Pagi hari dengan suasana sunyi. Cahaya Bagaskara telah muncul dan mulai masuk melewati celah-celah jendela kamar seorang gadis berusia 18 tahun. Sang gadis masih nyaman sekali bergelung dalam selimut nya ia masih tertidur pulas karena semalam guyuran hujan berjatuhan dengan derasnya.
Dugh!
"AUWH! ADUH YAAMPUN ADA GEMPA!!!" Sontak saja teriakan tersebut membuat seisi rumah ikut terbangun dengan tidak estetik nya.Mereka semua melangkah cepat menuju asal suara. Dengan langkah gontai dan mata yang masih sayu sembari mengucek-ngucek matanya masuk ke kamar tersebut.
"Ada apa nih Icha? kenapa kamu teriak teriak pagi buta gini?" tanya seorang wanita paruh baya yang sering di panggil bunda.
"Eh, bunda hehe gapapa bun. Tadi icha kejedot kepala kasur kenceng banget kejedot nya makanya icha replek teriak deh," jawabnya dengan tangan yang mengusap kepalanya sambil cengengesan. Ya, gadis itu bernama Icha atau lebih lengkapnya Rumaisha Basma Dzakirah.
"Kamu ini kebiasaan udah gede juga tidurnya gak bisa diem nanti gimana kalo udah nikah bisa-bisa suami kamu yang awal nya tidur di atas pas bangun udah ada di kolong kasur." ucap bunda dengan nada yang agak kesel.
"Bunda iiihh pagi pagi udah ngomongin Suami-suami an aku lulus sekolah aja belom." jawab Icha setengah merengek pada bunda nya. Ya, kalo di rumah dia memang cukup manja apalagi dengan bunda nya meskipun dia sudah punya adik laki-laki yang umurnya sudah 8 tahun.
"Bunda kan cuma bilangin kamu doang buat ilangin kebiasaan buruk mu itu. Lagipula meskipun kamu masih sekolah terus ada yang datang ke rumah buat ngelamar kamu bunda gak masalah, justru Itu bagus buat kamu biar kamu ada yang ngelindungi kalo mau kemana mana juga kamu jadi terhindar dari yang namanya pacaran-pacaran. Sekarang juga banyak kok yang udah pada nikah meskipun umurnya masih sangat muda. Umur bukan jadi masalah dalam sebuah rumah tangga yang penting kesiapannya. Percuma juga kan umur udah dewasa, tapi kalo belom ada kesiapan dalam berumah tangga yang ada nanti rumah tangga nya gak bertahan lama." jelas bunda panjang lebar kali tinggi kali luas. *Candaa
"Haduh masih pagi aja wejangan nya udah sepanjang itu nanti siang-siangan akan seberapa panjang lagi wejangan yang harus ku terima." batin icha berteriak
"Wooh bunda pidato nya keren banget. Udah cocok banget jadi pakar pernikahan."
"Hush kamu nih bunda capek-capek ngomong respon kamu malah kayak gitu, gak sopan dasar."
"Hehe maap bund icha cuma bercanda." jawab nya sambil mengangkat tangan nya dengan membentuk tanda suer. Minta berdamai dengan sang bunda
"Iya iya bunda maapin, udah sana kamu mandi abis itu siap siap buat ke sekolah." perintah sang bunda.
"Aye ye kapten, siap 86 bunda." Sambil hormat ke arah bunda.
"Ada-ada aja tingkah tuh anak." batin bunda sambil geleng geleng kepala.
🍃🍃🍃_____🍃🍃🍃_____🍃🍃🍃_____
Selesai mandi dan bersiap siap Icha pun keluar dari kamar nya dengan tas yang sudah nemplok di punggung kemudian melangkah ke ruang makan. untuk sarapan bersama dengan keluarga nya.
"Pagi semua!!!" sapanya pada semua anggota keluarga yang sedang menikmati sarapan pagi.
"Pagi sayang," jawab bunda dan ayah berbarengan.
"Pagi kak,"
Kemudian mereka pun melanjutkan sarapan mereka dengan tenang. 10 menit kemudian Icha bangkit dari duduknya untuk segera berangkat ke Sekolah.
"Yah, bun Icha pamit berangkat duluan ya," pamitnya.
"Iya sayang, hati-hati ya. Jangan ngebut bawa motornya."
"Siap bunsay,"
"Ha?? Bunsay? Apa tuh ka?" tanya Dzaki dengan wajah bingung.
"Bunsay tuh bunda sayang, gimana sih dek kamu. Gitu aja gak tau,"
"Lagian kakak bahasa nya aneh-aneh aja" kilah Dzaki.
"Kamu nya aja yang gak gaul," Icha semakin gencar meledek sang adik.
"Bundaa, kakak tuh." Adunya pada bunda yang sedari tadi hanya menonton perdebatan dua kakak beradik itu.
"Haduh kalian ini. Sudah kak tadi katanya mau berangkat kok sekarang malah ngeledekin adek nya terus. Nanti malah telat loh," Bela sang bunda yang kasihan melihat anak keduanya terus-terusan di ledek oleh kakak nya.
"Iya bunda, huu pengadu". Dzaki yang melihat itu hanya menatap tajam sang kakak.
"Yaudah, Icha berangkat ya. Assalamualaikum," pamit nya sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka serempak.
Ayah yang sedari tadi hanya menonton dengan sesekali tertawa melihat tingkah kedua anak nya juga pembelaan yang di lakukan istrinya itu, akhirnya buka suara."Yasudah, kalo gitu ayah sama adek juga berangkat ya bund. Ayo dek, Assalamualaikum." sembari mengulurkan tangan nya ke arah bunda
"Iya yah, Wa'alaikumusalam. Hati hati ya jangan ngebut bawa motornya. Adek juga jangan nakal di sekolah. Belajar yang rajin biar jadi orang sukses," pesan bunda
"Siap bund."
Setelah semua anggota keluarga pamit menjalani aktivitasnya masing-masing bunda pun masuk kembali ke dalam rumah bersiap untuk melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.
Haii haiii gimana dengan part ini🤩
Jangan bosen-bosen bacanya yaa🐣
Ditunggu Voment nya🌺
Kalo mau kasih krisarnya juga boleh banget maklum masih amatiran🤪🤪
Lail.29
KAMU SEDANG MEMBACA
Greatwall Cinta { Slow Update }
RomanceAlur kehidupan memang tidak ada yang tahu. Semua berjalan sesuai apa yang sudah diatur oleh-Nya. Sama seperti kisahku dengannya. Lelaki itu bernama Faza. Sebuah perasaan yang timbul tanpa disengaja karena pertemuan seringkali terjadi di antara kami...