oasis dans le désert

198 6 1
                                    

"Aku pulang."

Wonhee mendatangi Yeojoo yang sedang menonton televisi, mangkuk sereal di pangkuannya telah ia letakkan di atas meja saat ia menyadari ada yang salah. Ia memandangi Yeojoo yang membalas tatapannya dengan kebingungan.

"Eonni? Ada apa?" tanya Yeojoo.

"Berbaringlah," ucap Wonhee.

Dengan segera, Yeojoo mengubah posisinya, menaruh kepalanya di tangan sofa dan membuka kedua lengannya, mengundang Wonhee untuk masuk ke dalam pelukannya.

Wonhee dengan segera berbaring di atas Yeojoo, memeluk pinggang mungil dan membenamkan wajahnya pada pundak Yeojoo. Salah satu tangan Yeojoo membelai punggungnya, tangan yang lain mencengkeram kemeja Wonhee.

Kedua perempuan itu tidak saling bertukar kata. Wonhee berusaha menyibukkan dirinya dengan mengirup aroma sabun mandi dari tubuh perempuan di bawahnya. Yeojoo menutup matanya, tangannya tidak pernah berhenti mengelus punggung Wonhee. Ia menghirup aroma parfum Wonhee yang masih menempel pada dirinya walaupun ia telah bekerja selama 9 jam. Mereka berpelukan di atas sofa, saling mendengarkan tarikan dan embusan napas satu sama lain.

"Hari ini melelahkan," gumam Wonhee.

"Ya?"

"Seharian ini bosku memarahiku," lanjut Wonhee, "aku mengacaukan rapat hari ini,"

"Apakah rapat yang sangat penting?"

Wonhee mengangguk, kemudian kembali membenamkan wajahnya pada leher Yeojoo. "Aku lelah."

"Beberapa hari ini kau bekerja tiada henti," balas Yeojoo, tangannya memainkan rambut pendek Wonhee, "apakah ada hal baik yang kau alami hari ini?"

"Satu-satunya hal baik hari ini adalah bekal yang kau siapkan dan aku bisa memelukmu,"

"Manis sekali," tawa Yeojoo lembut, "besok kau harus beristirahat, kau tahu?"

"Iya, aku ingin tidur seharian,"

"Ide bagus," balas Yeojoo sebelum Wonhee mengangkat tubuhnya dari Yeojoo, "kau harus mandi, kemudian makan,"

Wonhee tersenyum. Tangan Yeojoo membelai pipinya dan merapikan rambutnya. Mereka saling bertatapan, tersenyum, hingga Wonhee kembali menurunkan tubuhnya dan mengecup bibir Yeojoo.

Kecupan itu diawali dengan tawa geli dari Yeojoo, mengomeli Wonhee dengan ceria bahwa ia harus pergi mandi terlebih dahulu, kemudian berlangsung dengan pergerakan bibir dan lidah yang sensual, sentuhan jari yang lembut pada leher Wonhee, dan pinggul yang saling bertemu. Desahan lembut terdengar dari kedua wanita itu. Tangan kiri Wonhee menyelinap masuk ke dalam kaus Yeojoo, merasakan kehangatan yang terpancar dari kekasihnya. Sembari menyibukkan mulut Yeojoo, tangannya mencari tempat tujuan untuk mencari kehangatan.

Yeojoo mengerang. Tangan dingin Wonhee membelai payudaranya dengan lembut. Ia dapat merasakan bulu kuduknya berdiri. Ibu jari Wonhee bermain dengan puting Yeojoo, membuatnya bergetar di bawah tubuh Wonhee. Perempuan berambut panjang itu melepaskan ciuman mereka, mulutnya terbuka sambil bernapas tersengal-sengal. Wonhee memandanginya, membuat catatan mental akan wajah Yeojoo yang memerah dan bibir tipisnya yang basah. Tangan Wonhee masih sibuk di dalam kaus Yeojoo, memancing puting Yeojoo untuk ereksi.

"Aku ingin melepas bajumu," bisik Wonhee.

Yeojoo mengangguk, ia mengangkat tangannya dan pinggangnya, membiarkan Wonhee melakukan apa yang ia inginkan. Pakaian telah dilempar di lantai, Wonhee kini berhadapan dengan Yeojoo dan tubuh mungilnya yang bertelanjang dada. Ia tidak mengenakan bra seperti yang biasanya ia lakukan di rumah. Wonhee memandangi Yeojoo, dari matanya yang seperti rubah, bibirnya yang agak terbuka, leher, pundak, kedua payudaranya, dan pinggang mungilnya. Di saat seperti inilah, Wonhee bersyukur karena memiliki Yeojoo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gemstones Series - Sapphire ; s.hs + y.khTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang