Sesampainya di apartemen, Hyunjin membantu Siyeon meletakkan Jeno ke kasurnya, dan syukurnya Jeno belum kumat, anak itu masih tersenyum sambil bergerak seperti ubur-ubur
Siyeon menghela napas, dia sungguh bersyukur Jeno belum sampai tahap yang mengerikan
"Ada makanan ga?" gausah ditanya, jelas ini Hyunjin
"Ada ramyeon, ada sosis, telur, sama roti, lo mau apa?"
"Ramyeon aja deh, buatin ya, gue pegel nyetir bolak balik"
Siyeon mengangguk dan membuat ramyeon untuk Hyunjin, setelah itu keduanya duduk di sofa
"Gue tinggal jam berapa?"
"Hmm kayaknya dah tidur deh tu bocah, habisin aja ramyeonnya trus ntar balik, gue kunci aja tu pintu biar ga bisa keluar"
"Apa lo mau nginep tempat gue dulu? Seenggaknya lo aman"
Ingin sih Siyeon menginap di tempat Hyunjin, tapi hati kecilnya kasihan membayangkan Jeno yang setengah sadar mencarinya, jadi dia memutuskan untuk...
"Gue di sini aja"
"Okee, ntar langsung telpon kalau ada apa-apa, sedetik gue sampai"
Siyeon tertawa, memang sih apartemen Hyunjin hanya selisih 2 pintu, jadi benar-benar dekat
Setelah beres-beres, Hyunjin pulang, menyisakan Siyeon yang masih mematung di depan kamar Jeno
Setelah Hyunjin pulang tadi, Siyeon yang hendak mematikan lampu dapur mendengar Jeno berteriak memanggilnya
Awalnya Siyeon pikir laki-laki itu hanya mengigau, tapi sekarang lebih seperti panggilan yang ditujukan untuknya
Masuk tidak masuk tidak
Sudah dua menit dan Siyeon masih bimbang
Akhirnya dia mengambil napas panjang, baiklah, HP sudah di kantongnya, Hyunjin baru akan tidur 2 jam lagi (Hyunjin sendiri yang bilang), semua akan baik-baik saja
Siyeon membukan pintu kamar Jeno, terlihat laki-laki itu mengusap kepalanya sambil masih memanggilnya
Siyeon pelan-pelan mendekat, kemudian mengelus dahinya
"Napa" jawabnya singkat tapi penuh rasa was-was
"Temenin" jawab Jeno seperti seorang yang bangun tidur
"Gue di kamar sebelah, udah besok pagi gue buatin sup, tidur aja"
Baru mau berdiri, Jeno sudah memegang tangannya
"Yeeoonn, temenin"
Siyeon menghela napas
Jeno, sudah tau kalau kebiasaan buruknya saat mabuk tidak akan hilang, kenapa masih mabuk-mabukan sih
Siyeon tak mau berdebat, apalagi malam-malam dengan laki-laki mabuk, pelan-pelan dia dekatkan hidungnya pada Jeno, bau alkoholnya tidak sekuat biasanya, artinya anak ini hanya minum sedikit
Tanpa banyak bicara, dan masih bergandengan tangan (Jeno tidak melepaskan tangannya) Siyeon berbaring di sebelah Jeno, hatinya was-was
Jeno yang mendapati Siyeon tertidur di sampingnya, menggeser diri dan memeluk gadis yang tertidur dalam posisi terlentang
Wajahnya ia dekatkan pada leher Siyeon, bernapas di sana dengan tangannya yang memeluk gadis itu posesif
"Duuh Jeno lo bau ga usah deket-deket"
"..."
"No, ih geseran, gue sempit"
"..."
"Jeno..."
Tak mendapati jawaban, Siyeon sebenarnya sudah paham kalau begini, Jeno memang langsung akan tidur jika posisinya sudah nyaman, laki-laki itu akan terlelap bahkan dalam waktu satu detik setelah dia menemukan posisi terbaiknya
Dan Siyeon, gadis ini tak bisa bergerak
Jadi, pelan-pelan dia menutup mata, tangannya memegang tangan Jeno yang melingkar di pinggangnya sedangkan yang lain masih digenggam Jeno
Dan hatinya, Siyeon memanjatkan seribu doa agar malam itu tidak ada yang terjadi anatara keduanya
Dan perlahan, baik Jeno dan Siyeon, keduanya tersenyum dalam tidur masing-masing
KAMU SEDANG MEMBACA
[JENO×SIYEON] 🍭PSYCHO SERIES : Make You Mine🍭
FanfictionWe're in a very weird and strange relationship We crush each other And hug each other Start writing : 2019 Start publish : Rate : 15+