Sebagai seorang mahasiswa, Francis membutuhkan dana lebih untuk uang sakunya kelak. Dan yah, dia lebih suka membeli hal yang diinginkan dengan uang sakunya sendiri, hasil keringat sendiri. Walau alasan sebenarnya ialah, tak ada uang tambahan dari orang tua.
Di kala itu liburan semester, ada kenalan ayah yang membutuhkan pengasuh. Kesempatan langka, hanya menjaga balita usia 5 tahun. Mudah! Adiknya saja sangat nempel dengan dia, apalagi bocah yang umurnya baru 5 tahun. Francis menerima tawaran yang akan ayahnya itu beri ke orang lain.
"Oh la~ itu mudah. Yang penting aku digaji, ohonhonhon!"
Francis tak tahu saja, anak seperti apa yang akan ia asuh selama tiga bulan nanti.
Seorang anak diperkenalkan, berbalut jaket hijau dan berwajah cemberut. Parasnya menggemaskan, putih kulitnya, bersinar rambutnya, terpancar warna jernih di bola matanya.
"Arthur Kirkland. Dia agak bandel."
"Pangeran kecil ini? Bandel? Mustahil." Francis berlutut satu kaki, menatap penuh senyum pada anak lelaki yang mirip boneka itu. Arthur kian sembunyi di belakang kaki ayahnya.
Benar, anak itu begitu bandel.Bulan-bulan pertama kejahilan Arthur.
Francis yakin betul uang sakunya akan membengkak saat akhir bulan nanti. Kenapa begitu? Karena rumah si empunya anak ini begitu megah, luas dan mewah. Sudah terpikirkan akan membeli apa saja kelak ketika gajihan. Oh dasar!
Arthur berjalan menelusuri halaman, Francis menemaninya. Awal menjadi babysitters Francis terbilang banyak bicara, sedangkan Arthur diam memainkan taddy bear dipangkuan. Boneka kelinci diseret, langkah kaki si kecil pendek-pendek, namun agak cepat. Francis terus mengikuti. Dua jam mereka menelusuri halaman sampai Arthur menangis menjerit tatkala saudaranya pulang dari sekolah.
"Lho? Eh?" Francis kalangkabut berjongkok menghampiri Young Master.
"HWAAH! BROTHER! ORANG INI JAHAAAAT!"
"EHHH?!"
Diakhir bulan pun Francis tidak mendapatkan apa yang dia khayalkan. Hanya karena Arthur yang mengadu pada Ayah bahwa Francis tidak mengasuhnya sebagaimana seorang pengasuh. Alias tidak memperlakukannya sebagai raja.
"Anak ini ... kejam." Francis mematung melihat Arthur yang duduk dipangkuan ayahnya dengan angkuh dan menjulurkan lidah.
"Ta-tapi juga menggemaskan, merde."
Bulan kedua, Francis waspada melihat pergerakan bocah itu."Mau?" Tapi anak itu menyodorkan biskuit ke mulutnya dengan tampang lugu nan polos. Tak sampai hati mengabaikan tawaran menggemaskan itu.
"Merci~" Francis sedang menjaga anak itu di halaman rumah, dibawah pohon rindang yang sejuk. Biskuit disodorkan, mulut pun mendekat untuk meraup. Eh ternyata, isinya semut semua. "AAARTHUUUUR!"
Bocah nakal itu melompat terbirit meninggalkan TKP sembari terbahak. Kejahilannya tak berhenti sekali dua kali, tapi cerdasnya bocah itu selalu memakai pola ketika jahil. Ketika Francis waspada, dia akan sangat menggemaskan membuat Francis mengurusnya bak pembokat terhadap majikan. Disaat Francis lengah, kejahilan pun membabi buta dilaksanakan.
Waktu menginjak tiga bulan lamanya....
Francis kelelahan mengejar bocah itu yang berlarian menangkap capung.
"Hei, Idiot, kalau kau tidur disana, aku akan menjahilimu labih dari yang tadi!"
Baru kali ini Francis jengkel betulan pada anak kecil. "Young Master, waktunya bobo siang!"
"Apa? Aku baru bangun!"
"Waktunya minum susu!"
"Kau gila? Aku baru saja beres sarapan!"
--The End--

KAMU SEDANG MEMBACA
Bonbons [FrUk]
Fiksi Penggemar[Hetalia Fanfictions] [France x UK] ... Konon katanya, romansa pun bisa lebih manis dari permen. ... HETALIA © Himaruya Hidekaz Story © Shiina Collab with @Galaxy_Trip