Pagi pagi sekali terdengar suara pintu rumah terbuka. Tidak hanya itu, pintu kamar [Name] juga dibuka, lampu kamar dinyalakan, AC di kamar [Name] pun dimatikan
[Name] yang merasa terganggu membuka mata perlahan. "Siapa sih pagi pagi gini kampret banget."
"Siapa yang kampret, Adachi [Name]?" Suara lembut yang agaknya lama tak ia dengar mengagetkannya. Ia menoleh, dan dilihatnya sang bunda. Wah.. jadi ia mengumpati bundanya sendiri
"Loh, bunda?! Udah dateng? Mana ayah? Ngga kok, mana ada sih [Name] bilang kampret, mungkin masih mimpinya hehe." Hilih, jago banget ngelesnya
"Ayah lagi ngebangunin Yuto, [Name] bangun, mandi, bunda mau nyiapin sarapan, hari ini kamu sekolah kan?" Adachi Miyano, istri dari Adachi Ryouta, sekaligus ibu dari [Name] dan Yuto itu mengusap halus pipi [Name]
"Bentar bun, uang jajan [Name]..." bisa bisanya mikirin uang jajan
Miyano mendekatkan wajahnya pada wajah [Name]. "Kamu ketularan kakakmu yang suka keluyuran?"
"Ih, ngga kok bun, uang jajan [Name] udah abis hehe."
Miyano berdecak melihat kelakuan putrinya. "Yasudah, nanti bunda masukin ke tas aja uang jajannya."
Setelah sang bunda pergi, [Name] beranjak dari tempat tidurnya. Mengambil handuk yang sengaja ia sampirkan di kursinya, dan menuju kamar mandi
▪︎□▪︎
Hari ini [Name] pulang lebih awal, karena ada rapat guru. Ia sudah mengabari kakaknya yang katanya sedang mengikuti kegiatan klub
"[Name]-chan.. ada yang mau ayah tanya ke kamu."
[Name] yang baru saja sampai di rumah sedikit terkejut, namun langsung mengangguk mengiyakan
"Tanya apa yah?"
Ryouta mengisyaratkan [Name] untuk duduk. "Kakakmu Yuto, gak bolos sekolah kan?"
"Eh? Masa iya?"
Ryouta menghela nafas. "Ayah sama bunda pulang itu karena nilai Yuto yang naik turun, dan bentar lagi juga kenaikan kelas."
[Name] mengangguk paham. "Setau [Name] sih ngga yah, tapi gatau juga."
"Yaudah kalo gitu, seminggu lagi mungkin ayah ke London, bundamu juga ikut ayah, gapapa kan?"
"Gapapa sih yah, tapi.."
"Uang saku? Tenanggg! Ayah usah transfer ke rekening kamu, jangan bilang Yuto atau bunda, nanti ditagih juga, bangkrut ayah."
[Name] tertawa. "Sip sip yah, bisa diatur."
▪︎□▪︎
Isekai
"Ada apa ini, Akabane Karma-kun?" Sosok tua itu. Gak enak nih kalo disebut tua tua mulu. Yasudah, sebut saja Hendou Ichinose. Ichinose bertanya pada lelaki di hadapannya
"Ketua, saya tidak akan dijadikan alasan seseorang terbunuh kan?" Ichinose menaikkan alisnya
"Kau sudah tau ya?"
"Ya jelas lah kakek, hellow anda meremehkan kemampuan agen intel saya?"
"Kamu, kebanyakan bergaul sama Calvien ya." Ichinose menghampiri Karma
"Wew, situ cenayang ya?" Karma membuat wajah yang agak aneh, tapi ttp ganteng kok bang
"Tuhkan bener, ajaran sesat." Ichinose menggelengkan kepala mendengar ucapan yang keluar dari mulut Karma
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming Your World『 Akabane Karma 』
Fanfiction[Name] memimpikan seseorang, seseorang berambut merah yang mengesalkan Tapi di bangku SMP [Name] mengetahui, bahwa lelaki yang ia impikan itu adalah sebuah karakter anime Dan secara tiba tiba saat liburan sekolah, nyawanya diincar oleh seorang Shini...