Hallo ini aku, manusia yang lahir ke bumi di bulan ke empat akhir tahun sembilan puluhan.
Hingga saat ini aku tak pernah tahu apakah kelahiranku membawa lebih banyak duka atau suka.
Rumah versi pertamaku berakhir di tahun ke lima aku lahir di dunia, rumah yang ku anggap sempurna yang memberi ku banyak suka dan duka tentu saja.
Hidup memang selalu begitu ya, akan selalu beriringan antara suka dan duka, tawa suka cita serta pipi yang berlinangan air mata.
Satu waktu aku mensyukuri banyak hal yang terjadi dalam hidupku, satu waktu pula aku merutuki habis-habisan, aku mengucap banyak syukur banyak-banyak kemudian memaki dengan umpatan paling kasar tanpa jeda.
Setelah ku pikirkan selama ini, hidupku tak pernah benar-benar memberi satupun manfaat untuk sekitarku, tak ada pencapaian membanggakan dalam kisahku tapi kali ini aku ingin nekat menceritakan sebagian kisah ku. Terdengar gila tapi tak apa setidaknya lewat tulisan ini jika lima atau sepuluh tahun yang akan datang aku bisa hidup bahagia, aku memiliki rumah versi lain yang ku ciptakan sendiri, aku bisa berkunjung membaca lagi tulisan ini dan akan ku syukuri meski banyak mengeluhnya tapi aku masih bertahan hingga sejauh itu.
Semoga ceritaku menyenangkan untuk di simak ya.*Jangan lupa vote+komen*
Jika berkenan beri saran dan masukanMasih Manusia🌑
29 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tak Selalu Perihal Bangunan
RandomRumah bagiku tidak melulu tentang ruang persegi yang terdiri dari pintu,jendela dan ruang-ruang bersekat. Namun lebih luas perihal ada siapa di dalamnya, bersama siapa kamu menghabiskan setiap waktunya. Perihal rumah banyak versi yang pernah ku sing...