4.

58 9 9
                                    

Aku berdiri di depan takdir yang telah ku lewati.
Cerita kita sepertinya tinggal mimpi dan aku tidak bisa bangkit darinya

Kau sangat jauh dariku dan aku tidak bisa memberitahumu.
bahkan sekali saja pun tidak

Aku mencintaimu.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Bhakss!!parah banget emang si Rey.Bener bener nggak ada akhlak!!"Tawa Renan sambil menggebarak-gebrak meja dengan heboh,membuat seisi kantin menatap aneh kepadanya.

Rey hanya menatap datar teman dekatnya itu yang sedari bertingkah tidak normal seperti orang kesetanan.Jujur,Rey malu satu udara dengan orang se-aneh Renan,dan sayangnya orang aneh itu adalah temannya sendiri.

"Iya kan?emang nggak ada akhlak ni orang."Seru Rissa,untuk pertama kalinya dia satu pemikiran dengan Renan.

Renan memandang Diandra yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya dengan pandangan menggoda."Yang lagi kasmaran mah beda ya." Ucapnya berniat menyindir.

"Perasaan dari tadi maen hp mulu lo,Ndra."celetuk Rey yang langsung di angguki oleh Rissa.

Rissa menoel noel pipi Diandra dengan senyuman mengejek."Pasti lagi chating sama mas pacar nih.Ya kan?"

Diandra menatap tajam ketiga orang yang sedari tadi terus menggodanya."Iri bilang bos."ucap Diandra kejam.

Mendengar ucapan kejam dari perempuan di sampingnya,Renan memamerkan wajahnya yang sengaja di buat buat sedih.Diandra yang melihat hal itu pun tak segan segan menoyor kepala Renan.

"Kapan kapan kenalin dong pacarnya ke kita kita."pinta Rissa yang sudah sangat penasaran dengan sosok kekasih dari teman dekatnya itu.Bagaimana tidak?sejak Diandra mengatakan bahwa dia sudah punya pacar,perempuan itu sama sekali belum pernah memperkenalkannya kepada dirinya maupun Tasya,hal itulah membuat rasa penasaran Rissa dengan sosok kekasih Dindra tersebut semakin menggebu gebu.

Rey berdecak."Katanya udah punya calon imam,lah ini pacar orang aja masih mau di embat."cibirnya.

Rissa memukul pelan pundak Rey,"Kebiasaan banget ya lo Rey kalo ngomong nggak pake Bismillah dulu.Gue kan cuma penasaran,yang bilang mau ngembat siapa?"

"Jadi lo belum jadian jadian juga sama si anu?"Sambar Renan tiba tiba.

"Y-ya belum lah,orang dia belum nembak gue.Makanya bantu doa dong,hehe."Jawab Rissa.

Renan memajukan posisi duduknya,"Lo harus banyak banyak berguru sama gue,Riss."ucap Renan dengan nada sok serius.

"Mending makanannya di makan dulu,ntar lagi ngobrolnya,kalo makanannya keburu dingin kan nggak enak."Peringat Tasya yang sedari tadi hanya menyimak percakapan tiga orang tersebut.

Renan menatap Tasya sinis,"Lah suka suka kita dong,kenapa lo jadi ngatur ngatur?"Sahutnya tak terima,membuat Rissa,Rey,maupun Diandra terheran heran dengan perubahan sikap Renan yang tiba tiba.

Tasya meletakkan sumpitnya di atas piring dengan kasar,"Gue nggak ngajak lo ngomong ya,Nan.Kenapa lo tiba tiba nyolot?"Balas Tasya tak terima.

Rissa hanya cengo di tempatnya.Tidak biasa biasanya kedua manusia yang biasanya saling bucin itu bertengkar karena hal yang menurut Rissa sangat sepele.

"Lo berdua ada masalah apaan sih?tumben tumbenan kaya gini."Rey yang sedari tadi hanya menyimak pun tidak tinggal diam melihat adu mulut yang tengah berlangsung antara Renan dan Tasya.

Tasya bangkit dari duduknya,"Gue duluan ya,udah nggak nafsu lagi soalnya!"Ucapnya menatap Renan dengan mata yang berkaca kaca.Perempuan itu langsung melenggang pergi setelah meletakkan selembar uang lima puluh ribuan di atas meja.

InevitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang