*****
Ayara Rodrick.
Seorang gadis remaja bertubuh mungil nan menggemaskan dengan di karuniai paras yang cantik. Anak bungsu dari pasangan Dirgantara Rodrick dan Keeana Rodrick.
Mr. Rodrick adalah seorang Ceo di perusahaan Rodrick Corp. Yang bergerak di bidang perhotelan, pariwisata, kuliner, dan masih banyak lagi. Rodrick Corp juga memiliki kantor cabang yang ada di berbagai kota dan juga luar negri. Tak ayal, dengan segala kesuksesan dan juga kekayaannya itu, Ayara sering dimanja oleh kedua orang tuanya.
Meskipun begitu, Ayara tumbuh dengan didikan yang baik juga tegas dari sang papah, menjadikannya sosok Ayara yang rendah hati dan tak menyombongkan segala kekayaan yang ia miliki.
Kehidupan Ayara sama halnya dengan kehidupan remaja pada umumnya, hanya saja, jika kebanyakan gadis remaja seusianya asyik menghabiskan waktu berbelanja di Mall dengan membeli berbagai barang mewah nan mahal, Ayara justru tak suka dengan hal itu, menurutnya hal itu hanya membuang buang waktu dan tenaga.
Tak hanya menjadi anak kesayangan kedua orang tuanya, Ayara juga menjadi adik kesayangan dari seorang Yudhistira Rodrick. Yah, anak sulung dari Mr & Mrs. Rodrick yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan sang papah.
Sekarang ini, Yudhistira tengah melanjutkan pendidikan di universitas ternama di indonesia. Kenapa di indoneasia? Bukankah keluarga Rodrick merupakan keluarga kaya dan terpandang? Mengapa tidak melanjutkan pendidikan di luar negri? Yah, sang papah memang sudah meminta Yudhistira untuk meneruskan pendidikannya di luar negri, lebih tepatnya di jerman, dimana dari segi pendidikan dan fasilitas sudah tak perlu di ragukan lagi. Namun, Yudhistira menolak, alasannya karena ia tak ingin jauh dari keluarganya, terlebih karena keadaan kesehatan papah nya yang memiliki riwayat penyakit jantung.
"Araaa!!"
Suara alarm antik keluarga Rodrick berbunyi dengan lantangnya. Menggema di setiap sudut mansion Rodrick yang luas.
"Araaa! Astaga anak gadis satu itu, sudah hampir jam 7 ini, masih belum bangun juga." Mrs. Rodrick sibuk mengoceh sembari mengambilkan sarapan untuk suami dan juga anak sulungnya.
"Udah Mah, biar Yudhis aja yang bangunin Aya." Yudhistira bangkit dari kursinya dan menaiki tangga menuju lantai 2 dimana kamar Ayara berada di situ.
Tok! Tok! Tok!
"Ay! Bangun, udah siang, nanti kamu bisa telat ke sekolahnya."
"Iya!!" Sahut Ayara dari dalam
Brugh!
Suara bedebam seperti seseorang yang baru saja terjatuh, membuat Yudhistira sedikit terkejut, saat ia berniat mengetuk pintu menanyakan keadaan Ayara, gadis itu lebih dulu muncul dari balik pintu dengan mengenakan seragam sekolah.
"Ayo!!"
Yudhistira tersentak saat kepala Ayara tiba-tiba muncul dari balik pintu, di tambah lagi dengan pakaian yang ia kenakan, tumben sekali Ayara sudah mengenakan seragam dengan rapi di jam segini.
Yudhistira tersenyum lalu mengacak pelan surai hitam Ayara, gadis itu balas dengan tersenyum lebar.
"Di suruh sarapan sama Mamah." Ayara mengangguk lalu merentangkan tangannya.
"Gendoongg..."
Dengan gemas, Yudhistira mencubit pipi tembam Ayara lalu membungkukan badannya dan di sambut antusias oleh Ayara.
"Siap?"
"Let's Goooo!!" Sahut Ayara girang.
*****
Saat keduanya tiba di meja makan, Mr & Mrs. Rodrick hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah manja Ayara kepada Kakak laki-laki nya itu.
"Astaga Ara, kamu kan udah gede masa masih minta gendong sama kakak kamu, gak malu sama umur?"
"Nggak. Ara gak malu. Karena bagi Ara, Ara itu masih adik kecilnya Kak Yudhis."
Mrs. Rodrick menghela napas, pasrah menghadapi tingkah manja anak gadis satu-satunya itu.
"Tumben kamu udah pake seragam rapi kek gini? Abis mimpi apa kamu semalem?"
"Abis mimpiin Kak Niko." Jawab Ayara kelewat santai. Membuat Mrs. Rodrick hampir tersedak air yang ia minum.
"Sudah sudah, Ara habiskan makanan mu, nanti berangkat ke sekolah di antar sama Kakakmu."
"Eh, gak usah pah. Ara berangkat ke sekolah sama Kak Niko."
"Aahh.. jadi ini alasan kenapa pagi-pagi kamu udah rapi kaya gini, sebab mau berangkat bareng sama Niko, toh." Ayara tersenyum lebar, saat Mrs. Rodrick mengetahui alasannya bangun sepagi ini.
"Tumben Niko setuju buat berangkat bareng sama kamu, Ay. Kamu ancem dia pake cara apa lagi?"
Yudhistira tahu betul, mana mungkin Niko mau repot-repot menjemput adik perempuannya itu kalau bukan karea di ancam.
"Astagfirullah, Kak Yudhis gak boleh suudzon sama Aya gitu. Aya kan anak baik lagi pandai merayu. Ayara kan calon istrinya Kak Niko. Jadi wajar dong kalo Aya sama Kak Niko berangkat ke sekolahnya bareng." Ujar Ayara dengan cengiran tengilnya.
"Hust! Masih SMA aja ngomongnya nikah nikah mulu. Belajar dulu yang bener."
"Apa yang dikatakan mamahmu itu benar, Ara. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin, karena dengan ilmu kau bisa melihat dunia ini dengan sudut pandang yang lebih luas. Ilmu bisa membuatmu kaya. Bukan dalam artian kaya materi dan harta, tapi lebih berharga daripada itu. Kaya akan sebuah pengetahuan jauh lebih berharga dan berarti dari apapun itu, Ara. Tapi saat kau sudah berhasil, jangan menyombongkan diri dengan ilmu yang kau dapat, tetaplah menjadi Ayara yang rendah hati dan bersahaja, tetaplah menjadi gadis manis papah dan mamah, tetaplah menjadi Aya yang manja kepada kakakmu, tetaplah menjadi Ayara Rodrick, putri dan juga adik kebanggaan keluarga Rodrick. "
Ayara tersenyum haru dan langsung memeluk sang papah dengan erat.
"Ara janji sama papah, Ayara bakal tetap menjadi putri dan juga adik yang akan membanggakan papah, mamah, dan Kak Yudhis. Dan selamanya, Ara akan tetap menjadi putri kecil papah yang manja."
Mr. Rodrick tersenyum dan mengelua kepala Ayara, tak lupa menghadiahi kecupan manis di puncak kepala anak gadis kesayangan nya itu.
"Gadis kecil papah yang manis."
"Dan selamanya akan tetap seperti itu pah."
Mrs. Rodrick dan Yudhistira tersenyum hangat melihat kemesraan papah dan putrinya itu.
"Assalamualaikum. "
Dari arah belakang mereka, suara salam Niko membuat mereka semua kompak menengok ke arahnya.
"Wa'aalaikumsallam, eh ada calon mantu, duduk duduk, ayo kita sarapan bareng."
Sapa Mrs. Rodrick ramah.Ayara memutar bola mata malas, katanya gak boleh ngomongin nikah dulu karena masih SMA. Lha sekarang malah mamahnya yang seperti sudah ngebet ingin menjadikan Niko sebagai menantunya.
"Gak usah tante. Saya sudah saraoan dirumah." Tolak Niko dengan sopan.
"Diancem apalagi lo sama Aya?"
Tanpa menjawab pertanyaan Yudhistira, Ayara keburu membawa Niko keluar dari rumah.
"Ayara sama Kak Niko duluan!" Teriak Ayara dengan suara lantang
"Iya! Hati-hati dijalan." Mr & Mrs. Rodrick kompak menggelengkan kepala saat melihat tingkah Ayara.
"Mah, Pah Yudhistira juga berangkat dulu yah."
"Hati-hati di jalan yah, jangan ngebut."
"Iya Mah pasti."
"Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "
Setelah itu, Yudhistira beranjak dari ruang makan bergegas menuju kampus nya.
"Pah,"
"Hmm.."
"Calon mantu kita idaman banget yah, Pah."

KAMU SEDANG MEMBACA
NIKORA[ On Going ]
Teen FictionLepaskan or Berubah? Manakah yang akan Niko pilih? "Orang-orang berbohong dengan menggunakan lidah, sedangkan Kak Niko berbohong dengan menggunakan hati." Lanjutan cerita dari akun lama aku ( SeptianiHawa ) tapi ini side story nya. Happy Reading~