||
||
||
||
Happy Reading
||
||
||
||
Di sana, di sebuah batang pohon yang besar dan rindang, ia melihat dua tangan kecil muncul dari balik pohon, tangan-tangan kecil itu nampak seperti memeluk batang pohon.Anak siapa yang bermain di luar selarut ini?
Renz jadi penasaran, ia segera membawa kaki jenjangnya menuju ke sana.
Tap tap tap!
"Renz!"
Sebuah seruan membatalkan langkah kaki Renz, ia menoleh dan menemukan Adri sudah ada belakangnya, di atas sepeda motornya.
Kenapa Renz sampai tidak menyadari kehadiran si sepupu?
"Ngapain lu di situ?" Adri bertanya heran.
Renz melirik lagi ke arah tangan yang tadi dilihatnya, tak ada siapa-siapa, hanya pepohonan rindang dan gelap.
"Renz, sebaiknya lu gak usah ke sini-sini lagi deh, bahaya!" Adri mengutarakan kekhawatirannya.
Renz hanya berdecak malas, heran sama si Adri, zaman sudah begini modern masih percaya hal-hal begituan.
"Lu mau ke mana nih?" Renz bertanya, ia malas ketika Adri mulai membicarakan perihal rumah hantu ini.
"Gue ke sini nyari elu. Kata nenek, lu jalan ke ujung nyari angin, anak-anak ngumpul di kaki bukit sebelah timur, ke sana yuk!" Adri memberi kode agar Renz naik ke boncengan motornya.
Renz yang merasa kesepian dan malas di rumah, akhirnya mengangguk setuju. Pemuda berparas tampan bertubuh tinggi itu segera naik ke boncengan motor si sepupu.
Renz benar-benar bosan selama tiga hari ini. Rumah-rumah di desa ini jaraknya cukup jauh, di depan hanya pepohonan, belakang rumah juga demikian. Tak ada tempat hiburan, tak ada cafe, restoran dan tempat-tempat hiburan lain. Renz tidak mengerti bagaimana orang bisa betah tinggal di desa ini?
"Kita sampai Renz!" Suara Adri mengejutkannya.
Renz sendiri heran dengan kebiasaan barunya, ia jadi suka melamun. Ini pasti karena ia sedang kesal karena batal bepergian bersama Bella. Pasti saat ini Bella lagi bersenang-senang bersama Zia dan yang lainnya.
Sialan cowok pendek itu!
"Renz, coba lihat ke sana!" Adri menepuk pundaknya, Renz lagi-lagi terkaget, mengikuti arah telunjuk Adri.
"Woah, ada acara apa?" Renz menemukan banyak obor dinyalakan berjejeran di sepanjang kaki bukit.
Keduanya berjalan ke sana. Adri menggeleng menanggapi pertanyaan Renz, "gak ada acara apa-apa, cuman emang kalau malam minggu atau malam libur gini, tempat ini jadi bagus banget, anak-anak muda di desa biasanya ngumpul di sini buat hang out ala-ala anak kota lah," Adri menjelaskan.
Renz heran, hang out di kaki bukit? Gak salah?
Semakin dekat, Renz dapat mencium aroma makanan. Ternyata di sana banyak penjual jajanan seperti sate, siomay dan lain-lain. Ada taman cantik dengan kursi-kursi panjang, ada semacam gazebo-gazebo tradisional, ada juga arena balap sepeda menuruni bukit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tua Di Ujung Jalan✔
Fanfic[Tamat] Renz yang tidak percaya adanya hantu, menantang Zia taruhan dan memasuki rumah tua yang terkenal angker di desa nenek. Renz menghilang, Zia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah kosong itu, bagaimana jika ternyata Zia menyembunyikan suatu ra...