Papaaa...

8.4K 720 58
                                    

Cast Keisha Putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast Keisha Putri

Aku mengusapi dahi Keisha yang masih lelap terpejam usai diberikan obat via infusan. Panasnya belum bergerak turun yang membuat aku masih saja cemas.

Tak ku pedulikan sosok tinggi tegap yang masih saja bersidekap diujung kasur. Aku masih merasakan tatapannya yang terus mengarah kepadaku dengan frontal.

Mbak Sri, yang berdiri disebrangku, menatap aku dan sosok itu bergantian diam-diam. Sepertinya ia ingin bertanya tapi tak berani.

Hingga seorang suster menghampiriku dan menyampaikan kalau dokter ingin bicara. Aku langsung mengiyakan dan menitipkan Kei pada mbak Sri.

Perlahan aku melewati sosok tinggi tegap itu dan berjalan menuju meja dokter yang berada tepat diluar ruangan Keisha terbaring.

Ketika aku duduk menghadap dokter, aku ikut dikagetkan ketika sosok itu ikutan duduk disebelahku masih dengan tangan bersidekapnya.

"Pagi Ibu, Bapak.."

"Pagi dok.." sahutku pelan

Duh, kenapa juga dia ikutan gabung sih ya? Kan aku jadi bingung ini menghadap dokter.

"Maaf Bapak Ibu, sepertinya Pasien harus dirawat inap sementara. Kondisi panasnya harus dicari pencetusnya apa. Nanti sebentar lagi kita ambil darahnya untuk dicek Leukositnya atau parameter lain yang menyebabkan panasnya setinggi itu. Apalagi dengan riwayat pernah kejang yang Ibu bilang ya, harus segera dicari sumbernya.."

Ku tutup mataku pasrah lalu kembali memandang dokter dengan pandangan berembun.

"Lakukan Dok, jika memang itu yang terbaik. Tolong selamatkan anak saya Keisha.."

"Baik Bu, tolong diurus ya pendaftaran rawat inapnya. Ini surat pengantarnya.."

Aku mengambil berkasnya lalu berdiri.

"Terima kasih Dok.."

Kembali aku menghampiri Keisha dan mbak Sri yang setia menungguinya.

"Mbak, Kei harus dirawat. Saya ke ruang pendaftaran rawat inap dulu ya, titip Kei.."

"Iya teh.."

Bergegas aku keluar dari ruangan IGD dan berjalan menuju pintu lift dimana ruang admission rawat inap berada. Kebetulan ruang admission hanya berbeda gedung dan harus melewati pintu lift untuk menyebrang.

Tak ku sangka, tanganku tetiba direngut kasar dan akhirnya wajahku dan bosku saling menatap dengan jarak hanya selemparan batu.

"Kamu sudah nikah? Itu anak kamu?" Cicitnya terdengar amat kesal

Aku menatap sosok yang tengah mendelik marah ke arahku, dengan tatapan pasrah menerima kemarahannya.

"Kalau iya kenapa, Bapak ada masalah?"

Hello Keisha!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang