3

14 1 0
                                    

yes part 3 udah meluncurr!!!!!

selamat membaca gais!!!

Mohon vote dan komennya ya :')


'Bulan terkadang bersinar redup,  Ia akan terus bersinar bukan? Walau matahari yang ia idamkan memancar jauh dari tempatnya, hangat itu tetap ia rasakan. Ya, ia dapat merasakannya. Meski terkadang menyengatnya dengan tanpa ampun. Hampir  membuatnya hangus dan hancur'

Cambridge - AS, 13 Agustus 2012 

Gadis itu berkali-kali merapalkan do'a. Ia berharap besar dalam Do'anya kali ini, Karena ini adalah harapannya dalam hidupnya. Selain menjadi seorang dokter, ia ingin menjadi pengusaha sukses yang mampu membahagiakan paman dan bibinya. Dan tentu penghargaan ini nanti akan menjadi kabar kembira bagi kedua orang tuanya. Meskipun mereka telah berasa di surga. 

Ia memperbaiki letak kacamata bulatnya, yang sedikit goyang. Iris abunya berusaha mencari namanya dalam ribuan nama yang tercetak di papan pengumuman Harvard. Ia mencoba mencari namanya pada deretan peringkat terakhir. Karena menurutnya ia tak cukup pintar dan merasa ia akan menempati peringkat akhir atau hampir akhir. 

Dan ternyata ia tak menemukan namanya di deretan peringkat akhir. Hera berdecak, apakah ia yang kurang teliti?

Gadis itu kembali mencari namanya, kini ia berniat mencari namanya dari urutan pertama.  Namun, sebelum ia mencari namanya dengan susah payah, iris abu itu membulat dengan sempurna di balik kacamatanya. Tepat Urutan paling pertama... ia bisa melihat jelas namanya. 

'Jung Hera', Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan jika ia tidak salah melihat. Benarkah jika namanya menduduki peringkat pertama?

Gadis itu mencoba memejamkan matanya beberapa detik, ia mungkin terlalu lelah sampai salah melihat. Begitu pikirnya. Kemudian ia kembali membuka matanya, dan yang ia lihat masih sama seperti sebelumnya.

Entah kenapa meskipun hanya peringkat test, perasaannya berdebum dengan semangat. Ia tak menyangka jika ia akan menduduki peringkat pertama. Senyum yang sedari tadi ia tahan kini mengembang dengan lebar. Menampilkan dua dimple dalam pada kedua pipinya. 

"Is your name Hera?" Hera menoleh, ia mendapati lelaki bertubuh jangkung berdiri sembari menatap papan pengumuman. Tepatnya menatap nama yang berada di urutan paling pertama dengan nilai yang luar biasa. 

Hera sedikit gelapan dan hanya bisa membalas dengan anggukan. Ia agak gugup karena lelaki itu adalah kakak tingkatnya. Terlihat dari almamater yang dikenakan lelaki itu. Berwarna abu pekat yang berpadu dengan merah maroon. Dan juga lelaki itu sangat tampan. Pasti ia keturunan Kanada atau california. Tebak Hera. 

"Wah aku tidak menyangka ternyata ada juga akhirnya dari warga Korea." Lelaki itu kembali berceletuk dengan bahasa yang biasa Hera gunakan. 

Eh? tunggu... apa barusan lelaki itu berucap dengan Hangug? 

Hera kembali menatap lelaki yang kini juga menatapnya. Ia masih belum percaya atas apa yang ia dengar baru saja. 

"wae?" Lelaki itu kembali mengeluarkan suaranya, "ah... kau terkejut karena aku memakai Hangug?" 

Tanpa perlu menunggu perintah dari syaraf otaknya, Hera mengangguk dengan imutnya. Kelopak matanya mengerjap untuk beberapa kali. Membuat lelaki itu terkekeh melihat reaksi dari gadis itu. 

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang