"Elo ko tumben enggak di ikutin kedua cogan yang selalu ngikutin elu kemana-mana sa?" tanya Lala teman sebangku yang kali ini di ajak Alexa pergi ke kantin
"Gue gak mau di ikutin mereka terus, cowok yang mau deket sama gue tuh pada takut sama Davino"
"Elo gimana si bukannya bersyukur di dampingi kedua cowo ganteng, nikmat mana lagi yang kamu dustakan saa" Alexa hanya memutar matanya mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Lala karena itu bukan yang pertama ada yang sering didengarnya
"Elo Alexandria anak kelas 10 IPS 2 kan? Ini ada surat buat elo" dengan tanpa permisi cowok itu memberikan surat yang di pegangnya, Alexa menatap bingung cowok didepannya karena dia tidak mengenalinya
"Surat? Dari siapa? Buat gue" Alexa menunjuk diri nya karena takut cowok itu salah orang
"Iya, itu buat elo. Baca aja" ia pun langsung meninggalkan Alexa yang masih dengan raut muka yang kebingungan
"Elo kenal sama Ringgo?" Ucap Lala
"Ringgo? Gue enggak kenal dia. Ini surat dari siapa coba?" Alexa pun memeriksa amplop surat itu tidak ada nama pengirim yang tertera
"Dia Ringgo anak kelas 10 IPA 3, dia salah satu anggota Black Wolf yang di ketuai Bara anak kelas 12"
"Ko elo bisa tau detailnya si?"
"Ya gue tau dari cowok gue aja si, kan dia satu kelas sama Bara"
"Tapi kenapa dia ngasih surat ke gue" Lala hanya mengangkat kedua bahunya lalu melanjutkan memakan siomaynya yang sedari tadi ia abaikan
Dengan hati yang penasaran Alexa membuka amplop itu, ia ingin tahu dengan apa yang ada di dalamnya
"Aku yakin suatu hari nanti kamu akan jadi pacarku"
Alexa terus mengulang membacanya karena ia tak percaya dengan apa yang ada di isi surat tersebut, ia langsung berdiri dari duduknya matanya sibuk mencari seseorang yang dilihatnya mencurigakan
"Elo kenapa sa?" tanya Lala penasaran melihat temannya seperti tidak tenang setelah membuka surat tersebut
"Gue, guee. Loe baca aja sendiri" Alexa menyerahkan kertas itu dengan sedikit cemas
Lala membuka mulutnya lebar kaget dengan apa yang di bacanya barusan
"Gue yakin ini pasti Bara yang ngirim ini, soalnya dia itu dikenal banyak cewenya""Elo jangan sampe kasih tau siapa-siapa tentang surat ini apa lagi Reno sama Davino" ancamnya
"Ehmmm" tiba-tiba tanpa di sadari Reno sudah ada di belakang Alexa "Kenapa nama aku di sebut-sebut tadi" Alexa sudah mengenali suara itu dengan cepat ia merampas kertas yang sedang ada di tangan Lala
"Itu kertas apa saa?" tanya Reno penasaran
"Ini, eumm ini kertas bon nya Lala di kantin ini selama seminggu. Iya kan La" Alexa menatap Lala dengab sedikit melolot memberi isyarat agar mengiya kan semua perkataannya
"Dasar ada-ada aja kamu ini" Reno pun mengacak-ngacak rambut Alexa dengan gemas
"Oh iya Davino kemana? Ko tumben enggak ikut elo?" Alexa kembali ke posisi duduknya diikuti dengan Reno yang duduk di sampingnya
"Oh tadi dia bilang mau ke warung belakang sekolah, kamu ko ke kantin enggak nungguing aku?"
"Tadi Lala maksa gue ke kantin, katanya dia udah laper banget"
"Ko jadi gue, kan tadi elo bilang-" Alexa langsung menginjak kaki Lala supaya ia ditidak melanjutkan perkataannya
"Eh, iya tadi gue maksa Alexa ke kantin duluan" Reno hanya mengangguk sedikit heran dengan kedua cewek itu
Mata Reno terfokus ke arah piring di depan Alexa ada satu porsi batagor yang masih utuh
"Kenapa batagornya enggak kamu makan? Kasian di cuekin terus sama kamu. Buruan makan atau aku suapin""Enggak usah, gue bisa makan sendiri lagian emangnya gue bayi di suapin segala" Alexa dengan cepat menyendok batagornya. Karena makannya yang terburu-buru ia tidak sengaja menggigit bibirnya
"Awwwww" rintih nya kesakitan
"Ya ampun, kamu kalo makan hati-hati. Sini coba aku liat" dengan sigap Reno memeriksa dan memegang kepalanya, Alexa dengan jelas melihat mata indah Reno mata berwarna coklat, bulu mata yang lentik dan alis yang tebal raut wajah yang terlihat cemas
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Love
Teen FictionBismillahirrahmannirrahiim:)) ------- Berkisah tentang cerita cinta dan lika liku kehidupan di masa pubertas. Alexandria Bunga Atmaja yang bersahabat sejak ia masih kecil dengan dua cowok keren dan tampan Reno Aditya Prajasa dan Davino Mahendra. Ban...