Chapter 2 ( Pangeran berhati es)

6 0 0
                                    


*****

Motor sport ninja Niko berhenti di area parkir sekolah. Keadaan parkiran tidak terlalu ramai, hanya ada segelintir siswa-siswi di sana.

"Turun, Ay." 

Kata Niko saat merasakan Ayara masih memeluk pinggangnya dengan erat.

"Oh udah nyampe yah, kirain masih di jalan, memang yah waktu di dunia Aya bakal berhenti seketika kalau lagi sama Kak Niko. Karena saat itu dunia Aya hanya terfokus sama Kak Niko bukan yang lain."

Niko memutar bola mata malas.

'Dasar cewek aneh' Pikirnya.

"Cepet turun."

"Iya iya ini Ayara mau turun. Gak liat apa motornya segede ini." Entah motor Niko yang kebesaran atau badan Ayara yang terlalu mungil, sampai-sampai turun pun ia kesusahan.

"Kak Niko~" Rengek Ayara

"Apa? " Sahut Niko malas.

"Gendoonggg~ Ayara gak bisa turun."
Niko menghela napas, memilih mengalah. Niko pun menghampiri Ayara lalu membalikkan tubuhnya di sambut dengan senang hati oleh Ayara.

"Hareudang~ Hareudang~ Hareudang~ panas panas panas~ selalu selalu selalu~ panas dan hareudanggggg."

Niko menghela napas lelah, sudah bisa menebak dari mana suara sumbang itu berasal.

"Wadidaw! Makin mesra aja nih calon manten, makin menggebu-gebu kode menuju pelaminan nya." Goda Randy menaik turunkan alisnya

"Eh, ada calon saudara ipar."

Lain Niko lain lagi dengan Ayara. Gadis itu dengan senyum menyebalkan nya balas menyapa Revan dan Randy dengan wajah ramahnya.

"Persiapan buat acara nikahannya udah berapa persen rampung nih, boss ipar?" Goda Revan semakin antusias di sambut kekehan Ayara.

"Hmmm... kira-kira 75% an, tinggal yakinin calon mempelai laki-laki nya aja, susah banget dah kek mau nego sama rentenir aja. Eh, kalian kan calon saudara ipar Ara, bantuin yakinin calon suami Ara dong. Entar kalian Ara undang lewat jalur VVIP deh." Celoteh Ayara tanpa mempedulikan raut wajah datar Niko.

Tak ingin mendengarkan percakapan tak berfaedah itu lebih lama lagi, Niko memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Eh! Calon suami tungguin, Ayaaa!" Ayara pergi menyusul Niko yang sudah berjalan duluan di depannya.

"Saudara ipar! Ara duluan yah!" Ayara menoleh ke arah Revan dan Randy sembari terus berlari-lari kecil.

"Iyaa! Jagain babang Niko baek baek yah, takut di colong orang!" Revan berteriak, menyahuti perkataan Ayara.

"Pasti! Saudara ipar jangan lupa dateng di nikahan Ara sama Kak Niko nanti yah."

"Pasti!"

Setelah itu, Ayara langsung membalikkan tubuhnya berusaha mengejar langkah Niko di depannya.

"Huh, kayaknya spesies jomblo disini semakin hari semakin berkurang, apalah dayaku jodohku masih betah maen petak umpet."

"Bukan maen petak umpet, Van. Tapi jodoh lo masih ketutupan sama dosa-dosa lo."

"Sialan."

*****

"Sarap."

Panggil seorang perempuan kepada Ayara yang masih sibuk berkutat dengan ponselnya.

"Ck, sarap sarap, nama Ara udah bagus-bagus malah di melencengin. Naomi kekurangan dosa? Sampai-sampai ngatain Ara supaya catatan dosa Naomi gak kosong melompong?" Perempuan yang di panggil Naomi itu hanya memutar bola mata malas.

NIKORA[ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang