9.

17 5 13
                                    

Mampukah aku menghapusnya sepenuhnya?
Mampukah aku menghindarimu?

Bahkan ingatan bahwa aku mencintaimu, mampukah aku mengosongkan semuanya?

Tak ada lagi yang bisa dilakukan.

Aku tak boleh mendekatimu.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Rissa melangkahkan kakinya ringan setibanya di halaman rumahnya.Dirinya sukses di buat keheranan setelah melihat dua mobil sedan hitam yang terparkir rapi tepat di depan garasi rumahnya."Kok kayanya nggak asing ya?"tanya Rissa pada dirinya sendiri.

Perempuan itu berjalan menuju ke arah pos satpam yang hanya berjarak beberapa meter dari posisinya saat ini.Di sana,Rissa dapat melihat Pak Joko yang merupakan satpam pribadi rumahnya sedang bersantai di pos-nya sambil menikmati secangkir kopi hangat.

Pak Joko bangkit dari posisinya dan tersenyum ramah ketika menyadari kedatangan Rissa."Ada yang perlu Pak Joko bantu,Non?" Tawar Pak Joko.Rissa menggelengkan kepalanya,perempuan itu berjalan mendekat ke arah Pak Joko sambil sesekali melirik dua mobil sedan tersebut.

"Pak Joko,itu mobil siapa?Bunda lagi ada tamu ya?" Tanya Rissa setengah berbisik.Pak Joko tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya."Kok Pak Joko malah ketawa sih?Rissa tanya beneran lho!"Rengeknya sebal.

"Non Rissa masuk aja,nanti juga tahu sendiri kok."Ujar Pak Joko,setalah itu pria paruh baya itu kembali ke dalam pos jaganya.Rissa memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya.Namun kali ini langkahnya lebih cepat,karena Rissa sebenarnya masih sangat penasaran.

"Assalamualaikum Bunda.Rissa pul-"Ucap Rissa tertahan.Perempuan itu terdiam di tempatnya,kedua bola matanya melotot sedangkan mulutnya terbuka lebar ketika maniknya mendapati Azza yang tengah mengobrol akrab bersama dengan dua laki laki yang tampak begitu tidak asing lagi baginya.

Dari arah dapur,Rissa juga melihat dua perempuan yang usianya sedikit lebih tua darinya berjalan menuju ke ruang tamu hendak bergabung bersama dengan Azza dan dua laki laki tadi."Ini gue lagi mimpi apa gimana?"Rissa menepuk nepuk pelan kedua pipinya,bahkan sesekali mencubit untuk memastikan bahwa dirinya sedang tidak bermimpi.

"Rissa?kamu ngapain di situ?"Tegur Azza."Kita kedatangan tamu spesial nih.Harusnya seneng dong,kok malah bengong."Ujar Perempuan paruh baya itu sengaja menekankan kata kedatangan tamu spesial berniat untuk menggoda.

"Nge-lag dia Bun."Seorang laki laki berperawakan tinggi besar tertawa tanpa suara sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya di atas meja.Rissa dan semua orang di sana hanya diam,tidak tahu di mana letak lucunya.

Rissa berjalan mendekat lalu menghambur ke dalam pelukan dua laki laki yang merupakan kakak kakaknya.Azza tersenyum memaklumi ketika melihat kedua mata Rissa yang sudah berkaca kaca saat ini.Wajar saja Rissa seperti itu,mereka sudah tidak bertemu sejak 3 tahun yang lalu.

"Halah gegayaan nangis segala lo!"Ujar Daren menoyor kepala Rissa pelan.Daren merupakan kakak pertama Rissa.Berperawakan tinggi sama seperti Azza dan juga dirinya.Sedangkan Dio——kakak kedua Rissa itu mempunyai tinggi badan yang standar,tidak terlalu tinggi,tapi tidak juga terlalu pendek.

Dio mempunyai sifat pendiam,jarang berbicara dan cuek.Wajah dingin Dio selalu di salah artikan oleh orang orang.Mereka yang tidak begitu dekat dengan Dio pasti berpikir bahwa Dio merupakan sosok yang menyeramkan dan juga galak,padahal Dio sebenarnya orang yang sangat perhatian dan juga hangat.Terutama kepada keluarganya.

"Lagian lo sih,jarang banget pulang ke rumah.Rumah jadi sepi,kasian Bunda juga suka kesepian kalo gue ke sekolah."Curhat Rissa.Saat ini Daren tinggal di Australia bersama dengan Aurel sejak mereka menikah 3 tahun lalu.Sedangkan Dio,laki laki itu menetap di bali sejak 1 tahun lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InevitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang