Bukan Lagi Yang Dulu [end]

1K 91 25
                                    

Tak ada yang benar-benar selesai.

Tak ada yang benar-benar selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Biru warna samudera begitu pekat. Memikat dan mengagumkan. Hanya dengan sekali penglihatan rasanya begitu menyenangkan melihat adanya samudera menyentuh indera penglihatan.

Jika cinta diberi warna mungkin akan sama halnya dengan samudera. Malah bukan main senangnya jika kita melihat warna cinta pada orang yang kita cinta. Senangnya bahkan menumbuhkan hasrat untuk memilikinya.

Sayangnya itu hanya sebuah perandaian, karena cinta tak memiliki warna yang dapat dilihat. Namun warna yang dapat dirasakan. Jika salah merasakan, maka itu dapat merusak segalanya.

Jika mengira seseorang tidak mencintai kita padahal sebaliknya, itu akan mempersulit seseorang yang berusaha mendapatkan kita. Sedang jika mengira seseorang mencintai kita padahal tidak, itu lebih memilukan. Yang mengira akan kecewa menerima kenyataan, dan yang dikira akan terkekang antara tak mau menyakiti seseorang atau berkata seadanya.

Kejadian nomer dua itulah yang menyangkut Yea Ji hingga memutuskan melepaskan Soo Hyun pada lima bulan yang lalu.

Keduanya masih tetap berada di dalam mobil padahal malam semakin larut, meskipun mereka sudah berada di depan gang sempit rumah Yea Ji, namun tangan Soo Hyun masih aktif menggenggam tangan Yea Ji sembari mengelusnya.

Keduanya masih sama-sama terdiam. Memikirkan apa akhir terbaik dari cerita mereka.

Yea Ji melepas seat beltnya tiba-tiba di tengah keheningan mobil. Membuat Soo Hyun sedikit bingung.

"Kenapa?"

"Soo Hyun, kita salah. Kita tak boleh meneruskan perasaan ini. Pulanglah, jangan pernah bertemu lagi denganku." Ucap Yea Ji setelah sekian lama melamun, tangannya siap membuka pintu mobil namun Soo Hyun mencekal kuat bahu Yea Ji, bahkan menarik bahunya membuat perempuan itu menatapnya.

"Yea Ji, tidak bisa seperti ini. Kenapa harus kita yang berkorban?"

"Bukan kita yang berkorban, tapi kita yang harus bertanggung jawab."

Soo Hyun melonggarkan cekalan kuatnya pada kedua bahu Yea Ji. Jika seperti ini, dia tak tahu harus bagaimana.

Mereka merenung cukup lama, saling melempar pandang tak mengerti arah tujuan tempat mereka menepikan perasaan yang berlabuh terlalu jauh dan terombang-ambing terlalu lama.

"Aku... akan bicara lagi besok, pulanglah." Yea Ji membuka pintunya dengan tergesa, lalu turun dan bergegas masuk ke dalam gang kecil rumahnya.

Namun tangan kekar yang melingkar di pinggangnya membuat dirinya berhenti membeku. Dagu lelaki di belakangnya menempel pada bahunya.

I'M not YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang