3. Brownies

144 114 125
                                    

Happy Reading

♡♡♡

Lima bulan berlalu, semua dapat berjalan dengan lancar. Meskipun setiap masalah kecil kian hadir silih berganti. Tapi Melsa berhasil melewatinya.

Pagi ini karena tidak ada jadwal kuliah, Melsa akan pergi ke supermaket untuk membeli kebutuhan bulanan sekaligus dia ingin mencoba membuat kue untuk teman temannya.
Setiap hari pasti ada saja orang yang datang ke kos an dengan berbagai tujuan. Kadang mereka berkumpul hanya untuk bermain dan melepas penat, dari padatnya tugas yang diberikan oleh dosen.

Melsa berjalan seorang diri, dia melewati sebuah taman yang sedang ramai oleh orang orang yang sedang berolahraga, namun ada juga yang datang hanya untuk menghirup udara segar pagi ini. Sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, Melsa mulai mengingat kejadian kejadian yang telah di alaminya selama lima bulan belakangan.

Dimana dia mendapatkan banyak teman yang selalu ada untuknya dan juga bertambah eratnya hubungan diantara mereka. Melsa ingat betul peristiwa dimana hujan datang mengguyur kota Jakarta dengan sangat deras.

"Aduh, gimana nih? Hujannya deras banget. Gue gak bawa mobil lagi." Ujar Rena sambil menatap rintik hujan yang seiring waktu berjalan semakin deras.

Seno yang berada disamping Melsa melepaskan jaket nya, lalu disampirkan nya ke pundak Melsa yang sedaritadi dia memerhatikan derasnya guyuran hujan.

Melsa tersentak, "Eh, Sen. Kenapa? Ini kamu pakai aja lagian dingin loh, hujan gini." Ujarnya sambil melihat Seno yang hanya memakai kaos putih itu.

"Udah pakai aja, biar lo gak kedinginan."

Melsa mengerutkan kening nya, ingin membantah namun ia tak berani melakukannya. Memang akhir akhir ini sikap Seno berbeda kepadanya. Mereka kian dekat, Melsa merasa Seno memang sedang mendekatinya- Atau mungkin itu hanya perasaannya saja. Lagian mana mungkin seorang Arseno suka padanya. Tapi perilaku Seno ini sangat sangat tidak baik bagi kesehatan jantungnya. Walau saat pertama kali bertemu dengan Seno dia  sudah menyukai pria itu. Melsa pun hanya diam membiarkan perasaannya itu, dia hanya mengikuti alur yang sudah ditentukan.

"Ke kos- an gue sama Melsa aja yuk." Saran Nanda.

"Iya lagian deket juga dari sini." Sambung Melsa.

"Tapi gimana kesana nya? Emang ada yang bawa mobil?" Tanya Vino.

"Udah lah Vin, kita terobos aja. Lagian yang bawa mobil cuma si Seno." Saran Aksha.

"Gimana setuju?." Tanya Chandra.
Mereka pun serempak menganggukkan kepala.

Tidak ada salahnya juga berjalan bersama ditengah deras nya hujan. Daripada mereka harus berdempetan di dalam mobil, apalagi jika naik mobil pun tidak akan cukup.

"Oke. 1... 2... 3..., LARIII!."

"Woy jangan lari tunggu."

"Chandra anjir katanya jalan aja!"

"Dasar Aksha kampret emang."

"Itu si Rena ketinggalan."

"Udah biarin aja nanti juga si Dio nyamperin."

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang