Prolog dan Cast

243 34 26
                                    

Ranya duduk menopang dagu diatas meja lipat bergambar batman, dengan wajah kusut dan mata mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ranya duduk menopang dagu diatas meja lipat bergambar batman, dengan wajah kusut dan mata mengantuk.

"Mas Lukman jahat banget!, bukannya ngajarin adeknya pecahan malah main futsal" ia mengomel dengan bibir yang dimaju-majukan.

Sebenarnya anak bungsu dari keluarga Adipramana ini seharusnya sedang belajar pecahan bersama kakaknya atas perintah sang Ayah, -yang tadi siang menelfon keduanya,

Namun, oknum yang di amanahi justru melarikan diri dan meninggalkan secarik surat dengan tulisan acak-adul yang mana Ranya harus bersusah payah membacanya di meja tamu yang berisikan,

Ranya adikku yang pintar,

kamu belajar sendiri dulu, kalo males ga usah dipelajarin juga gapapa, urusan peer mas jawabin nanti, mau main futsal bentar sama Sandi, inget jangan cepuin ke Ayah!, atau kamu ngga mas jajanin cilok sama ngga mas bolehin minjem psp Mas lagi, oke?

tambahan: simpen kertas ini baik2 oke, ntar pulangan mas bawain cilok seember, sekian, assalamu'alaikum

Awalnya Ranya senang-senang saja, tentu ia tidak akan mau bersusah payah mengerjakan nya, ia berencana akan tidur siang atau bermain dengan kucing-kucing kesayangan nya,

Namun rupanya, anak itu tersadar besok ada ulangan harian, yang mau tidak mau mengharuskan nya belajar.

Daripada jenuh dan mengantuk ia memilih menggelar tikar dan mengambil meja lipatnya untuk belajar diteras rumah.

Tapi percuma, ia sama sekali tidak paham dengan materi pecahan tersebut,

Karena akhir-akhir ini ia selalu tertidur saat jam matematika berlangsung, karena guru yang biasanya mengajar sedang cuti melahirkan dan digantikan dengan guru lain yang cara menurut nya mengajarnya seperti mendongeng.

Tiba-tiba ada bola plastik masuk ke pekarangan rumahnya,

"ini pasti si Hanif ngajak main bola!" serunya dan beranjak membukakan pagar.

Masa bodoh dengan ulangan besok, toh kalau dapat nilai kecil sekali-kali juga tidak akan membuat tinggal kelas.

"loh!?, kamu siapa!?" tanya nya dengan wajah tidak santai ketika mendapati anak laki-laki bermata sipit yang tampak asing.

"aku mau masuk" ujarnya agak kebingungan.

"ngga boleh!, kamu ini pasti om-om yang nyamar jadi anak kecil buat ngerampok rumah aku kan!?, iyakan!?, ngaku kamu!? atau ngga aku pukul pake sapu ijuk nih!" marahnya seraya mengambil sapu ijuk yang tergeletak di tanah dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"eeeh jangan pukul aku!, aku tuh cuman mau ngambil bola itu!" ujarnya seraya menunjuk objek yang dimaksud dan melengang dan masuk ke pekarangan rumah Ranya.

[1] Dari Hagi untuk Ranya ft. hwangshinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang