Perkenalan

14 4 0
                                    

Sedikit tambahan untuk melanjutkan cerita sebelumnya, beberapa hari menuju hari selesainya masa taman kanak-kanak. Aku bertanya pada Rara di mana ia akan melanjutkan sekolahnya, ia hanya bilang "aku ga tau Ge, gimana Mama Papa aja", pada saat itu aku tidak terlalu peduli toh nanti pasti ketemu lagi. Kenyataannya tentu saja tidak, sudah lima belas tahun berlalu dan aku masih belum menemukan dia ada di mana. Bahkan dengan mudahnya akses sekarang melalui media sosial aku tetap tidak bisa menemukannya. Mencoba mencari namanya di kolom pencarian media sosial hanya menambah keraguan pada diriku masa sih ini si Rara.

Perkenalkan namaku Ghilbran, orang-orang biasa memanggilku Ge. Sekarang aku adalah mahasiswa semester akhir jurusan komunikasi. Cukup aneh memang, jika aku mengingat kembali ke masa kecilku, seorang anak yang selalu diolok oleh teman-temannya berhasil tumbuh dan menjadi manusia yang cukup percaya diri untuk tampil dan berkomunikasi dengan orang banyak dan baru. Oh ya, sekarang juga aku sudah tidak lagi dipanggil gajah bengkak, olok-olokan itu berhenti saat aku kelas empat SD sepertinya, saat itu badanku menjadi kurus. Mungkin karena aku menjadi anak yang jarang makan dan suka bermain keluar rumah, bermain sendirian tentunya.

Pada saat itu aku belum menemukan teman kembali setelah Rara, aku hanya menghabiskan waktu bermainku untuk berjalan kaki sendiri mengelilingi perumahan, lalu masuk ke kebun milik orang lain dan menganggap diriku seorang petualang. Tak jarang aku harus dikejar pemilik kebun yang marah karena aku mencabut pohon singkongnya dan mengambil singkongnya yang sebenarnya belum siap panen, konyol memang.

Aku melakukan itu semua untuk mengatasi rasa kesendirianku karena suasana rumah yang sepi masih tetap aku rasakan. Tiap aku pulang ke rumah pun aku selalu dimarahi dan dibentak oleh Ibuku. Tak jarang aku mencoba kabur dari rumah tapi selalu saja gagal, bukan. Bukan karena orang rumah mencariku, tapi karena ada warga yang melihat aku sudah berjalan cukup jauh dari rumah, pada saat itu mereka semua aku anggap menyebalkan tapi sekarang aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah mencegahku.

Selain berkuliah dan berharap skripsiku secara mendadak selesai, aku juga bekerja sebagai seorang penulis untuk beberapa portal berita anak muda. Aku memiliki impian untuk menjadi seorang penulis yang berhasil karena selain hobi entah mengapa aku baru menyadari bahwa aku memiliki ketertarikan dibidang menulis saat aku SMA kelas dua. Pada saat itu aku teringat, ketika aku masih TK aku senang sekali menulis lirik lagu dan mungkin surat cinta. Ibuku memarahiku dan memintaku untuk membuang itu semua, masih kecil sudah cinta-cintaan! katanya.

 Ibuku memarahiku dan memintaku untuk membuang itu semua, masih kecil sudah cinta-cintaan! katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini aku sendiri,

Senangku berakhir siang tadi,

Ketika bel tanda pulang berbunyi,

Saat semuanya harus pergi.

Namun, tak apa esok akan pagi,

Aku akan kembali bahagia lagi,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pria Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang