Dabak, gelaba drama menyangga anggara.
Fana akan aksara bergrilya. Bahwa itu sebuah rancu.
Tuan yang bertajuk batara.
Tengah rintik rinai dan afsunnya, kudekap tanpa tanya.
Lalu, buntara rindu menjunjung senyum halim.
Menyajikan sepiring diksi diksi kering.
Tika daksa sedang terbaring.
Arta atas rindu keras kepala.
Sedang tuan, tak berandang marasa.
Sebagai perawalan babak pancakara kata.
Pada perjalanan swastamita.
Eulogi bukanlah kiani yang sekala.
Tentunya, jamanika waktu mencabar senja nan bumbunya.
Secara sepihak, tanpa tanbitat nyata.
Tuan kama, sesuatu ini mungkin akan sangat leluasa palawa.
Bergulut gulut rudira reswara menanggulangi aksara tua.
Hujan kian pancaroba.
Sebagai tamsil yang sering terdengar sebelumnya.
Digores dengan ditempah agar niskala.
Tuan pemilik rindu yang satu.
Asmi melihat temaram kolerasi saat ini.
-04/12/20-
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjatuhkan Memori Bisu
PoetryIni adalah puing rindu yang masih tersisa. Dari tahun ketahun akan membara. Maka, akan aku goreskan sedikit, agar kalian mengerti. " Bertapa tak mudah menghindari Nostalgia di kehidupan ini "