Tidak seperti biasanya, Arthur mendelik tajam disertai keangkuhan dan pengabaian terhadap Francis yang datang dengan wajah berseri. Arthur memang cuek, sombong dan dingin, tapi sikapnya yang barusan lain dari dingin yang biasanya.
"Mon amour—"
"Jangan sekali-kali memperlihatkan batang hidungmu di depanku, Pembohong!"
"Arthur ...."
Barusan dia mendengar kata ... pembohong?
Kemungkinan besar Arthur tengah menerima tumpukan tugas negara, atau sesuatu seperti salah-satu anak angkatnya yang menjadi kurang ajar. Tidak ... biasanya dia akan datang dalam keadaan mabuk lalu berceloteh mengenai apa saja yang menimpanya. Kemudian Francis, akan dengan senang hati menghibur dan mencumbunya.
Lalu, kenapa tiba-tiba mengatainya pembohong?
Di suatu malam, kunjungan rutin dengan dessert sebagai buah tangan, di hari itulah dia tahu kenapa Arthur menyematkan panggilan "pembohong".
"Kau tidak mengerti apa yang kukatakan sebelumnya?" Arthur menghadang tepat di muka pintu, menatap dingin disertai keengganan bertemu yang kentara sekali kelihatan.
"Kau pikir aku akan pergi begitu saja?" Francis yang terkadang tidak peka—jika belum tahu akar permasalahan—akan terus mengganggu Arthur apapun situasinya, sampai membuat kekasihnya itu kembali bersikap normal.
"Piss off. Silakan pergi!" Ini sangat aneh, karena emosi Arthur begitu menggebu (dengan cara khas tentunya).
Mengangkat kotak dessert yang ia buat dari tokonya, Francis melangkah masuk. "Kau akan suka apa yang kubawa! Aku membawa sebuah—"
Tangan datang dan menarik dasi, Francis membuka mata amat lebar saat Arthur berkata, "Aku tidak peduli padamu lagi, Pembohong!" Dengan cepat dan bertenaga, didoronglah Francis terus jauh ke belakang menuju pintu yang masih terbuka."Kau kenapa?! Katakan! Atau selamanya aku akan salah paham!" kedua tangannya yang selalu dipakai memasak itu mencengkram dinding dan pintu.
"Salah paham?" Arthur mengejek, dengan senyum sarkas dan tawa serupa. Buru-buru dia rogoh saku, memperlihatkan satu foto di dalamnya.
Francis mematung memandang moment yang tercetak dalam gawai.
"Look! Kau tak bisa beralasan lagi!"
"Itu tidak seperti yang kelihatannya, Mon Cher. Kau salah paham!"
"Aku. Tidak. Salah. Paham!" Telunjuk menunjuk, suara menekan satu per satu kata, mempertegas maksud ucapan.
"Oui, kau salah paham!"
Arthur menggeleng heran, bisa-bisanya Francis mengaku setia tapi pada kenyataannya berfoto dengan banyak wanita juga pria.
"Aku membenci pembohong. Keluar!"
Gawai yang digenggam Arthur adalah milik Francis. Jadi itu, dia ... cemburu? Betapa menggemaskannya. Francis berjalan mendekat, Arthur menghajarnya sampai terdengar suara mengerikan yang biasa terjadi jika sudah berbentur antara kepalan tangan dengan tulang pipi.Francis meludahkan darah ke samping. Merebut gawai dan melemparnya sampai hancur berceceran.
Arthur terkejut di tempat.
"Hukum aku, Albion. Aku tak butuh ponsel itu lagi jika kau terluka. Aku takkan mengambil gambar lagi." Francis tersenyum lembut padahal sudah dibanting dan sentak.
Memanas wajah Arthur ketika Francis berlutut dan menggenggam tangannya disertai kata-kata yang membuag Arthur nyaman juga bahagia.
"Aku dapat membuktikan, jika kau mendapatkan kabar burung aku bermain nakal di belakangmu, itu salah. Aku akan membuktikannya, beri aku kesempatan." Francis mengecup tangan ramping itu.
"Idiot ...." Itu saja sudah meluluhkan hatinya.
--End
A/N :
Hello, selamat sore! Collab FrUk selanjutnya. Ayo cek cerita tak kalah manis dan menarik Galaxy_Trip
Jadi di sini memakai prompt yang kita kumpulin. So, enjoy~

KAMU SEDANG MEMBACA
Bonbons [FrUk]
Fanfiction[Hetalia Fanfictions] [France x UK] ... Konon katanya, romansa pun bisa lebih manis dari permen. ... HETALIA © Himaruya Hidekaz Story © Shiina Collab with @Galaxy_Trip