Sebuah tatapan mata lalu menyatu dengan hati berhasil melahirkan rasa yang berbeda. Rasa yang hangat dan nikmat, menyempurnakan kehidupan di dunia. Bahkan jika tak merasakannya orang sebut itu hanya untuk jiwa yang mati.
Namanya cinta. Yang membuat dua orang dengan jenis yang berbeda menyatu, mengikat janji di jari manis, dan memadukan nafsu menjadi benih cinta penerus generasi.
Dia datang tanpa petanda, jatuh bukan untuk ditangkap tapi untuk dimengerti. Tak masalah jika ditolak, namun penuh harap diterima.
Cinta seperti miras. Memabukkan dan membuat ketagihan. Ketergantungan. Dan harapan akan kelupaan dengan hal yang memperburuk hidup.
Bahagia ketika cinta itu terjalin, sayangnya lama terlalu lama, bosan akan tumbuh. Lalu selama ini apakah yang ditanam sebuah obsesi?
"Putus." Kata yang masih Soo Hyun tak tahu mengapa mudah sekali keluar dari bibir Yea Ji.
"Aku juga mau mengatakan itu."
"Apa?" Yea Ji tak percaya.
"Tidak lucu kan? Jadi hentikan leluconmu. Itu tidak lucu."
Keduanya terdiam, Soo Hyun menghela nafasnya berkali-kali sembari menopang tubuhnya pada dinding yang masih kokoh untuk menerima kegundahan dalam diri Soo Hyun. Apakah benar Yea Ji ingin putus darinya?
Sedang Yea Ji juga bingung harus menjelaskan apa lagi pada Soo Hyun. Memang terdengar tak masuk akal setelah kemarin mereka menghabiskan waktu bersama hingga malam, lalu dengan manisnya menautkan bibir di bawah sinar rembulan.
Putus? Bahkan Soo Hyun amnesia pada kata itu selama ia menjalin kasih dengan Yea Ji.
"Aku tahu," Yea Ji menggantungkan kalimatnya, ia sebenarnya tak sanggup berkata lagi. "Kau kecewa padaku, tapi kau akan lebih kecewa padaku jika kita melanjutkan hubungan ini."
Soo Hyun terkekeh, seolah ucapan Yea Ji adalah ucapan terkonyol yang tak pantas untuk telinganya terima.
"Lalu?"
Yea Ji benar-benar tak tahu kelanjutannya. Apa yang harus ia ucapkan lagi pada Soo Hyun. Yea Ji membuat dirinya terlihat sedang tenang, padahal hatinya mendobrak ingin menangis.
"Lalu? Kita hentikan hubungan ini." Yea Ji memundurkan langkahnya hendak pergi, namun Soo Hyun memegang tangannya menahan kepergiannya.
"Jangan pergi." Suara Soo Hyun mulai gemetar. "Alasan itu tidak cukup untukku." Setetes air mata mulai jatuh.
Yea Ji hampir menangis, menyiksa sekali melihat Soo Hyun menangis setelah semalam mereka saling melempar tawa. Dengan segera tangannya melepaskan cekalan Soo Hyun. "Aku harap kau bisa menghargai keputusanku."
Yea Ji pun melangkah cepat menjauhi Soo Hyun yang meratap punggung Yea Ji kian menjauh.
"Jika kau melangkah lagi, aku tidak akan pernah mau mengenalmu!!!" Seruan Soo Hyun itu tak mampu menghentikan langkah Yea Ji namun menciptakan sebening air mata yang mulai deras membasahi pipinya tanpa dilihat oleh Soo Hyun.
Soo Hyun semakin menyerah. Karena Yea Ji yang juga menyerah. Entah karena apa.
Semua terjadi begitu saja. Tanpa alasan kuat yang mampu membuat Soo Hyun dengan tenang melepasnya. Kini malah bergetar, termasuk sumpah yang baru saja ia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M not YOURS
RomanceSeo Yea Ji tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan seorang desainer furniture bernama Kim Soo Hyun tanpa sebutir alasan. Hidup keduanya bergerak berbeda namun dengan adilnya semesta kembali menemukan mereka meski laksana mimpi buruk yang malah membu...