-apa gue putus aja sama Baskara?"
Hagi diam sesaat, "lo yakin, Nya?, apa ga bisa diomongin baik-baik dulu?"
"atau lo cerita dulu aja, ya?, gue bakal dengerin, ntar gue kasih sudut pandang dari gue dan sebisa mungkin gue kasih saran"
Ranya pun mulai bercerita, sementara Hagi mendengarkannya sambil mengerjakan beberapa soal matematika
"Nya, lo sayang kan sama Baskara?"
"ya jelas lah, kalau gue ga sayang ngapain gue pacaran sama dia"
"lo sayang karena berawal nyaman sama dia, gue tanya, selama ini lo nyaman ga berhubungan sama dia dari segala sisi?,"
"maksud gue, mungkin kalian nyaman satu sama lain, tapi mungkin kalian ga nyaman dari sisi latar belakang pribadi masing-masing"
"gue ga nyuruh lo buat mengakhiri hubungan lo sama Baskara, gue tau dia salah satu sumber kebahagiaan lo"
"tapi lo lihat lagi, selama ini hubungan lo sama Baskara udah banyak membawa kebohongan, Nya"
"lo dapet kan poin yang gue maksud?"
Ranya mulai menitikkan air mata, ia berada diposisi yang serba salah, menimbulkan isakan kecil yang tak dapat ia sembunyikan
"sttt udah Ranya, nanti Ayah lo dengar..."
"gue sadar, age-gap gue sama dia terbilang jauh, agama kita pun beda"
"gue tahan dan mencoba menerima itu semua, karena gue sayang sama dia, gue ngga sanggup kehilangan dia, Gi..., tapi diposisi ini gue serba salah, semua jalan udah buntu..."
Isakan gadis itu semakin terdengar jelas, Hagi sebenarnya tidak rela sahabatnya terus-terusan tersakiti seperti ini, ia telah mengemban banyak beban.
Hagi mengenalnya, gadis ini bukan tipikal orang yang membangkang dan memaksakan sesuatu pada jalur utama.
Ia justru akan mencari jalan lain yang meminimalisir risiko dan tidak menyebabkan pertentangan, bahkan tidak jarang ia menyembunyikan banyak hal dari orang-orang disekitarnya sendiri.
Hal tersebut menyebabkannya terkadang sulit untuk memutuskan sesuatu dalam waktu singkat, Ranya cenderung berpikir dengan rencana yang runtut dan teratur yang bisa saja menguras pikiran dan rentang waktu yang lama,
Ia berpegang teguh dengan hal itu, hanya untuk tidak menimbulkan perselisihan dan menyakiti orang tersebut,
Meskipun ia sendiri harus menahan rasa sakit akan segalanya.
Dan untuk perihal mengikhlaskan atau merelakan, Ranya cukup sulit melakukannya, karena atas dasar kendali pikiran dan perasaan yang telah ia tahan dan lakukan.
Tidak ada percakapan, masih terdengar isakan-isakan kecil dari Ranya, jika Hagi berada ditempat yang sama dengannya, Hagi ingin menenangkan gadis itu.
"Nya, dengerin gue, gue mau terus terang sama lo, maaf sebelumnya kalau ini agak kasar, tapi gue mohon dengerin, ya?"
"iya, Gi" jawab Ranya seadanya
"Nya, lo pacaran sama Baskara ga menjamin kalian sampai nikah, kecuali suatu hari nanti ada keajaiban dan kalian memang ditakdirkan"
"kebalikannya, resiko terburuk, mau lo berdo'a dan bertahan sekuat yang lo bisa, kalau takdir udah berkata lain, lo ngga bisa ngelawan, semuanya udah tertulis sama yang Kuasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Dari Hagi untuk Ranya ft. hwangshin
Fanfiction"Hagi sama Ranya itu sama-sama denial, kalo ditanya serius juga mana mau ngaku" •millenial ft. hwangshin •school and family life •sangat lokal •bahasa semi baku •humor recehan •warn!: harsh word, adegan dan pembicaraan yang tak patut dicontoh •rat...