Tightrope

3.4K 448 56
                                    

"Pak, nanti kalo ada yang liat gimana? Please, don't make it harder for me."

"Like I said, I'm not letting you go until you tell me what's gotten into you that you never replied any of my messages and calls."

{}

Renjun menghela napasnya kasar. Ia pun sedari tadi terus mencoba untuk melepaskan lengannya dari cengkraman tangan Jeno.

"Pak, please? Ok ini salah saya tapi tolong lepasin saya, ini di ruang guru pak." Ucap Renjun kesal. Jeno akan terus mencengkram lengan Renjun jika saja seorang guru wanita tidak tiba-tiba menginterupsi mereka.

"Selamat siang, pak Jeno. Udah makan belum? Saya belum makan nih, yuk makan bareng pak." Ucap Bu Liaja tiba-tiba. Jeno sontak melepaskan cengkramannya pada lengan Renjun. Hal tersebut membuat Renjun sengaja dengan cepat melarikan diri dari tempat tersebut.

"Ck, shit." Kesal Jeno.

"Maaf bu, tapi saya tidak lapar. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya, silahkan ibu makan siang tanpa saya, saya harus menyelesaikan perkerjaan saya."

Bu Liaja sontak mengerutkan keningnya dan sontak berjalan menjauh dari Jeno. Well, sebenarnya Bu Liaja memang benar-benar pure mengajak Jeno untuk sekedar makan siang seperti biasanya. Mungkin tidak untuk hari ini. Bu Liaja bukanlah termasuk guru-guru wanita yang suka menggoda Jeno meskipun ia terkenal sebagai pemakan gaji buta.

Selepas kepergian Bu Liaja, Jeno sontak menjambak rambutnya kesal. Ia pusing, apa yang sebenarnya terjadi pada Renjun? Jika bukan ia penyebabnya, lantas mengapa anak itu terus-terusan menghindarinya? Jeno ingin menyelesaikan masalah dengan baik-baik jika ada. Well, juga jika Renjun bilang semua ini adalah kesalahannya, maka Jeno ingin tau apakah yang telah terjadi kepada anak itu selama ia pergi.

Jeno pun menghela napasnya kasar. Jadi apa yang harus ia lakukan?

{}

Renjun telah selesai dengan rapatnya kali ini. Jam pulang sekolah belum berbunyi dan karena Renjun malas untuk kembali ke kelas, ia pun memutuskan untuk membantu pihak penyelenggara rangkaian acara lomba basket hari ini.

Well, sejujurnya alasan Renjun tidak mau kembali ke kelas adalah karena pikiran Renjun sedang tidak tenang. Jika ia kembali ke kelas, maka ia dapat dipastikan akan tidur tapi karena pikirannya tidak tenang, Renjun tidak akan bisa tidur jadi sama saja. Lebih baik ia membantu kan?

"Renjun, tolong dong cek-cekin bola di ruang olahraga terus itung ya ada 8 atau enggak, kalo ada yang kempes bisa tolong lapor ke bagian perlap si Hyunjin." Ucap Bangchan atau yang akrab dipanggil Chan kepada Renjun.

"Ok."

Renjun segera berjalan menuju ruang olahraga untuk melakukan tugas yang diberikan oleh salah satu panitia acara lomba basket tersebut. Sesampainya di depan pintu, bukannya segera masuk Renjun malah melamun di depan pintu. Pikirannya seketika melayang ke sesuatu yang sangat-sangat tidak ia inginkan akan terjadi di hari dimana kakaknya itu pulang nanti.

"Woi!" Renjun sontak terkejut akibat tepukan yang cukup kencang di bahu kirinya. Ia kemudian menoleh dan menemukan sosok Felix tengah tersenyum lebar padanya.

"Kaget banget, Jun. Kalo mau masuk ya masuk jangan ngelamun aja lo siang-siang." Ucapnya. Renjun pun hanya tersenyum kecil kemudian terlebih dahulu masuk ke ruang olahraga diikuti Felix di belakangnya.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Renjun.

"Bukannya lo tadi disuruh ngecek sound system ya?"

"Udah kelar dari tadi. Makanya lo jangan ngelamun mulu. Udah ayo kerja." Renjun mengangguk dan keduanya pun kini menjalankan tugas mereka dalam diam. Sampai akhirnya, Felix pun memulai pembicaraan.

Teacher NOREN [Remake || END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang