Dengan langkah gontai Xiao zhan masuk ke gedung Apartemen Dokter Wang,jam tangannya menunjukkan pukul 9 malam saat ia berada tepat dipintu Apartemen yg sudah ia huni lebih dari 1bulan ini,Xiao zhan segera menekan beberapa angka kemudian pintu itu pun terbuka
" darimana? Kenapa pulang terlambat?" Pertanyaan Wang yibo membuatnya tersadar dari pemikirannya
" maaf Dok... aku berkunjung ke makam orang tuaku dulu,dan diperjalanan juga sedikit macet..." jelasku,Dokter Wang menghampirinya dan menyodorkan secangkir teh hijau beraroma melati pada Xiao zhan
" minumlah dulu,kata Kuan ge teh ini bisa meredakan mualmu..." Wang yibo mendudukkan Xiao zhan di sofa
" terimakasih Dok.." Xiao zhan kemudian meminumnya,wangi dari aroma teh tersebut membuatnya sedikit rileks dan tenang
" kenapa wajahmu lesu begitu,apa ada sesuatu yg membebani pikiranmu?" Tanyanya khawatir
" tidak ada Dok...aku hanya kelelahan saja,aku ingin segera kekamar Dok..." pamit Xiao zhan setelah menghabiskan teh di cangkirnya
"Hm... segeralah mandi aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita..." ucap Yibo
" kau makan sendiri saja Dok,aku sudah makan diluar tadi..." setelah mengucapkan itu Xiao zhan pun segera masuk kekamarnya,ia membuka pakaiannya dan segera masuk kedalam kamar mandi,didalam kucuran air yg membasahinya tubuh Xiao zhan mulai merosot dan memeluk lututnya sendiri mengabaikan perutnya yg mulai terasa perih karna belum terisi,ia barusan berbohong saat berkata pada Dokter Wang ia sudah makan,bagaimana ia masih berselera dengan makanan saat pikirannya mengingat ulang penjelasan sang Dokter wanita itu Hamil?! Lucu sekali bagaimana ia bisa percaya kalo ia sedang hamil sedangkan dirinya sendiri adalah lelaki tulen,tapi sekuat apapun ia berusaha menyangkal tapi itulah yg benar² terjadi dan parahnya lagi,ini adalah anaknya dengan pria br*ngs*k itu....,benar² indah permainan takdir yg ia jalani saat ini.
Xiao zhan menangis pilu,isakannya teredam dengan suara gemericik air yg menimpah tubuhnya,sudah hampir 30 menit ia setia dengan posisi berjongkok dan memeluk lututnya sendiri hingga kakinya pun kini seolah mati rasa,mungkin setelah ini ia akan demam.
💛💛💛
Sudah 3 hari berlalu dan Xiao zhan semakin pendiam,keceriaan yg selama ini selalu melekat padanya berubah drastis dengan keterdiamannya,itu membuat tanda tanya besar dalam hati Wang yibo
" Zhan kau kenapa? Ceritakan padaku kalo kau ada masalah,mungkin aku bisa memberimu solusi.." tanya Wang yibo,saat ini hari minggu sehingga Wang yibo bisa bersantai dengan tenang dalam apartemennya sedangkan Xiao zhan sendiri akan pergi ke kafenya saat jam 11 siang,keduanya kini berada di sofa depan televisi melihat acara yg dipantulkan pada layar datar itu tapi Xiao zhan hanya memandanginya tanpa minat
" tidak Dok...aku.baik² saja..." bohongnya
" benarkah? Bagaimana kondisimu? Kau masih sering mual dan pusing?" Tanyanya lagi
" mualku sudah jauh berkurang,aku juga jarang merasakan pusing lagi,anda tidak perlu mengkhawatirkanku Dok,aku bukan pasienmu lagi.."
" kalo kau tau kau bukan pasienku kenapa masih memanggilku Dokter,kenapa tidak memanggil namaku saja,Wang yi, yibo, ato gege mungkin..."
" mungkin aku sudah terbiasa memanggilmu dengan sebutan itu,jadi aku sulit mengubahnya.."
" biasakanlah memanggilku gege,aku ingin kau memanggilku dengan sebutan itu..." Yibo mengusak rambut Xiao zhan
" baiklah Dok- eh gege maksudku..."
" aku senang mendengarnya,,," Wang yibo pun menyandarkan kepala Xiao zhan pada bahunya,ia senang bisa menikmati waktu berdua seperti ini dengan Xiao zhan,ntahlah perasaan apa yg ia rasakan saat ini,rasa sayang dan ingin selalu melindungi itu yg ia rasakan saat bersama Xiao zhan,walopun remaja ini terlihat ceria dan bersemangat namun bagi Wang yibo Xiao zhan adalah sosok rapuh yg menyembunyikan dirinya dibalik senyum dan keceriaannya,mungkin ia tak ingin membuat sekelilingnya merasakan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Wang (Tamat Di Pdf)
FanfictionWang yibo dokter tampan dengan sejuta pesona,semua wanita dengan mudah bertekuk lutut padanya,namun tak ada seorang pun yg mampu meluluhkan hatinya hingga saat dimana ia tidak sengaja menangani salah seorang pasien kakaknya. iba dan simpati itu yg p...