29.29

592 104 25
                                    

Setelah para sahabatnya kembali,Starlla saat ini sedang membaca novel di balkon kamarnya.

Entah ada angin apa,saat ini Starlla sedang terfokus memikirkan Deon.

Seperti digantung tapi bukan jemuran huhu><

Disisi lain Dirumah Deon....

"Assalamualaikum,HALO EPRIBADEH ANAK GANTENG PULANG"teriak Deon memasuki rumahnya.

"DEON!"

"HADIR IM HERE!"

"MAMAH ABANG JANGAN TERIAK TERIAK DEAN LAGI BELAJAR!"sahut Dean yang mungkin mulai terganggu di dalam kamarnya.

Mara dan Deon mengerutkan dahinya kemudian "KAMU JUGA TERIAK DEAN!"

Keluarga Somplak-_

"ASSALAMUALAIKUM, PAPAH PULANG"teriak seseorang dari arah pintu masuk.

"Plis deh ini rumah bukan hutan!"cibir Mara yang mulai jengah nggak anaknya bapaknya sama sama suka teriak,keturunan monyet kali yah.

"Iya tuh papah siapa sih!"

"Heh anak dugong,gw bapak lo!"

Deon menghadap Herman dengan wajah tanpa dosa,kemudian menampilkan senyumanya.

"Dih dih kenapa kamu kesambet jin iprit ya?"

"Punya bapak gini amat"gumam Deon yang dapat di dengar Herman.

"Heh!Bilang apa kamu tadi?"

"Hehe gak pak berjanda"

"Janda dimana?"

"Ibunda Mara,Ayahhanda Herman menanyakan janda yang di komplex yang bohay itu"ucap Deon dengan suara dikeraskan sehingga membuat singa betina ini ngamuk.

"OH JADI GITU?MALAM INI KAMU TIDUR DI LUAR!"ucap Mara final yang  membuat Herman memberenggut kesal dan melafalkan mantra ajaib untuk sang putra.

"Tapi--------"

"Gaada tapi tapian,mau tidur diluar malam ini atau ibu tambahin seminggu?"tanya Mara dengan spatula panas di tanganya yg membuat Herman bergidik ngeri.

"Iyaiya"

"Papah mau ke kamar Deon dulu"

"Jangan brantem disitu"

Setelah pasrah dengan final Mara,Herman memutuskan untuk ke kamar anak tercintanya itu.

Dengan derap langkah pelan Herman menuju ke kamar anak nya.

Herman hendak membuka pintu,tapi tidak apalah menguping anak sendiri

Herman mendengarkan keluh kesah Deon dibalik pintu kamar anaknya itu.

"Tang,Bintang"

"Gw sayang lo Tang,sayang banget,gw nunggu moment yang tepat aja buat balikan!"

"Gw gasuka ada yang deket sama lo,ada yang lebih tau tentang lo dripada gw!"

"Gw egois?iya gapapa Tang,gw egois tentang semua yang menyangkut lo!"

"Hati gw sakit liat lo nangis,liat psikis lo yang sekarang mulai terganggu,Maafin gw Tang"

Sedangkan Herman tersenyum penuh arti di balik pintu,dia tau yang dimaksud anaknya adalah Starlla,Bintang yang menerangi kehidupan Deon,Bintang yang menunjukan seberapa besar penyesalan seseorang ketika kehilangan,Bintang yang membuat Deon menjadi lebih hidup dan menjadi dirinya sendiri.

"Makanya kalo masih suka gak usah sok soan mau putus!"ucap Herman tiba tiba yang langsung masuk ke kamar Deon.

"Ngagetin ah ga like,komen aja"Ngaco Deon.

Herman berjalan kearah balkon kamar Deon,duduk di kursi yang memang disediakan disitu,otomatis Deon mengikuti sang papah ke arah balkon.

"Kamu tadi cerita soal bintang kan?"tanya Herman yang membuat Deon kaget.

"P--papah denger?"ujar Deon balik tanya  yang dibalas anggukan oleh Herman.

"Jadi cowok gaboleh gengsi,kamu Lihat?"ucap Herman sambil menunjuk Bintang yang paling terang.

"Bintang itu ibarat Starlla!"

Dahi Deon mengerut pertanda tak paham dengan ucapab sang papah tapi dia memasang kupingnya untuk mendengarkan perkataan orang tuanya.Karena jarang Herman mau diajak serius.

"Iya dia yang paling terang!Kamu tau kenapa?"

Deon sontak langsung menggeleng ketika pertanyaan itu muncul.

Dari tadi aja gw gak ngerti,sekarang malah ditanya, kamu tau kenapa?otak aing gak sampee sono (Batin Deon)

"Karena dia Bintang yang berhasil menerangi dan mengimbangi cahaya bulan,sama seperti Starlla bintang yang paling terang yang mampu mengubah semua yang ada dalam diri kamu,membuat kamu jadi dirmu sendiri,dan yang paling penting menerima kamu dalam keadaan otak setengah eror!"Ucap Herman panjang lebar disertai kekehan.

Deon awalnya takjub dengan penuturan Herman tapi dia sedikit kesal dengan bagian akhir.

"Ngasih motivasi,atau sarah boleh sih,tapi jangan ngehina juga dong,apalagi kalau itu fitnes!"cibir Deon.

"Fitnah Deon!"

"Oiya jantung anakmu typo pak!"

"Kalau suka tuh ajak balikan,jangan munafik sama perasaan sendiri!"Sinis Herman karena anaknya ini ikut keturunan Mara,yang gengsi mengakui perasaan sendiri.

"Iri bilang bos"

"Gak ada sejarahnya seorang bos, iri sama bawahan!"ucap Herman yang berlalu meninggalkan Deon.

Herman langsung naik ke ranjang Deon berbaring di sebelah kiri.

"Lah lah lah kok papah tidur disini?"heran Deon.

"Gak usah banyak cincong kamu,ini juga gara gara kamu!"sinis Herman.

"Ya---yakan tapi bisa tidur dikamar tamu,atau kamar Dean badan papah kan besar nanti Deon pengap"

Herman mulai jengah dengan ocehan anaknya ini yang menurutnya unfaedah.

"Mager!"ucap Herman singkat yang membuat Deon melongo.

"Tap---------"

"Tidur atau papah tidurin!"ancam Herman.

Deon langsung melompat dan menutupi diri dengan selimut,karena mendengar penuturan ambigu dari papahnya.

I Hate my mind.

Halo assalamualaikum:))
Maaf yah partnya pendek pendek hehe cape nulis:)

Buat ngehargain vote and komen yuk🌟🌟

Liat jumlah yang vote sama yang baca beda jauh kok rada nyesek ya?hehe.

Gapapa aku sayang kaliannn yang udah mampir baca❤❤❤

See you

Nandaa

Aimissyou Mantan [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang