Happy Reading!
♡♡♡
Sejak kemarin Seno masih saja sulit di hubungi. Melsa sudah bertanya pada yang lain, tetapi mereka tak mau menjawab dan mengalihkan pembicaraan. Hari ini tadi nya, Melsa berniat mengajak Seno bertemu di cafe tempat kerjanya. Namun, gadis bermata bulat itu mengurungkan niatnya karena tugas minggu ini yang semakin banyak, juga pengunjung cafe yang terus saja berdatangan membuatnya sibuk kesana kemari.
Melsa berada di halaman depan kosan, tengah menikmati secangkir teh hangat dan kue- buatannya saat pagi seorang diri.
Biasanya sore hari begini banyak anak kos yang berkumpul, tetapi sekarang hanya beberapa yang lewat dan menyapa Melsa. Mungkin sama seperti dirinya, aktivitas yang semakin padat membuat kita susah sekali untuk berkumpul.
Di usia yang tak lagi remaja, semakin sulit untuk kita berleha - leha dan hanya bermain. Melsa yang masih berumur 20 tahun pun, sedang mencoba untuk menata langkahnya untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Dunia kerja itu lebih keras. Dia merasakannya sendiri. Persaingan antar manusia yang semakin kejam karena lapangan pekerjaan yang sulit di dapat, ada juga yang memakai cara kotor seperti menyogok agar di terima di perusahaan tersebut.
Tidak seperti saat kita sekolah. Mungkin hanya ambisi untuk mendapatkan nilai terbaik yang kita pikir sangat penting saat itu. Sebenarnya nilai pengetahuan akademik tidak terlalu penting juga, memang ada beberapa bidang yang mengharuskan kita untuk memiliki pendidikan yang baik dan nilai pun dapat menjadi sebuah pertimbangan. Tetapi itu semua akan kalah dengan orang dalam.
Sulit? Memang.
Lelah? Sangat.
Sudah berkali kali juga Melsa jatuh dan gagal, tetapi tak masalah karena itu adalah sebuah proses agar kita dapat mengepakkan sayap dan terbang lebih tinggi kan.
Teman pun hanya bisa di hitung jari. Tidak sebanyak saat kita bersekolah, kadang sekarang teman datang jika ada mau nya saja.
"Hey yoo!" tegur Vino kini duduk di samping Melsa dan memakan kue di piring.
Melsa hanya melirik sedikit, tak heran saat melihat temannya datang dan langsung menyerobot makanan. Dia meneguk kembali teh hangat.
Vino mengerjap, mata nya berbinar. Dia mengambil lagi kue yang sisa seperempat lalu memakannya. "Woi enak banget Mel. Beli dimana lo?"
"Bikin lah," jawab Melsa tak acuh.
"Enggak mungkin. Mahal pasti kan kue nya?!"
"Yaudah kalau nggak percaya."
Vino masih tak percaya dan terus saja memakan kue itu, "Ambil minum dong Mel! Lo ada tamu juga," titah Vino.
Melsa mendengus, "Tamu apaan? Ambil sendiri sana."
Pemuda dengan kemeja putih itu berdecak, melanjutkan kembali acara makannya hingga tak terasa kue di meja hanya tersisa dua potong lagi.
Saat Vino hendak mengambil lagi, tangan Melsa menghentikannya. Melsa mengambil piring berisi kue dan menyembunyikannya dari Vino. Dia menyuruh Vino untuk pergi dari sini.
Baru beberapa langkah Vino pergi, Melsa memanggilnya. "Eh... Vin lo tau Seno dimana nggak? "
"Biasa, lagi jalan dia sama Queen," jawab Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionHarapan agar sebuah mimpi dapat menjadi kenyataan. Mimpi untuk terus bersamanya, mewujudkan impian bersama. Suka dan duka dilalui bersama. Tapi semua berubah saat dia berbalik arah dan tak lagi menatapmu. Dia melangkah bersama genggaman tangan lain...