Tentang Rasa #3

18 3 0
                                    

Clarissa dan Putri sudah berada di lapangan basket sekolah untuk memulai hari pertama latihannya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sebelumnya saya ucapakan terimakasih kepada adik-adik sekalian yang telah mau bergabung dengan kami di ekskul basket ini. Dan untuk formulirnya silahkan kalian kumpulkan pada kak Rama pada saat jam istirahat nanti" Mendengar penjelasan dari pelatihnya, Clarissa dan Putri kaget dan refleks saling menatap satu sama lain. "Jadi hari ini kita hanya perkenalan dulu dan juga latihan dasar" Lanjut pelatihnya.

Semua senior basket termasuk pelatihnya telah memperkenalkan diri. Ada satu orang yang memperkenalkan diri membuat Clarissa semakin tercengang. Betul sekali, dia Ramadhan anak kelas Dua Belas IPA 1. Kapten basket di sekolah ini.

Clarissa merasa gugup, apa lagi dirinya sempat diantarkan pulang ke rumah oleh Rama. Putri? Putri merasa bersalah dan takut karena sudah bersikap judes dan bahkan mengusir Rama pada saat di kantin tadi.

Sekarang adalah giliran anggota baru untuk memperkenalkan dirinya. Saat Clarissa memperkenalkan diri, Ia tetap berusaha untuk tidak terlihat gugup. Tapi sialnya, "Lu ga usah gugup gitu, santai aja" Rama menegurnya dengan senyum dan tatapan yang terus bertuju pada Clarissa.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 yang artinya ini sudah saatnya untuk mereka kembali ke rumah. Clarissa pulang bersama Putri karena Pak Panji tidak akan datang untuk menjemputnya.

"Woi anjir kaget banget ga sih, kak Rama yang tadi gue galakin itu kapten basket, duh nangis banget" Ucap Putri saat menuju parkiran bersama Clarissa. Clarissa hanya terus berjalan dan tidak menghiraukan perkataan Putri.

Di dalam mobil, Clarissa menyetel lagu kesukaan mereka "Hahaha yang penting kan lu udah minta maaf tadi, dianya juga ga masalah. Dahlah lupain mending kita having fun aja"

"Ding dong, call me on my phone
Ice tea and a game of ping pong
This is getting heavy
Can you hear the bass boom? I'm ready (woo hoo)
Life is sweet as honey
Yeah, this beat cha-ching like money, huh
Disco overload, I'm into that, I'm good to go
I'm diamond, you know I glow up
Hey, so let's go... 'CAUSE I-I-IM IN THE STARS TONIGHT..."

Sepanjang perjalanan mereka bernyanyi, Itu lagu kesukaan mereka. Beruntung sekali Clarissa bertemu dengan teman yang sefrekuensi. Biasanya kalau Clarissa menyetel lagu itu, pasti selalu saja ada yang mengatakan "Eh ganti dong lagunya, kita ga ngerti" Tapi sekarang Clarissa sudah tidak perlu lagi mendengar kalimat itu.

***

Clarissa mengabaikan suara notifikasi dari ponselnya, karena sedang berada di meja makan bersama bundanya. Bundanya selalu mengajarkan untuk sebisa mungkin tidak memegang ponsel ketika sedang makan.

Setelah selesai makan, Clarissa pergi ke kamar untuk mandi. Tapi seperti biasa, Clarissa rutin berleha-leha di kasur dan bermain ponsel sebelum dirinya benar-benar memutuskan untuk mandi.

"Hai" Sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak diketahui terlihat pada ponsel Clarissa. Tanpa berpikir panjang, Clarissa segera membalas pesan singkat tersebut "siapa?" Lama tak ada balasan, Clarissa beranjak dari kasur ke kamar mandi.

Sampai Clarissa selesai berpakaian pun belum juga ada balasan dari nomor tadi. Clarissa melanjutkan aktifitasnya seperti biasa, menyetel musik, membakar lilin dengan wangi vanilla kesukaannya, menyiapkan alat tulis, dan mulai belajar. Clarissa memang anak yang rajin. Menurut Clarissa, sepintar apapun kamu, tapi kalau kamu selalu bermalas-malasan, itu sama saja berbohong.

Clarissa menyalakan kembali ponselnya setelah dua jam belajar, itu sudah menjadi kebiasaan agar fokusnya tetap terjaga. Satu notifikasi terlihat di layar ponselnya. Clarissa segera membuka pesan itu.

"Gue Dafa, yang tadi ngasih minum ke lo pas istirahat tadi"

"Oh, makasih ya. Btw lo dapet nomor gue dari mana?"

"Dari seseorang, dia ga mau disebutin namanya. Disave back ya nomor gue haha"

"Ok" Balasan singkat dari Clarissa.

"thx, Risa. lo jangan tidur kemaleman karna baca novel"

"ga baik buat kesehatan"

"Night"

Clarissa hanya membaca pesan itu, tanpa ada balasan. Kini pikiran Clarissa bertanya-tanya, "Siapa yang ngasih nomor gue ke dia? Kok dia bisa tau kalau gue suka baca novel sampe begadang? Kok dia bisa tau nama panggilan gue? Risa, itukan cuma bunda sama Putri yang tau" Selamat berpikir panjang Clarissa.



TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang