Assalamualaikum:)
Welcome di cerita saya
Semoga kalian suka dan bisa memetik manfaat dari cerita saya ini.
Selamat membaca!!'Cerita adalah galeri lukisan di mana ada beberapa karya asli dan banyak salinan'
Happy reading
--Alenia--Udara dingin serta awan mendung menghiasa langit di sekitar Airport Konya, menyambut gadis cantik berkerudung lebar yang bernama Chadija Maryam, yang sering dipanggil Dija. Kurang lebih 16jam 55 menit ia menghabiskan waktunya hanya duduk di balik pesawat, dan akhirnya ia sudah menincakkan kaki di negara impian seletah Mekkah yaitu Turki. Berkat kecerdasannya Dija diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Selcuk University Turki dan mengambil jurusan kedokteran.
Negara yang sangat kental dengan sejarah Islam, salah satu tokoh Islam di Turki yaitu Muhammad al-Fatih, yang begitu berjasa dalam mendirikan agama Islam. Banyak lagi peninggalan bersejarah yang ada di Turki membuat Dija haus informasi dan ingin berjelajah negara ini.
Dija merogoh benda pipih di tas nya melihat jam ternyata sudah pukul 20.25 WIB, Dija lupa tidak mengubah waktunya pada waktu di Turki, ia hanya mengira-ngira kurang lebih sekarang pukul 05.25, karena perbedaan waktunya 4 jam.
"Assalamualaikum,Ma!"
"Waal'aikumsalam, Nak. Kamu udah sampai?" Terdengar suara lembut wanita parubaya dari seberang telpon.
Ya, Dija sempat menelpon Zizah - Ibu Dija, karena ia ingat sekali pesan yang sering beliau ucapkan 'kalau kamu udah sampai jangan lupa telpon mama.
"Alhamdulillah ma, Dija udah sampai dengan selamat. ma.., Dija gak bisa lama-lama, soalnya mau cari paman Aldo dari tadi belum ketemu juga "
"Alhamdulillah, yaudah hati-hati nak, jaga diri kamu baik-baik, mama udah chat Aldo katanya masih dijalan, ingat kamu sekarang ada di negara orang. Pokoknya mama doain kamu biar selamat."
Dija terkekeh mendengar perkataan ibunya,"udah 10 kali loh! mama bilang gitu sama Dija."
"Kan mama khawatir sama anak kesayangan mama. Yaudah kamu pokoknya hati-hati, nanti kalau udah sampai di apartemen kamu, kabarin mama ya!"
"Iya ma, tenang aja. Yaudah Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam."
Dija menutup panggilan sepihak, lalu ia mengedarkan pandangan menyapu sudut demi sudut bandara yang tampak sangat ramai. Pandangannya tertuju pada pria berumur kurang lebih 30 tahun yang sedang menghampirinya yang ia yakini itu adalah Paman Aldo-saudara Zizah yang sekarang tinggal di Turki tetapi tidak di Konya melainkan di Izmir.
"Assalamualaikum,"ucap Dija menyalami tangan sang paman dengan senyum yang sedari tadi sudah merekah
"Waal'aikumsalam, Sekarang kamu udah gede ya, paman terakhir liat kamu masih SMP badan kamu kecil banget kaya lidi" Seru Aldo menerima uluran tangan Dija dengan sedikit candaan agar tidak terlalu canggung.
Dija terkekeh tidak tersinggung lagi dengan candaan pamannya itu, memang beliau orang paling humoris di antara saudara Zizah.
"Baba...!" Itu panggilan untuk Ayah di Turki, seorang anak kecil berlari merentangkan tangannya tidak jauh di belakang Aldo dengan seorang wanita di belakangnya.
Aldo refleks berbalik, memeluk lalu menggendong badan kecil itu. "Kak Dija?"tanya Anak kecil itu.
"Wah, Almeer masih inget sama kakak?" Goda Dija, mencubit pipi Almeer-anak pertama Aldo yang sering di sebut Al
"Iya dong kak, kan Al anak pinter jadi gak mudah lupa."
"Kata siapa Al pinter?" Goda Aldo
"Kata Anne." Jawab polos Almeer. Anne adalah panggilan untuk Ibu yang sering di gunakan di Turki.
Pandangan Dija berpindah pada Havva- istri Aldo, sekaligus Ibu dari Almeer lalu menyalaminya, bertegur sapa melepas kerinduan, karena memang mereka sangat jarang bertemu, terakhir pada saat Dija umur 13 tahun, sementara Almeer 2 tahun. Kira-kira 5 tahun mereka tidak bertemu, tetapi sekali-kali mereka menyempatkan untuk saling berkomunikasi lewat Vidio call dan telpon.
--Alinea--
Gemericik hujan membasahi seisi kota Selcuk, gedung-gedung besar, restauran di pinggir-pinggir jalan sudah sangat basah apalagi kendaraan dan orang-orang yang memaksakan diri menembus air yang tiada henti turun, yang hanya bisa dilihat oleh Dija dari balik jendela mobil yang berembun.
"Kamu mau langsung ke apartemen atau mau ke rumah tante dulu?" Tanya Havva.
"Mau langsung ke apartemen aja deh Tan, soalnya kan jauh lagi kalau ke Izmir."
"Yah..,baru aja ketemu udah mau pisah lagi."ucap Almeer, pipi nya yang gembul semakin menggembul dengan ekspresi nya yang cemberut.
Dija terkekeh kecil"Kapan-kapan kak Dija main ke rumah Al."
"Ja, kamu jangan mau deket-deket Al, anak nya suka kentut nanti keracunan lagi." Celetuk Aldo yang membuat semua orang tertawa, kecuali Almeer, kalau dalam komik atau kartun sudah ada tanduk setan di kepalanya.
"Ih baba, itukan aib Al, kalo kata Bay ustadz, kalau aib jangan di umbar-umbar tau!" Ucap Almeer tidak terima.
"Iya tuh! Malu sama anak."celetuk Havva dengan menetralkan tawanya."kita ke restauran dulu ya, pasti Dija lapar kan?"
Semua menyetujui usulan Havva, mobil mereka berhenti pada salah-satu restauran berlogo halal yaitu Taka restauran. Memang disini mayoritas beragama Islam, tetapi banyak juga ethis atau Yahudi dan agama lainnya yang tidak mempersalahkan makanan, jadi untuk sekedar berjaga-jaga.
Kedatangan orang Yahudi berasal dari kesultanan Utsmaniyah. Kekaisaran besar yang pernah melintasi Eropa dan meruntuhkan kekaisaran Romawi Timur. Tetapi kejayaan itu telah sirna. Kini Turki bahkan ditolak bergabung dengan Uni Eropa dengan alasan hak asasi manusia, alasan yang sebenarnya Uni Eropa tidak menyukai Turki yang mendirikan sekolah islam.
Dirasa sudah kenyang, mereka kembali ke mobil melanjutkan perjalanan nya. Jarak antara restauran dan apartemen cukup dekat jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai disana.
Dija turun sementara Aldo,Havva dan Almeer langsung pergi, mendadak ada panggilan telpon yang mengharuskan mereka pulang.
Baru saja Dija berjalan beberapa langkah, ada gadis yang berjalan sempoyongan menabrak tubuh Dija sampai terjatuh. "Afedersiniz, Afedersiniz." Kata maaf terucap dari mulut gadis itu, dengan aroma alkohol yang menyeruak memasuki rongga hidung Dija, karena jarak mereka cukup dekat.
"Sorun değil" ucap Dija yang berarti 'tidak apa-apa', lalu ia bangkit berniat menolong gadis itu, tapi naas gadis itu malah menyuruh Dija pergi dengan berteriak,mau tidak mau ia harus pergi walau niat untuk membantu nya sangat besar.
Jangan lupa Vote dan komen nya!!
Maaf kalo agak garing. Soalnya kan masih awal, jadi....,nanti kan part selanjutnya wkwk
Next part???
Dari seseorang yang lagi
nunggu seblakSeeyou💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinea [COMPLETED]✓
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] cerita ini bukan hanya tentang aku, atau kamu, melainkan kita, tiga orang yang mempunyai sudut pandang berbeda. Melewati berbagai macam kata,kalimat yang menjadi sebuah Alinea. Jakarta,Indonesia - Konya,Turki // "Aku bisa m...