• 11

106K 10.1K 55
                                    

□□□
Vote & Comments This chapter ♡♡♡
Don't Forget!!
:)

.
.

Setelah membakar perlahan pria tadi lewat kedua tatapan matanya.

Varold kini berjalan menyusuri ruangan-ruangan yang ada di ruang Trunfio.

Tiba-tiba disalah satu ruangan yang ada disana terlihat sinaran cahaya biru.

Dan jika di ingat, itu adalah ruangan yang di tempati oleh manusia itu.

Ia memandang cahaya biru yang keluar dari sela pintu ruang yang di tempati gadis manusia itu.

Varold Membukanya dan melihat gadis itu tidak sadarkan diri tergeletak dilantai.

Penuh dengan darah yang telah mengering bekas sayatan yang tidak diobati.

Varold berjongkok di samping tubuh tidak berdaya itu.

Saat sedang memperhatikan gadis itu dengan lekat, tiba-tiba ibu dan ayahnya baru saja keluar dari portal.

Cornelia terkejut melihat cahaya biru yang menguar kemana-mana

Sedang Kenzie cukup terkejut, tapi itu tidak merubah kedataran mimik wajahnya.

"Ada apa ini varold" tanya Cornelia.

"Aku tidak tau" ucap varold sembari kembali menegakkan tubuhnya.

Saat varold menegakkan tubuhnya, kini gantian Cornelia yang berjongkok di samping tubuh gadis itu.

Saat ia menyentuh kulit lengan gadis itu tangannya seaakan beku.

"Kenapa tubuh gadis ini begitu dingin" gumam Cornelia

Kenzie ikut menyentuh kulit leher Veira dengan dua jari.

Dan dia merasakan hal yang sama

"Aku tidak tau" ucap kenzie mengetahui apa yang dipikirkan istrinya.

Biasanya jika Cornelia tidak mengetahui sesuatu, kenzie yang akan memberitahunya.

Tapi kini mereka berdua tidak mengetahui apapun. Tentang siapa gadis manusia yang saat ini masih memancarkan cahaya biru.

"Aku tidak merasakan apapun"

Varold tiba-tiba berujar seusai menyentuh kening gadis itu.

Sedangkan orangtuanya yang masih memikirkan apa yang terjadi, kini menoleh ke varold.

"Ini aneh" gumam Cornelia.

"Apa kau benar-benar tidak tahu siapa dan dari mana gadis itu?" Tanya kenzie datar.

"Aku tidak tahu apapun" jawab varold sama datarnya.

"Panggil pengawal. Suruh mereka membawa gadis ini kesalah-satu kamar"

Varold dan ayahnya menatap tanjam Cornelia.

"Kau jangan gegabah bu!" Sentak varold.

Sedangkan kenzie kini menatap tajam varold yang kasar pada istrinya.

"Ibu tidak tahu. Ibu hanya merasa harus mengobatinya varold" ucap Cornelia.

Dua orang pengawal yang baru saja datang langsung berjongkok di samping tubuh Veira.

Saat pengawal mulai menyetuh tubuh Veira mereka terkejut mendapati tubuh Veira yang sedingin es.

"Varold. Angkat gadis itu dan bawa sesuai perintah ibumu" ujar Kenzie.

Mendengar ucapan ayahnya Varold membuka portalnya dalam diam.

Saat akan melangkah masuk untuk pergi dari sana, Kenzie menginterupsi.

"Besok dia akan tiada. Untuk apa mengobatinya" ucapnya menatap tajam ayahnya.

"Ibu tidak akan membiarkan kau membunuhnya sebelum kita tahu siapa dia" ucap Cornelia.

"Ibu. Jangan melewati batasanmu!" Bentak varold.

Bersamaan dengan itu iya terjengkang kebelakang,dan ia tahu itu ulah ayahnya.

"Jaga ucapanmu varold! " sentak kenzie.

"Ibu tahu sekarang kau seorang lord di dunia ini. Tapi ibu benar-benar tidak percaya kau lupa aku ibumu".

Cornelia tersenyum teduh menatap anaknya.

Melihat itu kenzie  menarik dan merangkul Queen-nya.

Ia membuka portal dan pergi dari sana.

Varold sadar ia baru saja menyakiti hati ibunya.

.
.

Di bagian belahan lain dunia pineirox terlihat beberapa orang yang sedang kalut.

Karena keinginannya dari beribu tahun lalu hingga saat ini belum terwujud.

Bahkan mereka belum menemukan petunjuk apapun.

□□□
Part 11 akhirnyaaa...

Nexttt!!

Vote 🌟& Comments Don't Forget! Xoxo

Thx♡
•Indiez




Grąmoral MatęTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang