-bintang yang bertaburan di langit. Suara-suara serangga malam yang berbunyi nyaring. Dan beberapa kendaraan masih saja berlalu lalang.

Angin malam berhasil menerpa tubuh seorang gadis. Rambutnya pun, ikut berterbangan akibat hembusan angin. Gadis itu sedang berdiri di balkon. Menatap hamparan bintang yang tersebar secara bebas.

Selorot lampu sebuah mobil, menarik perhatian gadis itu. Mobil itu berhenti tepat di depan rumahnya. Mobil itu membunyikan klaksonnya. Selang beberapa menit, Pandu keluar dari rumah dengan tergesa-gesa. Gadis itu mengernyit heran. Kenapa Pandu sangat tergesa-gesa? Siapa orang di dalam mobil itu?

Pintu gerbang telah terbuka. Mobil itu pun segera masuk dan parkir dihalaman rumahnya. Pintu mobil terbuka, menampilkan sepasang suami istri yang telah berumur lewat dari setengah abad.

Nenek, kakek. Batin gadis itu.

Gadis itu memandang ketiga insan yang sedang berinteraksi. Gadis itu melihat kearah Sulistia--neneknya. Tak di sangka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka saling memandang, Sulistia juga tersenyum tulus. Gadis itu memutuskan tatapan itu, sadar akan hal itu ia segera meninggalkan balkon.

Gadis itu memegang sebuah kalender meja. Dia melihat deretan angka yang berbaris rapi. Namun, matanya tetap  terfokus pada angka yang ia  bulatkan menggunakan, pena merah.

Sebentar lagi, usianya akan bertambah dan jatah umurnya akan berkurang. Seperti ada benda yang bergesekan langsung dengan lantai, yang menimbulkan suara yang ricuh. Tentu saja itu adalah langkah kaki yang sedang meniti satu persatu anak tangga.

Gadis itu senantiasa mendengarkan langkah itu. Sesekali juga, dia melirik jam dinding. Gadis itu bangkit dari ranjangnya. Mengambil sebuah foto yang terpajang di atas meja. Ia menaruh foto itu di permadani mini yang tergelar di kamarnya.

Gadis itu juga mengambil sebuah dus kecil. Dia mengeluarkan sebuah lilin dan pemantik api dari dus itu. Kemudian gadis itu duduk depan foto.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dikamar sebelah. Dia tahu itu adalah papa, mama tirinya, kakek dan nenek, yang akan memberikan surprise untuk saudara kembarnya.

1

2

3

Teng. Jarum panjang sudah berada di angka dua belas. Bertepatan dengan itu, suara suami istri berseru di kamar sebelah.

"HAPPY BIRTHDAY RHEA!"

Gadis yang sedang duduk di permadani itu menangis. Menatap foto wanita yang tersenyum manis.

Gadis itu menarik nafas panjang, kemudian membuangnya secara perlahan.

"Happy brith-day...hiks..Thea," ucapnya lirih.

Dia memeluk foto itu."Ma, The-a ulang tahun..hiks..sekar-rang. Kita rayain sama-sama lagi ya ma, hiks...hiks" Ucapnya sambil terisak.

TUHAN AKU LELAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang