03

371 67 25
                                    

Sang pastor melangkah pelan memimpin jalan mereka memasuki rumah yang lumayan besar itu.

"Rumah anak-anak yang lainnya tinggal tidak ku lakukan spiritual seperti ini."

Taehyung dan Soeun berjalan mengikuti Namjoon yang terus berjalan hingga memasuki ruang keluarga dirumah mereka.

"Dan saya dengan suka rela melakukannya untuk keluarga anda tanpa meminta bayaran lebih."

"Kau tidak perlu seformal itu Pater," tegur Taehyung akhirnya, "Kita terlihat seumuran?"

Namjoon menoleh dengan senyuman tipisnya, "Terimakasih," kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan keliling ruangan itu dan sadar bahwa Namjoon berakhir akan menggiring mereka menuju pintu dimana halaman belakang kecil penuh bunga dan tumbuhan hijau akan menyambut mereka.

Taehyung melirik istrinya yang masih senantiasa berkutat pada benda yang sudah dikuasai ilmu semacam sihir itu. Wanita itu terus-terusan tertawa-tawa gemas tanpa sebab, bahkan sesekali mengajak benda di dalam gendongannya berbicara dengan menawarkan ini dan itu. Taehyung menghembuskan nafas lelah, ia begitu prihatin pada keadaan Soeun sekarang. Sedari dalam perjalanan pulang ke rumah, Soeun sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Taehyung ataupun Namjoon membuat telinga Taehyung seakan panas karena terus mendengar Soeun berbicara sendiri pada benda mati sialan digendongannya itu.

"Rumah ini akan menjadi wadah untuk boneka itu menyalurkan energinya."

Tatapan Taehyung kembali teralihkan menatap punggung Namjoon. Langkah mereka bertiga baru berhenti tepat di depan pintu belakang rumahnya yang bernuansa putih. Namjoon berbalik, ia mengangkat dagunya angkuh dengan wajah datar dan beralih menatap sepasang suami istri dihadapannya itu secara bergantian.

"Boneka itu tidak akan bisa diajak kemana-mana."

Taehyung menatapnya tak kalah datar, "Kenapa?"

Pertanyaan dingin itu membuat Namjoon tersenyum tipis, "Karena diluar..." akhirnya pintu itupun dibuka. Namjoon melayangkan sebelah tangannya santai guna memberikan gestur perintah kepada Soeun untuk melangkah kan kakinya keluar rumah.

Soeun terdiam sebentar. Nampak bingung dengan apa yang sedang Namjoon lakukan. Dengan perasaan yang teramat ragu, pada akhirnya dia mulai berjalan keluar rumah sembari masih mengendong putra kesayangannya.

Hamparan angin sore menjelang malam langsung saja menerpa wajahnya yang seketika itu juga berubah menjadi murung dan takut.

Ditangannya ia merasa tubuh Taehwan meringan bahkan nyaris seperti tidak ada apapun sosok mungil yang kini tengah ia gendong.

Soeun mencoba menjauhkan tubuh Taehwan guna memeriksa keadaannya. Namun tepat saat itu pula ia tersentak kaget nyaris saja membuang benda di gendongannya saat ia tidak mendapati sosok Taehwan yang ia sadari masih memeluk lehernya erat. Bukan putranya, melainkan seonggok jahitan boneka kain yang sama saat ia melihatnya ketika peti di dalam ruangan bawah tanah Gereja tadi dibuka.

"...karena diluar, dia hanyalah boneka laki-laki biasa yang tak hidup," tambah Namjoon seraya memperhatikan kepanikan yang Soeun alami diluar sana.

Sementara itu Taehyung sudah benar-benar mulai merasa muak dengan teka-teki yang berusaha menguar ke permukaan. Pasalnya ia sama sekali tidak melihat boneka itu dalam keadaan hidup dengan sosok sang putra kesayangan—kecuali saat Taehyung mencoba menyentuh tangan boneka tadi di Gereja. Jujur ia sama sekali belum mempercayai jika Soeun benar-benar memandang pribadi Taehwan di dalam boneka jelek itu.

Pastor sialan dihadapannya itu sakit jiwa.

Dan Taehyung yakin, sebentar lagi Soeun akan menyusul kelianan jiwa pastor itu.

The Dollife ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang