Kini tiba saatnya hari kelulusan, Bagi Vanya waktu berlalu dengan cepat. Masa-masa SMA memang masa yang paling indah, tetapi itu tidak berlaku bagi Vanya yang menganggap bahwa masa SMA bukanlah masa yang indah tetapi sebaliknya. Mungkin karena setiap hari dirinya disibukkan dengan belajar, ia jadi tidak ada waktu menikmati masa-masa itu. saat itu suasana sekolah di hebohkan dengan siswa siswi kelas dua belas yang sibuk mencoret-coret baju. Vanya saat itu menjadi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya, membuat dirinya dibanjiri oleh pujian.
"Hua..nggak nyangka waktu secepat ini, kalau nanti lo dapat beasiswa ke luar negeri bakalan pisah dong hiks." tangisan sang sahabat sambil memeluk Vanya.
"Udah..kan belum tentu gue dapat beasiswa, tapi semoga aja sih." Ucap vanya yang berusaha menenangkan Hayun. Hayun kemudian menatap ke papan yang berisikan hasil akhir ujian.
"Van, tukeran otak yuk!" Hayun bergurau sambil terisak, Vanya hanya bisa menepuk bahu sahabatnya itu.
"Makannya belajar yang rajin gih buat masuk PTN."
Sementara Frinza saat itu menjadi rebutan para siswi untuk mengambil foto, layaknya seperti artis. Berbagai macam hadiah yang ia dapatkan dari para siswi, mulai dari setangkai bunga mawar, cokelat dan sebagainya. Frinza secara tidak sengaja melihat Vanya dan Hayun dari kejauhan mengharuskan ia untuk meninggalkan kerumunan itu.
"Buset, tu anak pasti mau nyamperin Vanya. Bakal jadi nyamuk gue." batin Hayun, ia melihat Frinza yang beberapa langkah lagi sampai di tempat mereka.
"Van gue kesana bentar ya." Ucap Hayun yang langsung pergi meninggalkan sahabatnya.
"Kenapa sih tu anak?" Tanya Vanya dalam hati sembari mengerutkan keningnya. Dari belakang, Frinza langsung memegang bahu Vanya sentak membuat cewek itu kaget.
"Ish..lo lagi, bisa nggak sih nggak ngagetin!"
"Nggak apa..sesekali sport jantung."
"Btw pinter banget lu Van bisa dapat nilai tinggi kek gitu, kalau udah gini nih bakalan keterima beasiswa dong." Puji Frinza dengan tulus.
"Jelas dong anak buk Marisa haha" Vanya tertawa kecil membuat Frinza tersenyum.
" Yaudah jangan lupa sama rencana kita ya, tinggal dua hari lagi masih ada waktu persiapkan diri" Ucap cowok itu sembari menyemprotkan sebuah cat spray ke baju Vanya.
Acara yang ditunggu-tunggu sebentar lagi akan dimulai, para murid kelas dua belas berbondong-bondong menuju lapangan sekolah. Frinza tiba-tiba meraih tangan Vanya lantas menggandeng erat dan berlarian menuju lapangan. Entah kenapa, saat itu dirinya mau saja mengikuti Frinza. Tepat di tengah-tengah kerumunan, bebarapa smoke bomb dinyalakan di titik-titik tertentu. Saat itu juga penampilan grup band dari sekolah diluncurkan memeriahkan acara itu. Seorang anggota OSIS memberikan dua buah smoke bomb kepada Frinza.
"AYOK VAN!" Frinza memberikan salah satunya ke cewek yang ada disampingnya.
"NGGAK USAH, BUAT LO AJA." Ucap Vanya, Namun cowok itu semakin memaksa memberikan smoke bomb itu membuat Vanya menuruti perkataan anak itu.
"READY TO PARTY BABY?" Sorak Frinza sembari menyalakan smoke bomb membuat suasana semakin seru. Aura ceria terpampang di wajah Vanya yang saat itu juga sedang memegang smoke bomb. Suara musik semakin keras membuat para murid semakin bersemangat menggerakkan tubunya. Bagi Vanya mungkin hari itu adalah hari yang tidak akan bisa ia lupakan.
Malam sebelum hari keberangkatan, Vanya saat itu baru saja selesai mengeringkan rambut. Ia kemudian berjalan menuruni anak tangga. Terlihat Marisa sibuk menyiapkan makan malam sembari dibantu oleh Wanda. Vanya sentak kaget melihat ibunya yang ternyata sudah pulang, biasanya ibunya hanya pulang saat akhir pekan. Ia melanjutkan langkahnya menuju kursi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanjak
RomanceJangan salahkan waktu, Salahkan dirimu sendiri yang tak mampu mengutarakan perasaanmu saat itu. Sekarang, nikmatilah rasa penyesalan itu. Menceritakan kisah Vanya yang tersesat saat melakukan pendakian Gunung dan berhasil pindah alam. Disaat itu...