Part 1

123K 1.6K 13
                                    

Hari ini adalah jadwal Joana bertemu bossnya, untuk membicarakan masalah proyek villa baru di California.

Sudah 2 tahun ia bekerja di perusahaan, dan sudah berkali-kali pula ia bertemu dengan boss dinginnya itu. Namun baru kali ini saja ia merasa gugup. Apa mungkin karena ia ada tujuan lain?

Dengan nafas ngos-ngosan, Joanapun masuk keruangan itu. Ia menghampiri bossnya dengan sejumlah kertas di tangannya. Salah satunya adalah gambar kerangka proyek yang sudah ia siapkan untuk boss besarnya itu.

"Gambarnya sudah siap?" Tanya pria itu dengan suara bariton tegasnya.

Mata biru itu menatap manik mata coklat milik Joana. Tatapannya seakan menembus jantung. Dari tatapan saja, mampu membuat jantung Joana seperti sedang di hunus oleh ribuan pedang. Dag dig dug tak karuan.

"Sudah."

"Kenapa masih bengong? Duduk dan perlihatkan!"

Joanapun tersenyum simpul, lalu membuka gulungan kertas lebar yang berisi gambar kerangka bangunan villa buatannya. Bossnya itu hanya mangut-mangut melihat gambarnya. Karena Joana arsitek handal, bossnya selalu setuju aja dengan gambar yang ia buat.

"Kamu besok ikut saya buat tinjau lokasi. Bisa? Ingat! Saya tidak mau ada alasan anak sakit dan sebagainya. Dari awal saya sudah peringatkan."

"Anak saya sehat. Tidak kekurangan apapun. Saya bisa ikut." Sahut Joana sinis. Ia tidak suka bossnya itu mengutuk anaknya sakit.

Ingin sekali rasanya, Joana mencincang habis pria itu. Menyebalkan! Bagaimana bisa Joana menggodanya? Sikapnya saja seperti iblis. Tapi Joana tidak mau menyerah.
Ia tidak mau jadi bahan tertawaan kedua sahabatnya itu. Ia harus bisa memenangkan tantangan!

"Baguslah. Kau boleh keluar! Jangan lupa bawa baju ganti. Karena kita akan disana selama 3 hari."

Joana hanya mengangguk seperti biasanya. Setidaknya sudah 2 kali ia pergi meninjau lokasi dengan boss tampannya itu. Tapi tidak sekalipun pria itu membahas hal lain, selain kerjaan. Sangat kaku sekali.

Tapi kali ini Joana bersumpah. Sepulang dari meninjau lokasi, ia akan mendapatkan tubuh bossnya itu, serta foto selfie mereka berdua.

"Saya permisi." Ucap Joana sopan, sambil menundukkan diri dengan hormat. Ia sengaja memperlihatkan belahan dadanya dari balik kemeja, dengan kancing atas yang terbuka.

Namum tampaknya Michael tidak terlalu memperhatikan. Matanya tetap fokus pada gambar kerangka yang Joana berikan beberapa menit lalu.

"Eh tunggu Jo!"

"Apa?"

"Bagian ini, apakah tidak masalah pintunya di letakkan disini?" Joanapun berjalan mendekat ke arah belakang kursi yang di duduki Michael. Ia lalu memperhatikan bagian - bagian gambar yang Michel tunjuk.

Dengan sedikit menunduk dan menopangkan tangan pada meja, Joana menjelaskan bagian gambar itu. Ia menjelaskan secara profesional.

Namun entah kenapa Michael merasakan getaran aneh saat Joana terus berbicara tepat di samping telinganya.

Terlebih Michael baru sadar, jika kancing kemeja yang Joana kenakan terbuka di bagian atas. Dan hanya sekali lirik saja, ia dapat melihat gundukan itu dengan sangat jelas di depan matanya.

"Apa Joana berusaha menggodaku?" Pikir Michael sambil tersenyum.

Sebenarnya ia bukan tipe pria yang mudah tergoda dengan sembarang wanita. Tapi karena tanpa sengaja ia sering mendengar cerita-cerita Joana mengenai ranjangnya bersama sang suami, membuat Michael sangat penasaran. Bagaimana rasa wanita ini?

Namun bukan itu saja alasan Michael. Joana adalah wanita yang sangat cantik. Tubuhnya proposional bagaikan model. Siapa yang tidak tertarik?

"Apa bapak sudah mengerti?" Tanya Joana sopan, dan Michael hanya mangut-mangut sambil tersenyum smirk.

"Saya mengerti." Sahut Michael dengan seringaiannya.

Sebelum Joana beranjak pergi, Michael sengaja mencekal kaki Joana dengan gerakan cepat, agar wanita itu terjatuh.

Dan benar saja. Karena heels sepanjang 17 centi yang di kenakannya, Joana tidak dapat menahan beban tubuhnya. Dan pada akhirnya, Joana benar-benar terjatuh di pangkuan Michael. Mata mereka kini saling bertemu.

Tubuh Joana seakan di kunci sementara. Ia tidak mampu bergerak. Gugup! Takut! Grogi! Dan sebagainya. Padahal niat awalnya memang untuk ini.

Tapi entah kenapa ketika wajah tampan itu di ada hadapannya, ia menjadi sangat gugup?

"Ma-maaf." Ucap Joana terbata sambil mencoba untuk bangkit. Namun belum berhasil ia turun dari pangkuannya, Mike kembali menahannya.

"Lain kali hati-hati Jo." Ucap Michael santai dengan senyuman penuh artinya.

Joanapun mengigit bibir bawahnya sambil mengangguk takut. Tatapan pria itu terlalu mendominasi. Joana tidak sanggup menatapnya. Dan mungkin, ia akan menyerah saja dengan taruhan itu.

Disaat Joana mencoba bangkit lagi dari pangkuan Michael, pria itu kembali menahannya.


*dihapus, hanya dapat dibaca di ebook dan pdf

My Sexy Boss and One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang