Aku berada di sebuah lapangan sekolah, tepat di tengah tengah. Beberapa anak dengan pakaian merah putih tengah berlarian, bermain dan ada juga yang tengah memakan bekal mereka. Seorang anak menembus diriku rasanya geli juga aneh.
Entah kenapa kakiku berjalan ke arah sebuah kelas, tiap langkah terasa ringan bak kapas. Tatkala sampai di depan kelas tersebut aku melihat seorang anak laki laki di sudut kelas tengah sibuk mengerjakan sesuatu, aku mendekat untuk memperhatikan apa yang ia kerjakan.
Ia melihatku, aku sedikit terkejut biasanya orang orang tak dapat melihatku. "Kakak siapa?" Tanyanya polos sambil melihatku dari atas hingga kebawah. Mungkin ia heran kenapa ada anak SMP Di Sekolah Dasar.
"Anu, kakak lagi main, hehe." Ujar ku berbohong. "Kamu lagi apa dek?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Lagi ngerjain tugas kawan kak.." nada suaranya berubah sedih.
aku langsung paham apa yang terjadi, anak ini pasti korban pembullyan teman temannya, miris. Aku ingin menolong tapi wujudku ini tak bisa berbuat apa apa."Lain kali, kalau yang ada maksa kamu kayak gini lagi, tolak yah.. kamu harus berani!" Ujarku mencoba menyemangati dan tersenyum lembut.
"Tapi.. nanti aku..hm." kata katanya terjeda, tampaknya ia tak berani melakukan apa yang aku sarankan.
"Gini deh, bayangin kalau kamu itu super hero dan teman teman kamu yang usil itu adalah penjahatnya, kamu harus lawan para penjahat itu agar kedamaian tercipta karena kamu superhero!"
"Uhm baik kak, aku coba yaa." Senyum manisnya terukir, imut sekali.
Aku melirik jam yang melilit di tanganku, waktuku tinggal sedikit lagi dan aku harus pergi. "Uhm kakak pergi dulu ya."
"Ok kak."
Aku melambai lambai kepadanya sambil tersenyum dengan ramah, tak lama setelah keluar dari kelas itu aku pun menghilang.
Jiwaku kembali bersatu dengan ragaku yang tengah terkulai di atas meja. Lagi lagi aku seperti ini di sekolah, untungnya di pelajar buk Ririn, guru yang satu ini sedikit cuek soal kelas dan siswanya tak jarang hal ini di manfaatkan oleh siswa untuk tidur atau cabut kekantin.
"Udah bangun putri tidur?" Itu suara teman se bangkuku, Eca namanya.
"Hehehe Iyah ca." Ujar gue sambil menggaruk kepala yang tak gatal.
***
Ini Minggu pertamaku di SMA mengikuti PBM, rasanya menyenangkan ketika baju putih abu-abu ini aku kenakan. Tak butuh lama bagiku untuk beradaptasi dan mendapatkan teman, aku bersyukur karena memiliki sifat cerita ini.
Aku memilih jurusan IPS, hal itu karena otakku tak terlalu pintar tentang hal hitung menghitung, aku lebih suka membaca dan menghafal.
Setelah 2 jam pembelajaran mata pelajaran sejarah akhirnya bel pertanda istirahat pertama berbunyi lantas aku dan teman temanku langsung menuju kantin, perut kami sudah sangat kelaparan.
Bugh..
Tanpa sengaja bahuku menabrak seseorang aku menoleh, "aduh maaf ya."
Kami bertatapan untuk beberapa saat, lalu ia mengguk memaafkan kesalahanku tadi. Aku buru-buru menyusul teman-temanku yang sudah jauh di depan sana, entah kenapa remaja laki laki tadi masih terbayang di otakku rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat.
Aku mencoba mengingat perawakan remaja itu, kita anggap saja namanya x boy karena aku belum tau namanya siapa. X boy ini memiliki tubuh tinggi dan tegap, rambut halus dan jatuh tanpa pomade, kulitnya putih tapi tak selalu putih, dan oh iya alisnya tebal jangan lupa. Hem, siapa yah.
"Ntan? Lo kenapa bengong aja??" Ujar Lidia yang tengah asik mengunyah batagornya di seberang meja sana.
"Eh, enggak kok." Tuturku lalu meraih sendok dan mulai memakan mie ayam yang pesan tadi.
"Eh bay the way bus way... Cowok tadi cakep yah.." Nadin yang berada di sampingku langsung membayangkan si x boy, memang dia cukup tampan.
"Hus! si Nathan Lo kemankan? ingat lo dah punya pacar neng!" Tegur Jasmin sambil menyomot potongan batagor milik Lidia.
Lidia yang tak senang akan tindakan Jasmin yang menyomot bagatornya itu lantas menyindirnya,"Hemm...comot ae truusss..." Raut wajah Lidia di buat buat agar nampak semasam mungkin.
"Ampun kanjeng mamih...." Ujar Jasmin sambil bersikap layaknya orang tengah sungkem.
Karena hal itu pecahlah gelak tawa kami, teman temanku ini memang pandai sekali membuat lelucon.
KAMU SEDANG MEMBACA
memories
RomanceKisah tentang persahabatan gadis kecil dan nasib keluarganya yang menyedihkan, serta kisah cinta antara sepasang remaja, di ulas menjadi satu cerita.