Esoknya, seperti biasa aku pergi kesekolah. Menaiki bus, lalu turun di depan sekolah, dan seperti biasa bertemu Evelyn di depan sekolah. Namun, tidak seperti biasa, aku harus berpura-pura menjadi pacar Evelyn agar dia tidak diganggu oleh para lelaki buaya di sekolah. Aku menggandeng tangannya, lalu berjalan memasuki sekolah. Ketika kami memasuki sekolah, semua mata memandangi kami berdua. Namun aku tidak peduli dengan itu semua, dan terus berjalan menuju kelas. Saat sampai di kelas pun kami berdua masih dipandangi oleh semua orang. Aku masih tidak peduli dan mengambil HP ku dari dalam kantong.
"Oi Lynn" Panggil ku memecah keheningan.
"Nyaut, kenapa?" Jawab Evelyn dengan malas sambil memainkan hpnya.
"Pengen nanya, kalau lu di ajak naik motor mending motor sport apa matic?" Tanya ku dengan sungguh-sungguh.
"Hmmm, pertanyaan sulit" Jawab Evelyn lalu mematikan hpnya. "Kalo gua yah, mending naik sport kalo mau kece, kalo mau gaya ya mending naik sport, tapi kalo mau simple naik matic juga gapapa, matic matic sekarang juga bagus bagus" Lanjut Evelyn menjelaskan.
"Oh gitu? Jadi kalo ditanya mending sport apa matic jawaban lu?" Tanya ku sekali lagi mencoba meyakinkannya.
"Sport, hehehe" Jawab Evelyn sambil cengengesan.
"Ooh gitu, oke deh thanks Lynn" Jawab ku lalu melanjutkan memainkan hpku. Evelyn masih menatap ku curiga.
"Di, lu kenapa tanya begitu? Lu mau beli motor?" Tanya Evelyn sambil membenarkan duduknya menghadap ke arah ku.
"Hah? Ngga ah, nanya doang. Salah?" Jawab ku dengan tidak memperhatikannya melainkan memperhatikan HP ku.
"Hmmmm, boong lu ya? Mau beli motor kan lu?" Tanya Evelyn tanpa henti.
"Kan gua udah bilang, kagak Lyn kagak, buset dah" Jawab ku dengan nada kesal.
"Hehehe, santai pak" Balas Evelyn dengan cengengesan.
"Yeuuu" Balas ku. Entah kenapa dia selalu terlihat cantik setiap saat. Bahkan saat cengengesan begini pun dia masih memperlihatkan aura cantiknya. Ah, andai aku bisa memilikinya tanpa harus mengorbankan persahabatan kita. HufttKringg. Bel tanda sekolah telah usai pun berdering. Aku membereskan buku-buku serta perlengkapan ku dan kumasukkan kedalam tas. Setelah selesai beberes aku melihat kearah Evelyn dan dia sudah siap dengan jaket merah kesayangannya dan tasnya yang sudah tergantung di pundaknya.
"Wuih, tumben princess udah siap" Kata ku sambil melihat Evelyn yang sudah berdiri hendak meninggalkan bangku.
"Oh tentu, yuk pulang!" Jawab Evelyn dengan singkat.
"Santai bu buset dah" Sahutku sambil menggendong tas ku lalu berjalan meninggalkan bangku lalu berjalan keluar kelas. Sesampainya di gerbang, aku hendak memberhentikan angkot sampai aku mendengar seseorang berteriak.
"EVELYN!!!!!!" Teriak orang itu dengan sangat kencang sampai semua orang memperhatikan nya. Aku dan Evelyn kebingungan saat seseorang memanggil namanya. Ketika orang tersebut sampai di depan kami berdua baru lah aku tahu siapa yang berteriak memanggil nama Evelyn. Dia adalah Rendy, ketua OSIS dan bisa dibilang seleb sekolah ini. Aku pun kebingungan 'Rendy, seorang seleb sekolah menghampiri Evelyn? Untuk apa?' tanya ku dalam hati.
"Lynn....." Panggil Rendy sambil terengah-engah karena dia berlari dari lapangan ke gerbang hanya untuk mengejar kami.
"Kenapa Dy?" Tanya Evelyn dingin.
"Lu....mau pulang?" Tanya Rendy yang masih terengah-engah.
"Emang lu pikir gua mau ngapain?" Jawab Evelyn yang tentu saja dengan sikap dingin dan muka datarnya.
"Eheheheh....." Entah ada apa dengan orang ini tapi dia masih terengah-engah daritadi tanpa henti. Kurasa dia mengidap asma.
"Kenapa dy?" Tanya Evelyn memecah keheningan.
"Pulang....bareng....pulang bareng gua yok!" Jawab Rendy dengan semangat sambil mengatur nafasnya.
"Tapi gua udah mau pulang sama Aldi" Jawab Evelyn sambil menunjukku.
"Naik apa? Angkot?" Tanya Rendy dengan nada yang sedikit menusukku.
"Umm, iya, kenapa?"
"Pulang bareng gua aja, naik motor, cepet sampe"
"Tapi Ren, Aldi......."
"Udah gua gapapa Lyn, lu sama Rendy aja, gua sendiri" Jawabku sambil tersenyum palsu.
"Nah kan, gapapa, yuk Lyn" Balas Rendy sambil menarik tangan Evelyn.
"Eh, eh...i-iya Ren...Aldi gua duluan yaaa sorry gabisa pulang barengg" Sahut Evelyn menjauh.
"Iyaaa gapapa Lyn, hati-hati luu!!!" Jawabku sambil berteriak.
"Okeee!!!" Balas Evelyn. Tak lama kemudian muncul lah suara bising yang jika kalian berada di belakang sekolah pun kalian masih mendengarnya. Yap, tidak salah lagi. Itu adalah suara knalpot motor milik Rendy. Motornya cbr250rr kalau aku tidak salah ingat. Dia memang berasal dari keluarga kaya. Bahkan motor itu adalah salah satunya. Tak lama kemudian motor itu keluar dari gerbang sekolah dan melesat dalam kedipan mata. Aku memandangi nya, masih memandanginya. Perlahan hatiku rapuh melihat Evelyn tertawa bersama orang lain bukan bersama ku. Aku pun memberhentikan angkot lalu pulang ke rumah. Di perjalanan pulang pun aku memotivasi diri ku sendiri agar semangat kerja dan mencari uang.

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN TAPI, MARRIED?
RomansaAldi, seorang laki-laki normal yang sekolah di SMA Angkasa, memiliki seorang teman perempuan yang bernama Evelyn. Seiring berjalannya waktu, Aldi menyimpan rasa pada Evelyn. Hingga pada suatu insiden, Aldi harus menembak Evelyn untuk menjadi pacarny...