Dengan terengah-engah, aku tiba kembali di meja kerjaku dan mendapati pak Kaivan berdiri dengan netra tajamnya.
"Kamu!" Serunya sengit.
Ya aku tahu. Aku terlambat 15 menit dari rencana izin 1 jam yang aku ajukan.
"Siapkan materi rapat Wiguna! Kita berangkat sekarang."
Kacung bisa apa? Selain mengangguk dan menyiapkan berkas rapat dengan PT Wiguna.
Tak lama Pak bos masuk kembali ke ruangannya dan keluar lagi dengan tablet kotak ditangannya.
"Langsung!"
Kembali aku mengangguk pasrah.
Sepanjang jalan, pakbos menekuri tabletnya tiada henti. Sesekali dia menelfon entah siapa. Aku yang duduk didepan, disamping pak Pri, tengah berusaha menenangkan perutku yang mulai menagih diisi. Yap, aku sampai lupa makan siang hanya demi membereskan urusan Kei disekolah tadi dan berlanjut mendampingi bos rapat kali ini.
Setidaknya pengorbananku untuk tidak makan siang, membuatku lega saat ini. Keisha sudah mau dibujuk dan aku berjanji akan membuatnya bicara dengan Papa yang dia rindukan.
Memang tidak ada yang mengejeknya tentang tidak adanya Papa dalam foto keluarganya. Tapi melihat semua teman-temannya memamerkan foto Papa mereka, Keisha anakku menjadi malu dan sedih juga.
Makanya tadi dia mogok melanjutkan belajar dan memilih tinggal di Perpustakaan sekolahnya. Dan hanya kepadaku dia mau cerita tentang kegalauannya.
Arrghh, lagi-lagi sebuah janji yang entah kapan bisa direalisasikan. Mataku sontak berkaca-kaca akhirnya.
Maafkan Mama Kei, maafkan!
"Chayra, sudah sampe! Ngelamun saja kamu!"
Sebuah teguran keras hampir melonjakkan badanku.
Elah bos, ingetin sih ingetin. Gak usah pake ngagetin.
"Sabar ya mba. Mas Kaivan emang seperti itu. Tapi dia baik koq sebenarnya.." desis Pak Pri menghiburku ketika sosok bos galak itu sudah keluar dari mobil.
"Iya Pak. Makasih.." balasku sambil tersenyum kecil.
Aku memang harus menerima pekerjaanku sebagai sekretaris dan kegalakan si bos itu satu paket. Sudah 3 tahun aku bertahan dengan segala macam keruwetan pekerjaan ini dengan penuh kesabaran.
Aku sadar diri bahwa aku ada tanggung jawab yaitu menghidupi Keisha dan membesarkan permata hatiku itu. Apapun kepedihan dan rasa sakit hati ini, harus aku telan bulat-bulat. Tak peduli sekeras apa, aku pasti bisa melewati semuanya.
Ku ikuti Pak Kaivan yang berjalan tegap memasuki sebuah lobi perkantoran megah dan besar.
Sekilas aku membaca profilenya PT Wiguna ini. Sebuah perusahaan pemasok material komponen listrik kurang lebih.
Akhirnya kami tiba di Lobi yang terlihat elegan dan cukup futuristik ini.
"Chayra!"
Aku mendekati pak bos yang tengah menatapku tajam.
"Kamu bantu catat notulen rapat includ poin per poin dari setiap kesepakatan. Jangan sampai terlewat!"
"Baik Pak.."
"Ingat, jangan sampai ada yang miss! Kalau ada yang terlewat, saya potong gaji kamu 30%"
Elah Bos, doyan banget main ancem potong-potongan. Ckckck..
"Baik Pak.."
Hingga seseorang muncul dan langsung meneriakkan nama bosku dengan penuh semangat. Perempuan, memakai rok super pendek dengan rambut berwarna keunguan. Gile bener, orang kaya mah bebas kali ya!
"Kaivaannn!!!!"
Netra bosku menyipit dan menatap takjub perempuan seksi didepannya.
"Rhesa?"
Dan mi apa mereka berpelukan akrab begitu didepanku.
"Apa kabar kamu? Gak ada kabarnya di group Alumni!" Seru perempuan itu usai pelukannya dilepaskan paksa oleh bosku.
"Baik. Sibuk!"
"Elaah, emang dari dulu loe paling males kumpul-kumpul. Kalau gak ada undangan tender begini, mana mau loe ke sini kan?"
Pak bos ku hanya mengangguk kecil sama temannya itu.
"Itu siapa?" Tanya perempuan itu ketika melihatku.
"Sekretarisku. Kenalkan, Chayra!"
Ada tatapan penuh penilaian dengan mata memicing dengan mulut mengerucut.
"Loe tuh selera sekretaris masa begini. Gembrot gak berbentuk kek odading. Gw aja deh jadi sekretaris loe!"
Mulut loe!! Beneran kagak sekolah.
"Tanya dia aja mau diganti gak?"
Hah? Si bos bilang apa?
"Ishh loe tuh, loe bosnya lah. Kalau dia sih pasti nolak kalau gw ganti kan?"
"Itu loe tahu.."
Mi apa bos galak aku itu menjawabnya seenteng itu. Aduh, jadi pengen ketawa kan jadinya.
"Ihhhh Kai, ayolah, gw bosen pengen cari suasana baru. Gw jadi PA loe aja ya gimana?"
Pak Kaivan menggeleng kecil sambil menahan senyum.
"Gw bukan seleb lah, pake PA segala.."
"Ish Van, loe tuh yee.. punya sekretaris tuh yang seksi dong kek gw. Masa iya sekretaris CEO bobotny ngeri kek dia. Udah deh, gw jadi sekretaris loe plus plus juga okeh. Boleh kan?"
Aku yang jengah mendengarkan pembicaraan gak berbobot itu, memilih berdiri lalu beranjak keluar dari ruang tunggu di Lobi ini. Serahlah mereka mo ngomongin apa juga, masa bodo!
Aku yang tadinya hendak ke resepsionis mampir barangkali mereka punya permen atau apa, mendadak ciut. Netraku menangkap sesuatu yaitu melihat seseorang yang baru datang dan bergerak menuju pintu lift.
Pandanganku membulat dengan tangan yang otomatis membekap mulutku supaya tidak bersuara apapun.
Dia kan?
Jangan bilang kalau bosku mau rapat sama dia?
Duh!
.
🌻🌻🌻
Maafkan, ideku lagi muter-muter dikisah ini nih.
Btw, sudah pada follow akyu kan bebs?
Smangatnya Manaa??
🥰😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Keisha!
Chick-LitTidak mudah menjadi single parent dengan segala dinamikanya yang membuat hidup Chayra jumpalitan tak karuan. Dia akan selalu mengingat malam penuh kebodohan yang menjadi awal petaka dari semuanya. Kenikmatan dan kisah satu malam yang diecapnya sesaa...